9 | Locked

536 59 70
                                    

Janganlah kau terlalu membenci seseorang karena biasanya rasa benci itu sendirilah yang akan berubah menjadi cinta.

--- Tasya Natania Robert ---

Mentari bersinar lebih tinggi, sinar terik menembus di balik kaca kamar. Sisa dingin yang menusuk, berubah menjadi kehangatan sekejap.

Kamar dengan warna dominan putih dan seseorang dari balik selimut yang masih saja terbaring di ranjangnya dengan mata terlelap.

Tok.. Tok.. Tok..

Seseorang dari luar kamar mengetuk pintu, dan ternyata pintu itu pun tak terkunci. Lalu si pengetuk pintu itu masuk ke kamar nona nya.

Setelah masuk, ia melihat anak majikannya itu masih terlelap. Karena tidak ingin menganggu, sarapan yang akan diberikan, ia letakkan di atas nakas.

Tidak lupa sebelum keluar, ia membuka gorden jendela, agar sinar matahari dapat menyinari kamar.

Karena begitu menyilaukan, sang pemilik kamar yang tadinya masih terlelap menjadi terbangun karena terganggu.

"Hah? Gue kok bisa ada disini?" pikirnya.

"Bukannya gue tadi malam nunggu taksi ya." tambahnya.

Memang kemarin malam Becca sedang menunggu taksi, karena tidak ada orang yang mengantarkannya pulang. Tapi ia masih bingung mengapa dirinya bisa sudah berada disini.

Lalu ia mengingat kembali kejadian tadi malam.

Flashback On

Setelah membayar, mereka keluar dari cafe. Dan mereka pun melihat seorang gadis yang kedinginan sambil menunggu taksi.

"Kak, itu kakak yang tadi. Dia belum juga dapat taksi."

Lalu Stevan menyipitkan matanya melihat ke arah yang ditunjukkan adiknya itu.

Ngapain tuh dia masih disitu. Batin Stevan.

Lalu Stevan merasakan tangan mungil menggandeng nya menuju ke tempat itu.

"Hai kak, kakak masih ingat aku kan?" tanya Steffi kepada Becca.

Betapa terkejutnya Becca, kala ada seseorang yang menyapa nya.

Lalu Becca pun mengangguk sambil tersenyum.

"Namamu siapa? cantik banget kamu." puji Becca terang-terangan karena Steffi memang sangat cantik.

"Steffi Alicia Aldric, panggil aja Steffi. Kalau kakak?"

Aldric, jadi ini adiknya Stevan. Batin Becca.

"Panggil aja kak Becca, kok kamu belum pulang?" tanya Becca ramah.

"Iya belum."

Mereka berdua asyik mengobrol, berbeda dengan Stevan, ia merasa ingin sekali pergi dari tempat itu.

"Steffi, ayo pulang udah malam nih." ajak Stevan.

"Bentar kak, buru-buru banget. Kak Becca mau ikut pulang bareng kita?" tawar Steffi.

My Best ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang