EXTRA PART 3

3.5K 205 1
                                    

"Fania kau mengenali dia?" Tanya kak Marvel sambil nyerahin selembar foto yang ia dapat di cctv tadi. "Saya tidak yakin kak." Balas Fania tidak yakin kalau itu Shiren. Tapi ketika mereka ingin berdiskusi Zero telah menemukan jalan keluar dan Revan sudah menghubungi semua tim dan semua tim yang mereka hubungi sudah masuk dalam pesta dengan menyamar. *sebagian siswa dan siswi disekolah adalah tim khusus yang dibuat 3 serangkai (Marvel, Revan, Zero).*

Gelap
Mataku tertutup
Mulutku juga tertutup
Namun aku dapat mendengar
Aku disudutkan
Tangan dan kakiku diikat
Bau yang bercampur aduk seperti zat kimia

Itulah yang dapat mendeskripsikan Shiren saat ini disuatu ruangan yang dulunya adalah lab.kimia, rasanya ingin Shiren teriak untuk minta tolong namun tidak bisa,teras mustahil untuk teriak.

"Aku harus cepat!" Rengeknya dalam hati. "Aku harus mikir,Ren tenang ren tenang cari jalan keluar." Hipnotis Shiren dengan dirinya sambil berpikir ia tak sengaja menyentuh benda tajam yang ia tau itu pecahan kaca cukup besar. Dengan sekuat tenaga Shiren membuka ikatan tali itu walau tangannya terluka cukup parah. "Aishhh." Ringiknya lagi menahan rasa sakit. Setelah hampir terputus terdapat suara teriakan dari aula dengan cepat Shiren membuka ikatan itu sambil melepaskan tali dikaki serta mulutnya yg diplester.

"Bakar gudang ini!!" Teriak orang yang berada diluar gudang itu kepada anak buahnya. "BAIK!!" Teriak beberapa orang saat itu sekitar ada dua orang mereka mulai menyiramkan disekeliling gudang.

"Anak ini harus ku singkirkan jika dia hidup bisa membuat rencanaku gagal. Maafkan aku,jika bukan karena ambisiku aku tidak akan membunuh keponakan ku sendiri." Ucap Paman itu dari jarak terjauh.

"Shit!!! Mereka ingin membunuhku hidup-hidup!! Mau bikin barbequan jangan pake manusia bisa!?" Marah Shiren sambil ngeledek. Saat itu Shiren sangat bingung ingin lewat mana namun dari aula terdengar beberapa suar tembakan senjata dan juga teriakan beberapa orang,saat itu Shiren merasa takut dan bingung. Shiren berusaha mencari jalan keluar namun tidak ketemu hingga api mulai memasuki dalam gudang Shiren sangat sangat panik. Bagaimana keluar? Hanya itu yang ia pikirkan. Api semakin membesar suara tembakan diaula dan diluar gudang pun bersahutan kayu-kayu digudang mulai berjatuhan hingga sempat mengenai sedikit kaki dan lengan Shiren. "Siapapun tolong aku!!!" Teriak Shiren yang sudah panik namun tidak ada satu orangpun yang mendengar kecuali suara tembakan. Dengan cepat ia mengeluarkan handphonenya untuk menelpon Fania untuk menanyakan keadaan mereka. "Astaga!! Banyak sekali Fania nelpon sambil ngespam!!" Ucap Shiren lalu ditelponnya Fania sekarang.

Api semakin membesar, sedangkan diaula sudah penuh dengan darah dan juga suara tembakan serta pedang. Tidak ada yang tau dengan kebakan gudang,dikarenakan letaknya cukup jauh. Hingga suara alarm terdengar menandakan bahwa bahaya besar bahkan sangat besar.

Tringggg!!!
"Fan lo dimana?!huk huk!" Tanya Shiren panik.
"Gue lagi ditempat diluar gedung. Soalnya aula lagi diserang!" Balas Fania.
"Kalian semua baik aja kan!? Huk uhuk uhukk arghh!!" Tanya Shiren lagi
"Iya kami baik-baik saja. Karena sudah ada tim khusus. Kenapa kau batuk? Kau dimana?! Apa yang terjadi?!!" Tanya Fania kaget saat mendengar suara teriakan Shiren.
"Syukurlah. Aku baik-baik saja! Ku matikan sekarang. Bye!"
Tuuttttt tuutttt

"Arghh!! Kaki gue!" Jerit Shiren menahan kakinya yang terluka terken kobaran api. Tanpa sengaja Shiren melihat tempat yang masih jauh dari kobaran api dengan cepat ia melangkah kearah itu dan ya itu jalan keluar kedua walau itu hutan.

"Gak ada kata takut!!" Ucap Shiren lagi lalu ia melompat dari jendela dan terguling kebawah. Sambil menahan rasa sakit ia berlari kearah Aula untuk membantu yang lain. Pakaian Shiren sudah cukup sangat berantakan,penuh robekan,penuh bakar,intinya gak bisa dikatakan layak serta badan dari kepala sampai kaki yang penuh luka.

Dalam perjalanan menuju aula,Shiren tidak melihat ada orang selain mayat yang tergeletak ditanah dan terdengar beberapa teriakan orang. Dengan menyelinap Shiren menuju Aula,saat diaula ia melihat beberapa teman,dan kakak kelas diikat namun minim penjagaan. Saat ingin menyelamatkan teman-temannya ia sempat beberapa kali mendapat luka  yang kesekian kali. Sambil menyelinap ia berhasil menyelamatkan beberapa orang yang terikat secara diam-diam hingga ia melihat sepupunya yang sudah tergeletak dipinggir seberang sana sendirian, geram Shiren mulai melakukan serangan diam-diam tanpa disadari dan dibantu oleh beberapa lelaki yang sudah sangat marah. Disaat tidak ada penjagaan lagi  Shiren menemui Anton dan melepaskan ikatan ditangannya. "Kakak yang merepotkan." Ujar Shiren dingen dan saat itu mata Anton terbuka dengan sedih melihat saudarinya ini lebih berantakan darinya. "Bawa dia keluar dan diam-diam telpon polisi juga antar mereka yang terluka baik fisim atau mental kerumah sakit sekarang!!!" Ucap Shiren lalu ia meninggalkan semua orang tanpa mendengarkan. Dengan langkah pelan sambil mengendap ia berhasil mematakan beberapa musuh. Sempat terseok-seok namun jangan salah Shiren menguasai berbagai bela diri dan senjata. Dengan terampil ia melumouhkan semua lawan dengan mulus. "Sudah cukup kalian membuatku berantakan tanpa perlawanan dariku,sekarang giliran ku." Ucap Shiren penuh misteri walau sempat beberapa kali sulit untuknya bernafas.

MC Academy [END] : BELUM REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang