chapter 14

724 94 8
                                        

Jihyo tidak tahu hantu apa yang merasuki Sehun. Tapi sejak tadi pagi pria itu sudah menunjukkan gelagat aneh. Entah hanya perasaanya saja tapi Sehun terasa aneh untuknya. Jika biasanya sangat sulit untuk Jihyo mendapatkan nilai B, jangankan nilai B mendapat nilai C saja rasanya sudah seperti mendapat nilai sempurna.

Tapi kali ini Sehun memberinya nilai A secara cuma-cuma, itu cukup membuat Jihyo sedikit cemas. Takut-takut dosennya itu sedang sakit jiwa. Jadi Jihyo memilih untuk diam dan menerima dengan senang hati nilai A pertamanya.

"Jihyo-ya," panggil seseorang membuat Jihyo menoleh kearah sumber suara. Buru-buru Jihyo mengalihkan pandangannya ke bukunya saat mengetahui yang memanggilnya Somi. "Yak! Aku memanggil mu," kesal Somi merampas buku Jihyo.

Rupanya temannya itu sedang menggambar. Jadi Somi mengembalikannya lagi kepada Jihyo. Karena sedang kesal Jihyo hanya diam lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kau tidak ingin makan?" Tanya Somi. Tidak ada jawaban dari Jihyo.  "Aku dengar kita akan lulus bersama. Apa kau senang?" Tanya Somi yang masih di acuhkan oleh Jihyo.

"Kau tidak senang?" Tanya Somi membuat Jihyo menutup buku sketsanya. Menatap temannya dengan tajam, siapa yang suruh hilang tanpa kabar. Jihyo pikir Somi sudah hilang ditelan bumi. "Kau kenapa baru muncul lagi?" Tanya Jihyo membuat Somi tersenyum lebar.

"Aku sibuk mengerjakan skripsi ku," ucap Somi membuang nafas kasar. Lalu gadis itu menatap Jihyo. "Apa kau mencari ku? Kau pasti merindukanku, kan?" Selidik Somi

Jihyo hanya memutar bola matanya malas. Kenapa temannya ini percaya diri sekali. Somi memang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan sekarang sepertinya kepercayaan diri Somi naik berkali-kali lipat.

"Jika boleh jujur, aku tidak terlalu merindukanmu," ucap Jihyo dengan senyum sinis nya.

Somi hanya mendengus sebal, lalu meraih ponselnya. Entah apa yang dilakukan gadis itu, Jihyo tidak ingin ambil pusing. Jadi dia memilih untuk merapihkan barang-barangnya.

"Mau kemana?" Tanya Somi saat melihat Jihyo bangkit dari duduknya. "Pulang, kelas sudah berakhir," jawab Jihyo.

"Nanti malam datanglah ke club," ucap Somi. Jihyo hanya mengangguk sebagai jawabannya. Lalu gadis itu pergi meninggalkan Somi.

※※※

Jihyo menatap Chanyeol yang sibuk dengan laptopnya, pria itu terlihat sedikit kusut. Mungkin Chanyeol benar-benar tidak bisa menyelesaikan masalah di kantor. Jadi Jihyo memutuskan untuk membantu Chanyeol.

"Oppa, ada yang bisa aku bantu?" Tanya Jihyo membuat Chanyeol mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu. Chanyeol hanya tersenyum tipis lalu menarik nafas dalam-dalam. "Cepatlah lulus hanya itu yang harus kau lakukan" ucap Chanyeol kembali menatap laptopnya.

Jihyo sedikit jengkel dengan perkataan Chanyeol, tapi jika dipikir-pikir lagi Chanyeol benar. Dia harus cepat-cepat lulus dan membantu Chanyeol mengurus perusahaan. Dan jika dia cepat lulus maka secepat itu juga dia terbebas dari Sehun.

"Aku sedang berusaha," ucap Jihyo menatap Chanyeol. Samar-samar gadis itu bisa melihat senyum Chanyeol mulai mengembang, dan entah mengapa dia senang. Senang karena nyatanya dia bisa membuat Chanyeol bangga. "Aku yakin kau akan segera lulus," hibur Chanyeol.

Jihyo hanya menghela nafas panjang, andai saja lulus itu mudah. Mungkin mudah jika Sehun tidak menjadi dosennya, pria itu memang seharusnya tidak menjadi dosen.

"Ingin aku buatkan teh," tawar Jihyo menatap Chanyeol. Pria itu hanya mengangguk sambil terus fokus pada pekerjaannya. Jihyo berjalan menuju dapur disana ada pelayan yang dipekerjakan eomma nya ralat stepmother. Tapi sepertinya stepmother Itu terlalu lembut jadi, panggil saja jalang itu terdengar lebih pantas untuk wanita penggoda.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Sinis Jihyo kepada pelayan itu. Wanita itu hanya tersenyum sinis menatap Jihyo, gadis di hadapannya sangat angkuh sekali. Jihyo tertawa kecil lalu pandangannya menajam kearah pelayan itu. "Jangan pikir aku tidak tahu tentangmu," Jihyo membuang nafas kasar.

"Aku hanya diam saja bukan berarti aku tidak tahu apa-apa. Aku mengetahui segalanya dengan jelas. Kau akan menyesal karena berurusan dengan ku," ucap Jihyo dengan tegasnya. Tapi pelayan itu menganggap Jihyo hanya bercanda.

"Saya rasa saya tidak akan menyesal. Sebab kematian anda adalah hal yang paling di inginkan oleh tuan saya," jelas pelayan itu. Jihyo mengambil gelas lalu menggenggamnya erat, sampai gelas itu hancur di tangannya menghasilkan suara yang keras.

"Jika berani bermain-main denganku. Kau harus siap untuk hancur seperti gelas ini. Bersiaplah menghadapi kematian mu nona Shin," ancam Jihyo. Tapi tetap saja wanita itu tidak akan takut padanya. Karena bagi wanita itu Jihyo hanyalah gadis yang kecil yang mudah di singkirkan.

"Ada apa?" Tanya Chanyeol yang muncul dengan wajah khawatirnya. Melihat wajah Jihyo yang dingin dan wajah pelayan yang sinis, Chanyeol bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka bertengkar. "Kau kembali bekerja," perintah Chanyeol kepada pelayan itu.

"Jihyo-ya, jangan memulai lagi," tegur Chanyeol. Jihyo hanya membuang pecahan gelas, lalu mengambil dua cangkir.

"Memang aku melakukan apa?" Tanya Jihyo menuangkan gula dan air panas. Chanyeol hanya menghela nafas lalu mengambil kotak obat. Pria itu menarik tangan Jihyo yang terluka dan mengobatinya. Jihyo hanya diam menatap Chanyeol yang mengobati lukanya.

※※※

Somi duduk di meja makan bersama Jihyo dan Chanyeol. Somi tadi kesal saat Jihyo bilang tidak bisa datang. Tapi sekarang gadis itu benar-benar tidak menolak permintaan Jihyo yang memintanya untuk menginap. Somi bahkan menerimanya dengan senang hati. Bukankah ini juga kesempatannya untuk lebih dekat dengan Chanyeol.

"Ini enak," puji Somi dengan mata berbinar. Chanyeol hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan makannya lagi. Sedangkan Jihyo hanya menggeleng kecil lalu menuangkan air kedalam gelasnya.

"Lain kali belajarlah memasak dari Jihyo," ucap Chanyeol di angguki oleh Somi. Gadis itu malu ini pertama kalinya dia bicara dengan Chanyeol, rasanya sungguh sangat canggung. "Benar kata Chanyeol oppa kau harus belajar memasak," setuju Jihyo.

"Besok ajari aku memasak. Kita liburkan?" Tanya Somi memastikan. Jihyo hanya mengangguk lalu melanjutkan kegiatan makannya.

"Tapi mungkin kita baru bisa belajar sore aku ada sedikit urusan," ucap Jihyo menatap pelayan yang hanya diam saja. Somi mengikuti arah pandangan Jihyo, menemukan seorang wanita yang berdiri dan diam. Somi mengalihkan pandangannya, suasana tiba-tiba saja berubah.

Jihyo tersenyum aneh hampir seperti menyeringai, seharusnya mereka yang ada di sana sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Atau hanya Somi yang merasa Jihyo terlihat sedikit menyeramkan.

"Kenapa berhenti makan?" Tanya Chanyeol membuat Somi tersentak. Sontak saja gadis itu mengelus dadanya, kenapa Chanyeol tiba-tiba mengagetkannya. "Ah, habiskan makanannya jika kau suka aku akan buatkan sarapan sepesial untukmu," ucap Jihyo dengan senyum manisnya.

"Ah, aku tidak bisa," ucap Jihyo tiba-tiba. "Ada yang harus aku singkirkan disini. Iyakan nona Shin," lanjut Jihyo dengan senyum sinis nya.




TBC

My Sweet Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang