"Jisoo, kau sangat cantik," ucap Ny. Kim, ibunya Jisoo.
Jisoo hanya tersenyum sambil melihat pantulan dirinya di cermin. Kata orang, hari ini adalah hari bahagianya. Akan tetapi, tidak baginya. Hari ini ia akan menikah, pada usia 18 tahun. Lelaki yang akan mendampinginya itu adalah anak dari sahabat ayahnya. Dua keluarga ini sudah berjanji akan menikahkan mereka. Do Kyung-soo adalah laki-laki itu.
Jisoo berjalan di karpet merah dengan ayahnya. Sudah ada pendeta dan juga Kyungsoo di depannya. Kyungsoo dengan setelan jas bewarna hitam dan rambutnya yang di tata rapi membuat kesan tampan. Ia tersenyum, tetapi terlihat sangat jelas dari senyumannya itu. Terpaksa.
Jisoo semakin mengeratkan pegangan tangannya pada lengan ayahnya.
"Jisoo-ya, percayalah pada Kyungsoo," ucapnya lalu meninggalkan Jisoo di depan pendeta dan Kyungsoo.
Jisoo menatap Kyungsoo. Sekarang mereka akan bertukar cincin setelah pendeta itu mengucapkan doanya. Tepuk tangan terdengar meriah di sana. Tamu yang datang hanyalah keluarga terdekat dan beberapa teman Kyungsoo.
~STARLIGHT~
Pagi itu, Jisoo sedang memasukkan barang-barangnya di rumah barunya. Sekarang ia akan satu atap dengan Kyungsoo. Rumah itu sudah di persiapkan oleh kedua keluarga tersebut dan sudah di pakai Kyungsoo selama ia kuliah. Akan ada pembantu dan juga sopir yang sudah di siapkan, keduanya akan tinggal juga di rumah itu, tetapi dibuatkan ruangan yang berbeda.
Meskipun mereka akan tinggal satu atap, bukan berarti mereka akan satu kasur juga. Ada dua kamar di rumah itu. Salah satunya Jisoo menempati kamar di sebelah Kyungsoo.
Setelah selesai menata barang-barang. Jisoo, Kyungsoo,dan keluarga Do, serta keluarga Kim duduk di kursi ruang keluarga. Mereka berbincang-bincang.
"Kyungsoo, selama kami tidak ada di rumah ini. Jaga Jisoo. Jangan melakukan hal 'aneh' sampai Jisoo berumur 20 tahun dan kau selesai berkuliah. Jisoo, jika namja ini mengganggumu pukul saja dan laporkan pada kami," ucap Ny. Do yang hanya di balas Jisoo anggukan.
"Kami akan pulang sekarang, jaga diri kalian ya. Jangan lupa untuk mengunjungi rumah eomma dan hubungi eomma jika ada masalah," ucap Ny. Do lalu masuk ke mobilnya yang di ikuti Tn. Do.
"Jisoo-ya, eomma dan appa akan kembali ke Australia. Malam ini, kami akan pergi ke sana dan menetap di sana. Jaga dirimu, ya. Percaya pada Kyungsoo. Eomma akan merindukan anak cantik ini," Ny. Kim mencium kedua pipi Jisoo. Tn. Kim juga memeluknya.
"Tolong jaga putri kami," ucap Tn. Kim pada Kyungsoo lalu menyalaminya.
Dua mobil yang di bawa masing-masing keluarga sudah pergi dari pandangan mereka. Bukan mereka, hanya Jisoo saja. Kyungsoo sudah tidak ada di tempat saat Jisoo menoleh ke samping. Gadis itu menyusul Kyungsoo masuk ke rumahnya. Terdengar suara pintu tertutup dari arah kamar di lantai atas. Jisoo hanya bisa menunduk sambil menahan kekecewaannya.
"Nona? Kenapa berdiri di sana?" tanya ahjumma Yoon yang bekerja di rumah itu.
"Tidak apa-apa. Um... ahjumma, bolehkan aku membantu memasak?" tanya Jisoo. Karena ia bingung akan melakukan apa di rumah sebesar ini. Tidak mungkin selamanya ia akan bermurung di kamar dan di abaikan.
"Tidak usah, nona istirahat saja," tolak ahjumma Yoon dengan ramah.
"Saya bosan, jadi saya membantu ahjumma saja," Jisoo mengambil alih memotong wortel.
"Ahjumma, jangan canggung seperti itu. Anggap saja saya ini anak ahjumma," ucap Jisoo menjelaskan saat di beri tatapan bingung dari ahjumma Yoon.
"Baiklah, Nona."
Beberapa piring berisikan masakan sudah tertata di atas meja makan. Jisoo juga sudah duduk dengan manis di kursi. Tidak ada tanda-tanda Kyungsoo keluar dari kamarnya.
"Ahjumma, apa Kyungsoo oppa tidak akan turun untuk makan malam?" tanyanya.
"Biasanya, tuan muda akan makan sekitar jam sembilan atau tengah malam saat tidak ada orang lagi di dapur dan di ruangan lainnya," jawab Ahjumma Yoon sambil mencuci peralatan masak.
"Apa yang ia lakukan di dalam kamar?" tanya Jisoo lagi.
"Belajar dan bermain game."
Jisoo beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan kamar Kyungsoo. Ia mengetuk pelan pintu berbahan kayu di hadapannya.
"Kyungsoo oppa, mari makan malam sebelum belajar," ucap Jisoo dari luar kamar.
Tidak ada jawaban dari pemilik kamar itu. Jisoo mengetuk sekali lagi dan mengucapkan kalimat yang sama. Perlakuan yang di dapatkan dari Kyungsoo juga sama. Gadis itu meninggalkan kamar Kyungsoo. Baru saja akan turun lewat tangga. Kyungsoo melewatinya dengan terburu-buru.
"Oppa! Mau kemana? Ayo makan malam dahulu!" teriak Jisoo saat Kyungsoo suddah memasang sepatunya dan pergi dari balik pintu tanpa pamit.
"Huh, apa semua orang menikah seperti ini?" gumamnya.
~STARLIGHT~
Liburan musim panas sudah berlalu dan saatnya Jisoo kembali ke sekolahnya. Begitu juga dengan Kyungsoo yang akan memasuki semester baru kuliahnya. Jisoo sudah siap dengan seragam dan tas yang ia taruh di kursi samping. Ia akan menyantap sarapan lezat yang baru saja di buat ahjumma Yoon. Kyungsoo juga duduk di sana, menyantap sarapannya hanya empat kali sendokan saja lalu meminum jus.
"Kau akan di antar Cha ahjussi setiap hari, aku duluan," Kyungsoo memakai sepatunya lalu pergi begitu saja, padahal sarapannya belum ia habiskan.
Jisoo semakin tidak mood untuk memakan sarapannya yang terlihat lezat itu. Akhirnya, ia meminta ahjumma Yoon untuk menaruh sarapannya di kotak bekal. Jisoo berangkat sekolah dengan wajah lesunya itu.
Sampainya di sekolah, Jisoo di sambut Park Chae Young atau yang sering dipanggil Rose, teman sebangkunya.
"Jisoo-ya, bogoshippeo!" Rose memeluk Jisoo dengan erat.
"Nado," Jisoo juga membalas pelukan itu.
"Kemarin aku pergi ke Australia dan membelikanmu syal, Ta-da!" Rose memberikan syal bewarna merah yang tebal.
"Wah, aku akan mamakainya saat musim dingin berlangsung," ucap Jisoo dengan gembira. "Gomawo."
~STARLIGHT~
Jisoo sudah berada di rumah. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk. Hari ini sangat lelah dan sedikit menyebalkan saat sarapan. Sia-sia rasanya ia menunggu Kyungsoo untuk sarapan. Bayangkan saja laki-laki yang sedang makan di hadapanmu hanya dalam empat suapan saja tanpa menghabiskan makanannya, lalu pergi dan memberitahumu kalau kau akan terus di antar jemput oleh sopir. Bahkan, laki-laki itu adalah suami sah. Ia jarang makan malam, sarapan tidak dihabiskan, dan tidak pernah sekalipun melirikmu.
Jisoo membersihkan badannya dan mengganti pakaiannya. Tahun ini adalah tahun terakhirnya di SMA. Ia harus mempersiapkan dirinya untuk tes masuk universitas. Gadis berambut hitam pekat ini sudah memiliki tujuan universitasnya yaitu Univesity of Arts Seoul. Universitas yang juga Kyungsoo sebagai mahasiswanya. Bukan karena Kyungsoo, tetapi itu adalah impiannya.
Makan malam sudah siap seperti biasanya. Jisoo tidak dalam mood yang baik. Bahkan, makan malam itu sudah di antar ke kamarnya, ia tidak menyentuh satupun dari makanan itu. Jujur saja, ia tidak suka makan sendirian. Selama ia tinggal di rumah keluarganya, pasti mereka akan makan malam bersama-sama dan juga bercerita.
"Ah, rasanya sedih mengingat bagaimana keseruan makan malam bersama keluarga," gumamnya.
Jisoo membawa nampan berisi makanan itu keluar kamarnya. Ia tidak sengaja bertemu dengan Kyungsoo. Bahkan mereka bertatapan. Jisoo membeku saat dirasa Kyungsoo mendekat.
"Kau akan membuang makanannya?" sindir Kyungsoo.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Fanfiction"Aku terbiasa sendirian, hari-hariku yang kelabu. Tapi aku ingat hari di mana kamu perlahan menghampiriku, mengetuk pintuku," Do Kyungsoo. "Dibalik wajahnya yang dingin ada juga kehangatan yang membuatku nyaman di sampingnya," Kim Jisoo. ENJOY READI...