chapter 11

849 93 2
                                        

Sekarang Jihyo sedang duduk memperhatikan Sehun yang sedang bekerja, seharusnya mereka pergi keluar untuk makan. Tapi Sehun sekarang sedang sibuk, jadi apa salahnya Jihyo menemani pria itu sebagai gantinya.

Gadis itu mengecek ponselnya hanya untuk memastikan apa ada pesan masuk. "Kau sedang apa?" Tanya Sehun menatap Jihyo yang sedang melihat ponselnya. Gadis itu menatap Sehun sebentar, lalu kembali melakukan aktivitasnya.

"Aku sedang melihat pesan masuk" jawab Jihyo dengan cepat.

Sehun hanya mengangguk mengerti. Jujur sebenarnya pria itu kesal lantaran kencannya dengan Jihyo batal. Jika bukan karena ayahnya Sehun tidak akan mau pergi ke kantor, sayangnya ayahnya memintanya untuk mengerjakan beberapa berkas. Dan tentu saja Sehun tidak bisa menolaknya.

"Ada yang ingin aku bantu?" Tanya Jihyo bangkit menghampiri Sehun.

Sehun menatap Jihyo dengan tatapan meremehkan, dan sialnya gadis itu bukan orang bodoh. Jihyo tau Sehun sedang meremehkannya, memang pria itu pikir Jihyo itu bodoh apa. "Bilang saja siapa tau aku bisa membantumu" ucap Jihyo dengan senyum sinis nya.

"Memangnya kau bisa?" Tanya Sehun dengan senyum mengejeknya. Jihyo bersumpah dia menyesal menghabiskan waktunya untuk menemani orang seperti Sehun. Karena pada kenyataannya pria itu sangat angkuh, memang dia siapa.

"Berikan saja berkasnya lalu katakan apa yang harus aku lakukan" ucap Jihyo memejamkan matanya. Gadis itu mencoba untuk bersabar. Dia akan cepat mati jika terus marah-marah.

"Ah, aku ragu hasilnya akan bagus" ucap Sehun dengan tatapan menjengkelkan. Jihyo benar-benar harus bersabar, jika dia marah Sehun mungkin akan memberikan nilai E untuknya. "Baiklah aku keluar mencari makan dulu" ucap Jihyo hendak beranjak.

"Kenapa tidak mau memakan masakan ku?" Tanya Sehun. Pria itu benar-benar kecewa padahal dia sudah berusaha.  Jihyo hanya menatap malas Sehun, dimana otak pria ini?

"Aku rasa tidak akan ada yang mau makan telur buatan mu itu" ucap Jihyo tersenyum sinis.

"Memangnya kenapa dengan telurku?" Tanya Sehun dengan nada tidak suka. Jihyo hanya tertawa terbahak-bahak. Jangankan manusia hewan pun seperti tidak akan mau makan masakan Sehun, pria itu koki yang payah. "Aku rasa kau pun tidak akan mau memakannya" ucap Jihyo di ikuti tawa kecilnya.

"Aku? Tentu saja aku akan memakan masakan ku" ucap Sehun bangkit dari duduknya. Pria itu berjalan menuju sofa, lalu mendudukkan dirinya.  "Baiklah aku akan melihatnya dari sini" ucap Jihyo menatap Sehun.

Pria itu mulai membuka makanan yang ia siapkan. Jihyo hanya menatap Sehun dengan tatapan aneh, gadis itu bingung harus tertawa atau kasihan. Saat Sehun menyuap sesendok masakannya, wajah pria itu langsung berubah. Jihyo tidak bisa menahan tawanya, gadis itu langsung tertawa kecil melihat ekspresi Sehun.

"Ini asin" pekik Sehun mengambil tissue. Jihyo hanya menatap Sehun dengan tawanya yang belum reda. Sungguh kenapa Sehun bisa selucu itu. "Apa ada yang lucu nona?" Tanya Sehun dengan tatapan dinginnya.

"Ada, ekspresi mu sangat lucu Oh" ucap Jihyo membuat Sehun berlalu dengan wajah malas. Apa pria itu marah? Entahlah.

※※※

Sehun mendiamkan Jihyo. Sedari tadi siang pria itu hanya sibuk dengan pekerjaannya. Seharusnya tadi Jihyo memfoto ekspresi Sehun saat makan, pasti pria itu akan tertawa seperti Jihyo.

My Sweet Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang