Setelah makan malam seharusnya Somi tidur, tapi gadis itu benar-benar tidak bisa memejamkan matanya. Kata-kata Jihyo masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dia terus memikirkan itu yang berakhir dengan ketakutan. Somi tahu betul tentang Jihyo.
Tok tok
Somi tersentak mendengar suara ketukan pintu, gadis itu lebih memilih mengabaikannya. Lagi pula tidak ada ketukan lagi. Mungkin yang mengetuk pintu itu adalah Jihyo.
"Nona Somi apa anda masih bangun?" Tanya seseorang di balik pintu. Dan Somi menyakinkan bahwa itu suara pelayan. Jadi dia memutuskan untuk membukakan pintu. "Ada apa malam-malam begini?" Tanya Somi
"Saya sedang ketakutan nona," ucap pelayan itu menundukkan kepalanya. Somi hanya mengerutkan keningnya, pertanyaan mulai muncul di benaknya. "Apa yang kau takutkan?" Tanya Somi berharap ketakutannya dan pelayan itu tidak sama.
"Saya takut dengan nona Jihyo." Damn! Somi jadi semakin yakin dengan felling nya. Somi menggeleng cepat menepis segala pikiran buruk yang bersarang di kepalanya.
"Kenapa harus takut? Temanku itu sangat baik," ucap Somi. Pelayan itu hanya menggeleng, lalu menarik lengan Somi. Somi langsung melepaskan tangan pelayan itu saat mereka sudah hampir mencapai pintu utama. "Aku ingin tidur," ucap Somi menyembunyikan ketakutannya.
"Kau ingin tidur? Tidak ingin menikmati malam panjang kita?" Suara seseorang menyapa pendengaran Somi. Sontak gadis itu membulatkan matanya, lalu mundur perlahan saat pria itu mencoba mendekatinya. "Mau apa kau?" Tanya Somi dengan suara seraknya
Pria itu hanya menyeringai lalu memicingkan kepalanya. Sebelum akhirnya pria itu tertawa kecil melihat Somi dengan tubuh gemetarnya. "Aku hanya ingin menjadikanmu umpan," ucap pria itu tersenyum lebar.
Tiba-tiba saja lampu menyala membuat semua orang mengalihkan pandangannya ke tangga. Di sana ada Jihyo yang tersenyum senang melihat pria itu. "akhirnya kau datang juga," ucap Jihyo ekspresi wajahnya berubah 180 derajat.
"Senang bisa langsung bertemu denganmu," ucap pria itu menatap Jihyo dengan senyumnya. Jihyo berjalan mendekati si pria itu, lalu dia meludah tepat di wajah tampan si pria. "Dasar gadis tidak sopan," geram pria itu.
"Well, sekarang lepaskan temanku," perintah Jihyo. Pria itu dengan senang hati melepaskan Somi. Dan dengan gerakan cepat pria itu menodongkan pistolnya tepat di kepala Jihyo. "Kau harus menemui ajal mu nona Park yang manis," ucap pria itu. Tapi Jihyo tetap tenang atau mungkin kelewat tenang.
"Jika ingin membunuhku bukan disini tempatnya," ucap Jihyo tersenyum sinis. Pria itu menatap kaki tangannya, lalu berjalan membawa Jihyo memasuki sebuah mobil.
※※※
Sehun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah belah jalanan kota yang masih sepi. Pria itu buru-buru pergi menuju lokasi yang Tzuyu berikan saat gadis itu bilang Jihyo dalam bahaya. Dan Sehun harap dia hanya sedang bermimpi buruk.
Ddrrttt...ddrrttt...ddrrttt
"Halo, Sehun kau dimana?" Tanya Tzuyu di seberang sana. Sehun hanya diam karena di fokus menyetir, tapi tiba-tiba pria itu berhenti saat mendengar seseorang menangis di seberang sana. "Tzuyu, kau baik-baik saja?" Tanya Sehun dengan khawatirnya.
"Siapa yang menangis?" Tanya Sehun lagi. Masih sunyi tidak ada balasan dari seberang sana. Sehun semakin di selimuti ketakutan. "Sehun cepatlah semua semakin kacau," rengek Tzuyu.
"Sebentar lagi aku sampai," ucap Sehun lalu mematikan sambungan telefon. Pria itu memberhentikan mobilnya saat melihat Tzuyu, buru-buru pria itu turun dari mobilnya. "Sehun maafkan aku ini semua salahku," ucap Tzuyu sedangkan Sehun hanya terdiam melihat Somi yang menangis dan Chanyeol yang pasrah.
"Kenapa kalian diam?" Tanya Sehun dengan geramnya. Somi hanya menggeleng kecil sambil mengelap air matanya yang terus terjatuh. Tadi mereka semua bisa melihat bagaimana orang jahat itu menyiksa Jihyo, gadis itu bahkan hanya diam sama sekali tidak melawan seolah sudah menyerah.
Chanyeol bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Sehun. Menepuk pundak pria itu lalu membisikkan sesuatu pada Sehun, pria itu mengangguk setuju dengan usulan Chanyeol. Sehun menatap Tzuyu dan Somi.
"Tzuyu bawa Somi kedalam mobil," pinta Chanyeol memberikan kunci mobilnya. Tanpa menunggu lama Tzuyu langsung membawa Somi kedalam mobil Chanyeol. "Somi-ssi jangan menangis Chanyeol dan Sehun sedang berusaha menyelamatkan Jihyo kita," hibur Tzuyu. Padahal gadis itu juga sama seperti Somi, dia juga takut hal yang tidak dia inginkan terjadi.
Tapi Somi tetap saja menangis sejadi-jadinya. Tzuyu merogoh tasnya mengambil sesuatu, dia menatap benda itu sebentar lalu memberikannya pada Somi. Somi hanya menatap Tzuyu.
"Berdoalah kepada Tuhan karena hanya itu yang bisa kita lakukan," ucap Tzuyu. Somi langsung mengepalkan kedua tangannya sembari berdoa. Tzuyu pun melakukan hal yang sama.
Sehun bisa melihat Jihyo berdiri didekat tebing yang dibawahnya terdapat sungai. Chanyeol dan Sehun masih menunggu waktu yang tepat untuk menyelamatkan Jihyo. Mereka sedang bersembunyi di semak-semak. Rasa sakit dan khawatir semakin memenuhi keduanya.
Hingga Jihyo menoleh mendapati Sehun dan Chanyeol. Bibir gadis itu tiba-tiba saja tertarik membentuk sebuah senyuman yang indah. Gadis itu tersenyum sambil menangis ke arah mereka berdua, itu membuat hati keduanya terasa seperti teriris pisau.
Samar-samar Sehun bisa melihat gerakan bibir Jihyo yang seperti mengucapkan selamat tinggal. Dan tidak lama setelahnya terdengar suara tembakan.
END/TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Dosen
FanficDosen killer tapi bikin nyaman -PJH Murid bodoh dan menjengkelkan ya cuma kamu tapi saya suka -OSH