Mengapa ketika bersamamu waktu terasa begitu singkat, hingga sampai aku tak menyadari anak gadis siapa yang sedang ku ajak pergi.
--- Stevano Aldebaran Aldric ---
"Eh.. cepet pindah ke depan." suruh Stevan pada Becca sambil melirik ke arah kaca spion.Cewek itu sedang sibuk memainkan ponselnya, membalas chat dari sahabatnya. Yang terus menanyakan dimana keberadaannya.
"Lo denger gue nggak sih?" tanya Stevan menengok ke jok belakang.
"Gue? Lo ngomong sama gue? Kirain sama cewek tadi." ketus Becca tidak merasa bersalah sedikitpun.
"Ya iyalah. Di mobil kan cuma ada gue sama lo." ujar Stevan menghela nafas kasar.
"Emang cewek tadi udah turun? Kok gue nggak tau."
"Lo sibuk sama ponsel lo, makanya nggak tau sama keadaan sekitar." jawab Stevan ketus.
Stevan sendiri tidak menyadari bahwa dia juga melakukan kesalahan.
"Enak aja. Helloww.. emang gue doang? Lo juga kali, sibuk ngobrol sama cewek tadi. Siapa tadi namanya gue lupa." protes Becca sambil mengingat-ingat siapa nama cewek tadi.
"Bel--."
"Oh iya Bella. Lo juga sibuk banget ngobrol berdua sama si Bella, sampai gue dijadiin nyamuk di belakang. Emang nggak sakit apa?!" ujar Becca cepat mengutarakan unek-unek yang sedari tadi ada di pikirannya.
Stevan terdiam.
"Sorry."
"What?? Cuma gitu doang? Gue juga bisa kali." Becca melongo tak percaya.
"Lo mau minta apa?" tawar Stevan.
"Maksudnya?" tanya Becca tidak paham maksud Stevan.
"Tanda maaf dari gue."
"Gue nggak perlu dikasih sesuatu. Cukup perlakuin gue, dan anggap gue ada bukan seperti orang asing." jawab Becca dengan menekan kata 'orang asing'.
"Oke. Besok pulang sekolah gue tunggu di parkiran. Gue tunggu." kata Stevan melihat ke arah Becca.
"Ngapain?"
"Lo mau kan keinginan lo tadi jadi kenyataan? Makanya tinggal nurut aja kok susah." Posisinya kini kembali ke depan melihat jalanan.
"Iya gue mau."
Keheningan tercipta beberapa menit. Sampai suara deheman itu menghentikan rasa canggung diantara mereka.
"Lo nunggu apa sih?" tanya Becca penasaran. "Nunggu semut mau nyebrang?!"
"Nunggu orang yang di belakang gue ini peka." sindir Stevan.
"Hah? Maksudnya?" tanya Becca tidak mengerti apa yang diucapkan Stevan.
"Di dalam mobil cuman berdua, ngapain lo masih duduk di belakang. Gue bukan supir lo."
"Ngomong dong dari tadi." Sambil membuka pintu mobil. "Kalau gini kan cepet, kalau lo tadi ngomong." kata Becca sambil tangannya memasang seat belt.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Choice
TienerfictieIni bukan kisah seorang cowok badboy bertemu dengan cewek good girl, tapi ini kisah si cold boy yang bertemu dengan cold girl. Stevano Aldebaran Aldric, cowok dengan sejuta pesonanya yang mampu menarik hati para kaum hawa, tetapi satu kata yang dapa...