Chapter 4

142 16 0
                                    

Tiba-tiba ponsel Jisoo berdering. Ia kira itu adalah Jennie atau Rose, ternyata itu adalah panggilan dari Do Kyungsoo.

Jisoo bingung harus bilang apa jika mengangkat panggilan telepon itu. Ia takut jika Kyungsoo akan memarahinya karena tidak bilang-bilang jika pulang terlambat. Karena banyak orang yang berdesukkan, Jisoo pun tersenggol sampai menjatuhkan ponselnya. Belum sempat di ambil, ponselnya sudah terinjak oleh orang-orang. Padahal di layar itu muncul panggilan dari Kyungsoo.

"Nah itu dia, Jennie, Rose!!!" teriak Lisa sambil melambaikan tangannya.

"Jisoo-ya, kajja," Lisa menarik Jisoo menjauh dari kerumunan orang.

"Ya! Kalian kemana saja? Aku dan Jisoo eonni, kebingungan," protes Lisa.

"Hehe, kami sangat lapar jadi lama," ucap Rose.

"Karena udah rame, kita pergi main aja yok!" seru Jennie dengan semangat. Dan di balas dengan seruan yang semangat juga dari Rose dan Lisa.

Jisoo masih melihat ke arah kerumunan orang-orang. Ia harus merelakan ponselnya yang jatuh dan di injak orang.

~STARLIGHT~

Kyungsoo masih di rumah kumpul milik EXO. Mereka sedang berlatih dance yaang akan mereka tunjukan sedangkan para vocal line sedang berlatih menyanyikan lagu yang Chanyeol, Baekhyun, dan Chen tulis.

Karena waktu sudah menunjuk angka sebelas, mereka menyudahkan latihan mereka dan memilih untuk bersantai. Di dalam rumah itu terdapat game-game yang sudah di sediakan dan rak berisikan komik lengkap. Mereka tidak perlu ke warnet hanya untuk bermain ataupun numpang WIFI karena di sana sudah tersedia lengkap.

Kyungsoo terlihat cemas sehabis menerima telepon. Ia terus mengotak-atik ponselnya lalu menempelkan di dekat telinganya.

"Kyungsoo-ya, wae?" tanya Chen yang kebetulan menyadari wajah cemas Kyungsoo.

"Gwencanha," jawabnya, padahal ia sedang dalam keadaan tidak baik-baik.

Kyungsoo baru saja mendapatkan telepon dari Ahjumma Yoon. Ahjumma hanya mengabari kalau Jisoo belum juga pulang padahal sebentar lagi tengah malam. Beliau juga bilang kalau Jisoo sedang bersama temannya sejak sepulang sekolah. Ia hanya khawatir karena tidak baik seorang gadis masih ada di luar saat waktu hampir tengah malam.

Kyungsoo telah mencoba untuk menghubungi Jisoo tetapi tidak ada jawaban. Ia juga takut akan terjadi apa-apa.

"Hyung, aku pamit dulu," ucap Kyungsoo pada Suho. Ia langsung berlari masuk ke mobilnya.

"Ya! Kyungsoo!"

Kyungsoo mengunjungi sekolahan Jisoo. Ia sudah bertanya pada satpam yang menjaga, satpam itu bilang bahwa siswa-siswa sudah pulang sedari tadi. Kyungsoo menyusuri jalan dan terus meelihat-lihat di bagian pejalan kaki, jikalau Jisoo sedang jalan. Sampai ia melihat seorang gadis yang sama dengan ciri-ciri Jisoo. Kyungsoo memarkirkan mobilnya, lalu mengejar gadis tadi. Tetapi setelah gadis itu membalikkan badan, ternyata bukan Jisoo.

Kyungsoo menghampiri mobilnya lagi dan mulai menyetir dengan perlahan. Sebuah kerumunan orang-orang membuatnya memberhentikan mobilnya. Itu hanya sekumpulan orang yang sedang melihat dance cover. Ia keluar dari kerumunan itu. Hanya saja, ia merasa menginjak sesuatu. Itu adalah ponsel. Kyungsoo mengambil ponsel itu. Layarnya suddah retak dan baret. Akan tetapi, Ia merasa familiar dengan casing yang terpasang di ponsel itu. Karena penasaran ia mencoba mengaktifkan ponsel itu. Wallpaper yang terpasang di lockscreen ponsel itu adalah foto Jisoo dengan teman-temannya. Kyungsoo juga mengecek dengan menelepon ke ponsel Jisoo. Ya, benar, itu adalah ponsel Jisoo. Ia berpikir Jisoo pasti masih di dekat situ.

Kyungsoo berlari sambil terus melihat-lihat gadis yang berciri-cirikan sama dengan Jisoo. Sampai ia menabrak seorang gadis yang masih menggunakan baju seragam. Gadis itu adalah Jisoo.

"Oppa?" Jisoo bingung dengan kehadiran Kyungsoo yang tiba-tiba.

"Kajja, ini sudah malam," ucap Kyungsoo paksa sambil menarik tangan Jisoo.

"Sebentar aku akan berpamitan pada teman-temanku dulu," Jisoo baru saja akan melangkah ke arah teman-temannya berdiri, tetapi Kyungsoo yang sudah penuh dengan emosi langsung menariknya ke arah mobilnya yang terparkir.

"Jisoo!" teriak Jennie.

Jennie langsung mengambil alih tangan Jisoo yang di tarik paksa oleh Kyungsoo.

"Nuguseyo? Tolong jangan tarik teman saya," ucap Jennie dengan formal.

Kyungsoo menghela napasnya, "Aku—"

"Dia kakak sepupuku, kemarin baru saja pulang dari luar negeri. Jennie-ya, aku pulang duluan ya, tolong pamitkan Rose dan Lisa," ucap Jisoo memotong omongan Kyungsoo.

Jisoo dan Kyungsoo kembali berjalan menuju mobil. Tangan Kyungsoo sudah tidak menarik atau memegang tangan Jisoo. Sampai di mobil pun mereka belum ada yang membuka pembicaraan.

Kyungsoo memukul setir mobil, ia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Laki-laki bermarga Do itu menepikan mobilnya. Ia mengeluarkan ponsel milik Jisoo yang ia temukan lalu melemparkannya pada Jisoo.

"Kau tahu? Betapa bahayanya seorang remaja masih diluar sampai waktu sudah tengah malam? Orang di rumah sudah khawatir dan kau masih bersenang-senang di luar sana. Bagaimana jika kau hilang? Yang repot bukan hanya orang rumah atau keluargamu, tetapi aku lebih sulit lagi. Orang tuamu sudah percaya padaku untuk menjagamu," bentak Kyungsoo.

"Tetapi aku bersama teman-temanku. Kami tidak main ke tempat-tempat sepi atau tempat seperti club. Oppa tadi sudah liat bukan, aku keluar dari mana? Aku hanya makan tteokbokki, saat itu juga kami mau pergi pulang. Aku tidak sempat mengabari karena ponselku hilang dan lihat sendirikan, ponselku rusak? Screen-nya sudah tidak berfungsi dengan baik," Jisoo menyentuh layar ponselnya untuk membuktikan kalau memang sudah tidak bekerja lagi.

"Kenapa tidak dari awal saja oppa membatalkan pernikahan kalau aku ini merepotkan? Kalau begitukan kita tidak akan ada hubungan apa-apa. Oppa tidak merasa repot dan tidak perlu berjanji pada orang tuaku" ucap Jisoo.

Jisoo langsung keluar dari mobil itu. Ia berlari secepat yang ia bisa.

Kyungsoo mematung di dalam mobil. Ia meremas setir mobil sampai sampai buku-buku jarinya memerah.

~STARLIGHT~

Jisoo menginap di rumah Rose. Sebelumnya ia menelepon Rose lewat telepon umum. Rose bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Jisoo, apalagi Jisoo menangis saat sampai di kamarnya.

"Jisoo-ya, apa yang sedang terjadi? Ceritakanlah," ucap Rose sambil mengelus punggung sahabatnya itu agar berhenti menangis.

"Gwencanha, aku hanya rindu pada orang tuaku. Aku terlalu emosional jadi abaikan saja," balas Jisoo yang mencoba tersenyum.

"Arasseo, ini aku pinjamkan bajuku dulu dan cepat tidur besok kita sekolah," Jisoo mengangguk menanggapi ucapan Rose.

Bagaimana dengan Kyungsoo?

Ia sedang berada di rumah EXO. Berbaring di sofa dengan jaket yang menjadi selimutnya. Tidak ada satupun orang yang menemaninya. Sedari tadi ia terus melihat ponselnya. Berpikir apakah yang ia lakukan tadi berlebihan. Jujur saja, ia sedang khawatir. Ia takut akan terjadi apa-apa.

~BESAMBUNG~

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang