7 | Sweet

771 76 70
                                    

Vote dulu sebelum baca :)

***
Setelah sampai di kelas, Rebecca langsung menuju ke kursinya dan mendudukkan dirinya dengan kasar. Tak lupa ia langsung diserbu berbagai pertanyaan dari kedua sahabatnya.

"Bec, udah beli pulpennya?" tanya Viona.

"Hmm" dehem Becca.

Kayak lagu Nissa Sabyan itu, yang lagunya ada hmmm hmmm nya itu lho yang lagi ngehitz.

"Kok muka lo ditekuk gitu sih bec, ada masalah apa?" tanya Tasya penasaran, akan perubahan raut wajah Becca.

"Pasti gara-gara Stevan ya?" tebak Viona.

Namun kali ini, tebakan Viona benar-benar tepat sasaran.

"Kok lo bisa tau sih, alasan gue badmood sekarang itu gara-gara Stevan." ucap Becca was-was.

"Iya lah gue tau, siapa lagi kalau bukan Stevan yang berani nyari masalah sama lo, Bec." tutur Tasya.

"Awas aja kalau sampai ketemu, gue injak-injak sampai jadi kecil terus gue buang ke tong sampah terus dibakar, biar mampus aja sekalian dari muka bumi." ucap Becca dengan lantang.

Karena suaranya yang begitu lantang, sehingga mampu menarik perhatian teman-teman yang berada di kelasnya.

"Apanya yang dibakar Bec?" tanya seorang teman Becca, bernama Pipit.

"Ehh, engga kok nggak papa." jawab Becca sedikit kikuk.

"Lo sih Bec, kalau ngomong kenceng banget." tutur Viona.

"Abisnya gue kesel banget sama tuh cowok."

"Tadi pas sehabis gue beli pulpen, kan gue mau masuk kelas, terus lantai koridor itu habis dipel, otomatis licin kan. Terus pas gue nginjak lantai koridor sambil lari, gue hampir aja terpeleset. Terus ada tangan yang nahan bahu gue dari belakang, dan sialnya tuh yang nahan bahu gue itu si Stevan. Terus dia malah bilang "Beruntung lo gue tangkep, kalau ngga mungkin aja tulang belakang lo udah retak". Ucap Becca sambil menirukan gaya bicara Stevan tadi.

"Terus yang paling gue sebel itu pas gue mau pergi, ehh si Stevan malah teriak "Awaass ntar jatoh lagi, soalnya ngga ada yang nangkep lo nanti. Makanya kalau jalan itu lihat-lihat jangan ngelamun terus" dia teriak gitu di koridor kelas, padahal disana banyak murid lain, gue kan malu. Mau ditaruh mana muka gue." lanjut Becca dengan nada kesal.

Kedua sahabatnya itu hanya manggut-manggut tanda mengerti.

"Tapi kalau dipikir-pikir benar juga Bec, kalau ngga ada Stevan, mungkin tulang belakang lo bisa retak."

Becca lalu memukul Tasya, karena ucapannya yang malah mendukung Stevan.

"Kalian berdua itu sahabat gue ngga sih?, Kok kalian malah ngedukung Stevan?" tanya Becca memastikan.

"Ya kita berdua sahabat lo lah Bec" jawab mereka berdua kompak sambil merangkul Becca.

***

Kring Kring

Bel pulang sekolah berdering, semua siswa berhamburan ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing.

"Guys kalian duluan aja pulangnya, gue dijemput nyokap gue." ucap Becca memberitahu kedua sahabatnya.

"Tumben dijemput nyokap, biasanya bawa mobil sendiri?"

"Gue tadi dianter supir."

Tapi hari ini supir Becca nggak bisa menjemputnya, karenq Pak Ujang harus izin pulang untuk menemui anaknya yang sedang sakit.

My Best ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang