14. Khawatir

39 4 1
                                    

"Sadar la! " pandu khawatir melihat tubuh lemah dan basah lala terbaring di kasur empuk uks. Saat itu lala sedang diperiksa guru kesehatan lulusan kedokteran.

"Tenang pandu... Kamu keluar aja dulu! Saya mau mengganti seragam lala takutnya entar masuk angin terus bisa tambah parah. " pandu mengangguk dan keluar dari ruang uks yang serba putih.

"Lala gue khawatir sama elo. " kesah pandu duduk di depan pintu uks dengan mata berkaca-kaca. Tak lama kemudian fandi datang dengan berlari kearahnya.

"Abang!! "

"Kok lo ada disini?? "Heran pandu.

"Tadi kata kak bastian. Abang kesini sambil nggendong lala terus lalanya pingsan. Jadi gue khawatir lah... " jelas pandu.

"Ooh... Gitu... Tadi gue denger lala tereak dari dalam wc cewek. Gue mau buka pintunya malah dikunci jadi gue dobrak! Dan gue liat lala pingsan sambil keliat bekas air pel ditubuhnya apalagi hari ini kan ujan jadi dingin banget. " pandu mengatakan semua yang terjadi tadi dan fandi mengeluarkan keringat di dahinya yang berkerut.

"Siapa bang yang nyiram??? Gue bakal kasih pelajaran tuh orang ngga bener! Bener-bener anjing tau nggak?! " fandi menghentak-hentakkan kakinya di lantai dengan keras.

"Entar ancur nih ubin! Lo duduk aja diem-diem nunggu bu wena keluar. " fandi langsung duduk di sebelah pandu dan memegang tangan pandu dengan erat.

"HOMO ANJIRR!! " teriak pandu tepat di telinga fandi.

"Jangkrikk!!! Bang.... Entar gue budek gara-gara elo tereak ngga jelas gitu. gue itu adek lo bang! Adek kandung elo! Kok dibilang homo?! Cihh..." fandi memberikan udara ke telinga nya.

"Gue khawatir ndi sama lala. " pandu mulai memasang wajahnya yang sendu membuat orang lain tak tega. Fandi sebagai pengecualian. Tapi kali ini fandi bukan tega melainkan juga khawatir.

"Bang. Khawatir itu datang karena orang yang disayang sedang terjadi sesuatu dan khawatir itu juga termasuk bukti yang dibutuhkan untuk Cinta yang sulit ditebak. "Fandi tersenyum kearah pandu.

"Tumben pinter. " pandu memuji fandi dengan menepuk pundaknya.

"Orang ganteng gini mah kecil. " pede fandi sambil membenarkan rambutnya dengan jari.

"Gantengan gue kalik... Lo tuh dibawah gue tingkat kegantengan nya. Gue juga paling cool dan manis di sekolah ini. " kali ini pandu juga ikut pede di dengan membenarkan kerah seragam tanpa dasinya.

"Serah lo dah bang. Kalo kemanisan bisa di gerumbuli semut terus bikin diabetes B.A.H.A.Y.A "

"Eh lo kudu hubungin si syabel. Kalo enggak entar gue kena tonjok gara-gara ngga ngabarin. Tuh cewek sangar brooo..... "Pandu bergidik ngeri.

"Syabel??? " fandi nampak bingung dengan nama itu.

"Tasya. "

"Kakak galak maksudnya?!! "

"Iye lah. "

"Ga berani gue bang. "

"Cemen lo ama cewek aja takut. "

"Emang lo berani?? "

"Enggak. "

Fandi memijat dahinya frustasi dilanjutkan mengambil benda tipis persegi panjang berwarna rose gold dari kantung celananya.

Fandi membuka nomor Tasya.

Kakak galak 🐺🐯

📞Calling....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang