Stevan merenung di dalam kamarnya malam ini. Rebecca Emely Austin. Dia terus saja mengulang nama itu yang sekarang masih saja berputar di kepalanya sambil membayangkan betapa cerobohnya dia tadi sore. Cowok itu benar-benar hampir tidak akan memaafkan dirinya sendiri, jika ia sampai mengatakan hal bodoh itu. Beruntung ia bisa mengontrol dirinya, dan tidak sampai kelepasan.
Stevan menyudahi aksi merenungnya, ia lalu memaksa langkah kakinya menuju kamar mandi, walau sebenarnya ia sudah merasa sangat lelah karena disibukkan dengan tugas sekolah yang menumpuk ditambah kegiatan ekskul.
***
"Yah, besok Becca ada penilaian renang. Terus Becca dianter siapa?" tanya Becca kepada ayahnya sambil bergelayut manja di atas pundak ayahnya."Besok ayah nggak bisa anterin kamu, Ca. Karna ada rapat penting di perusahaan." jawab ayahnya dengan kepala menengok ke arah putrinya.
"Terus? Pak Ujang kan masih pulang kampung yah.."
"Kamu naik mobil sendiri aja." usul ayahnya.
Karena gemas dengan ayahnya, ia lalu merubah posisi duduknya menjadi tegak dan menghadap ke ayahnya.
"Ishh ayah, mobil Becca kan masih ada di rumah eyang kemarin, terus tempatnya juga lumayan jauh. Kan nggak baik anak gadis pergi sendirian. Padahal ayah sendiri kan yang bilang." ujar Becca gemas.
"Ohh... Anak gadis ayah yang cantik dan pinter ini udah dewasa sekarang." tangan kanan ayahnya mengelus-elus rambut panjang putrinya.
Kemudian ayahnya teringat sesuatu.
"Ca... Gimana kalau kamu minta tolong sama anaknya Om Martin itu."
"Hah! Nggak ah! Becca nggak mau." serunya lumayan lantang.
"Siapa itu anaknya Om Martin namanya... Debar--"
"Stevano Aldebaran, yah." celetuk Becca membenarkan nama Stevan yang salah diucapkan ayahnya.
"Nah itu maksudnya. Kamu bareng aja sama dia, kan dia juga sekelas sama kamu kan." saran ayahnya ada benarnya juga.
"Tapi yah.. Kalau gitu mendingan aku nebeng temen aku aja daripada ngerepotin anak orang."
"Temenmu kan juga anak orang."
Becca memutar bola matanya malas karena ucapan ayahnya ia tidak bisa berkata-kata lagi.
"Nggak. Pokoknya kamu harus nebeng si Al itu."
"Al siapa lagi yah?"
"Ya itu Aldebaran, anaknya Om Martin."
Dasar ayah gue, kirain Al Ghazali artis yang di TV itu. Batin Becca cengar-cengir sambil membayangkan ia ditebeng seorang artis ganteng itu.
"Sekarang kamu chat Al biar dia besok jemput kamu." kata ayahnya.
"Harus banget ya yah?"
"Iya harus. Karena ayah percaya sama si Al."
"Tapi akunya yang nggak percaya." kata Becca yang masih saja protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Choice
Teen FictionIni bukan kisah seorang cowok badboy bertemu dengan cewek good girl, tapi ini kisah si cold boy yang bertemu dengan cold girl. Stevano Aldebaran Aldric, cowok dengan sejuta pesonanya yang mampu menarik hati para kaum hawa, tetapi satu kata yang dapa...