17

16 5 0
                                    


Dan...perlahan kaupun lupakan aku
Mimpi burukmu...dimana t'lah ku tancapkan duri tajam
Kaupun menangis...menangis sedih
Maafkan aku

Dan...bukan maksudku...bukan inginku
Melukaimu sadarkan kau di sini kupun terluka

*Dan-sheila on 7*


Tosca membuka matanya.

Namun keningnya berkerut karena bingung memikirkan kenapa ia sekarang ada di kamarnya.

Ia pun bangun dari kasurnya.
Lalu membuka pintu kamarnya sambil terus berpikir ada dimana ia sebelumnya.

Ia terus memikirkan itu sampai saat ia turun dari tangga.

Entah kenapa kakinya seolah-olah bergerak sendiri ke arah dapur.

Namun Tosca tidak menghiraukannya.
ia terus melangkah sambil memikirkan hal itu.

Tiba-tiba langkahnya terhenti karena ada yang menepuk kepalanya pelan sambil berkata.

“Kalau jalan liat kedepan dong..jangan nunduk.lagi mikirin apa sih adek kakak ini?”

Tubuh Tosca bertambah kaku saat mendengar suara seseorang memanggilnya.
“Tosca!ayo makan!Ibu sudah siapkan sop kesukaan kamu..”

Matanya mulai melihat ke arah mereka satu persatu.

Melihat Revo, kakaknya yang masih mengenakan seragam putih merahnya.

Bukan seragam putih abu-abu serta jas almamater salah satu SMA terfavorit diBandung yang seharusnya ia kenakan.

Tiba-tiba dari arah belakangnya ada yang menepuk bahunya sambil berkata.

“hei!ngelamun aja!Masih pagi tau!”
Tak lupa cubitan gemas dipipi Tosca dari kakak tertuanya, Veno.

Matanya sudah mulai berkaca-kaca.
Ia benar-benar merindukan suasana rumah seperti ini.

Walaupun rumahnya tidak besar dan megah.
Namun rumahnya itu sudah sangat penuh dengan kehangatan dari keluarganya.

Dan itu lebih dari sekedar cukup bagi Tosca.
Ia mulai merutuki dirinya sendiri yang tidak pernah mensyukuri hal itu sejak kecil.

Lalu suara Ayahnya lah yang membuat lamunannya kembali terhenti.
“Key?kenapa?kamu sakit?kalau begitu kamu jangan dulu sekolah.”

Tosca langsung menggelengkan kepalanya dengan semangat dan berusaha tersenyum sambil menghapus air matanya yang sudah mulai turun ke pipi gembulnya itu.

“Ya sudah sini kita sarapan bareng.”Ajak Ayahnya.

Tosca pun duduk disamping kakak keduanya yang juga sedang tersenyum kepadanya.

Senyum yang sangat Tosca rindukan dari kakaknya itu.
Ia pun tersenyum balik ke arah Revo sambil berkata.
“Aku sayang kakak.”
Revo sempat kaget dengan ucapan Tosca.

Namun itu tidak lama.

Ia pun mengusap puncak kepala Tosca sambil berkata.
“Kakak juga sayang sama adik kakak yang Chabi ini.”

Mungkin dulu Tosca akan langsung cemberut atau marah padanya.

Tapi kali ini malah air matanya yang turun.
Dia benar-benar merindukan kakaknya yang satu ini.
Revo yang melihat Tosca menangis langsung panik.

Berpikir apa ia baru saja salah berbicara pada adik kesayangannya itu.

“Kakak janji ya..Kakak harus selalu senyum.Aku rindu senyum kakak.”Ucap Tosca sambil tersedu-sedu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STS 2: CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang