"Rebecca..!!! Stevano..!!!" teriak seseorang dari dalam gerbang.
Spontan mereka berdua kompak menoleh, mencari tau siapa yang baru saja memanggil nama nya.
Mampus!!, batin Becca.
"Siapa dia?" kepalanya menoleh kepada cewek yang sedang melongo disampingnya ini.
Lucu juga wajahnya, batin Stevan.
"Dia Bu Amira, dia adalah guru yang menghukum siswa siswinya yang terlambat, dan dia itu juga guru tergalak di sekolah ini." kata Becca.
Tanpa disadari Bu Amira sudah berdiri di hadapan mereka berdua.
"Kalian berdua sedang ngomong apa?!" tanya guru itu dengan nada suara penuh amarah.
Becca dan Stevan terlonjak kaget setelah mendengar suara Bu Amira yang seperti singa yang ingin memakan mangsanya.
"Ehh, Bu Amira. Maaf bu, saya terlambat karena tadi malam saya itu ngerjain tugas banyak banget, terus bu saya itu kecapekan, dannn..."
"Nggak usah banyak alasan!" potong Bu Amira cepat.
"Tapi bu.., saya bicara yang sebenarnya." Becca terus saja membujuk guru yang ada di depan nya ini, agar tidak memberikannya hukuman dan mengizinkannya untuk masuk ke kelasnya.
Berbeda dengan Stevan, cowok itu hanya diam dan mendengarkan perdebatan antara guru dan murid.
"Nggak usah pake tapi-tapian, karena kamu anak pemilik sekolah ini maka hukuman nya akan ibu ringankan. Sekarang kamu bersihin halaman sekolah!" perintah Bu Amira.
Papanya memang sudah memperingatkannya, jika anaknya ini melakukan kesalahan, maka harus dihukum. Itu prinsip papa yang mendidik anaknya agar disiplin.
Stevan terdiam. Anak pemilik sekolah?, pikirnya.
"Dan kamu anak baru!, baru pertama kali masuk aja udah terlambat. Cepat kalian berdua ibu hukum! Bersihin semua sampah di halaman dan lapangan!" tambahnya.
Becca dan Stevan hanya melongo mendengar perintah dari gurunya itu, memang sih mereka berdua yang salah. Tapi kan alasannya terlambat juga karena gurunya yang terlalu memberikannya banyak tugas.
"Iya Bu." jawab mereka berdua serempak.
Akhirnya mereka berdua pasrah. Dan dengan sangat amat terpaksa mereka harus bergelut dengan alat perang kebersihan.
***
Cuaca hari ini sangatlah tidak mendukung, dihukum bersih-bersih dan dipanggang karena terik matahari yang entah kenapa panasnya rasanya menusuk-nusuk kulit.
Mereka berdua sepakat membagi tugas, Stevan yang membersihkan lapangan, sedangkan Becca mendapat tugas membersihkan halaman sekolah.
"Rasanya tadi gue udah bersihin deh sebelah sini, kok kotor lagi ya?" Memang benar tadi Becca sudah membersihkannya. Tapi.
"Ini pasti perbuatan tuh cowok, kalau ketemu gue bakal pukul pake ini." tangannya menggenggam erat sapu yang akan segera melayang ke kepala cowok tadi.
Becca menyipitkan matanya melihat cowok yang duduk di bawah pohon. Stevan, cowok yang sedang duduk manis dengan santainya sambil asyik main hp. Sedangkan Becca malah yang menderita sendiri. Dasar!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Choice
Teen FictionIni bukan kisah seorang cowok badboy bertemu dengan cewek good girl, tapi ini kisah si cold boy yang bertemu dengan cold girl. Stevano Aldebaran Aldric, cowok dengan sejuta pesonanya yang mampu menarik hati para kaum hawa, tetapi satu kata yang dapa...