Jisoo sedang sibuk di dalam kamarnya. Bagaimana tidak, ia sedang mempersiapkan ujian minggu depan. Kali ini, matematika menjadi halangannya. Terbesit pikiran untuk meminta tolong pada Kyungsoo, tapi sama saja jika ia akan mengabaikan Jisoo. Akan tetapi, jika di biarkan begitu saja, bisa-bisa nilainya tidak tertolong.
Jisoo mempersiapkan seluruh keberaniannya dan terus menghirup napas dalam-dalam.
"Kim Jisoo, hwaiting!" serunya menyemangati diri sendiri.
Jisoo sudah berdiri di depan kamar milik Kyungsoo. Tangannya juga sudah terangkat, siap untuk mengetuk pintu. Akan tetapi, ia belum jadi mengetuk pintu itu. Jantungnya terus berdegup dengan kencang. Ia juga di selimuti rasa bimbang.
"Awas," ucap suara berat yang ada di belakang Jisoo.
Jisoo yang terkejut langsung menyingkir dari pintu dan reflek punggungnya membungkuk 90o. Ia langsung kembali ke kamarnya, lalu membanting tubuhnya ke kasur. Gadis itu malah mengacak-acak tempat tidur agar menghilangkan rasa malunya. Sedari tadi, ia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya. Walaupun kamarnya sudah di beri AC, tetap saja merasakan panas.
"Kim Jisoo!!!" serunya sambil terus menyemangati dirinya.
Untuk yang kali ini, Jisoo benar-benar mengetuk pintu. Sang pemilik pun juga langsung membuka pintu.
"Aku sudah makan," ucap Kyungsoo yang akan menutup pintu.
Jisoo segera menahan pintu itu, lalu bertanya, "Apa oppa bisa membantuku?" ia menunjukkan bukunya yang bertuliskan MATHEMATICS.
"Hm, tunggulah di bawah. Aku akan segera ke sana," Kyungsoo segera masuk ke kamarnya lagi.
Jisoo masih mematung di depan pintu kamar Kyungsoo. Ia masih belum percaya apa yang ia lakukan sekarang. Seorang Do Kyungsoo akan mengajarkannya matematika. itu berarti Kyungsoo akan banyak ngomong dan tidak seperti biasanya.
Kyungsoo menjelaskan dengan pelan-pelan agar Jisoo mengerti. Ia juga menuliskan beberapa cara penting di buku catatannya dan mengerjakan beberapa soal sebagai contoh. Mereka menghabiskan malam itu dengan pembahasan matematika. Tidak membosankan apalagi di ajarkan oleh seorang Do Kyungsoo.
Jisoo merasakan berat di matanya. Ia sudah tidak kuat lagi. Padahal sebentar lagi akan selesai.
"Oppa, sudah saja ya. Aku sudah mengantuk, jika mau di lanjutkan besok pagi saja," keluh Jisoo.
Kyungsoo hanya mengehela napasnya.
"Baiklah," ucap Kyungsoo lalu beranjak dari duduknya dan kembali ke kamarnya.
Jisoo merapikan buku-bukunya lalu juga masuk ke kamarnya. Ia menaruh buku-buku itu di meja belajar lalu langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk.
~STARLIGHT~
"Nona, bangun. Sudah jam 7, nanti nona akan telat," ucap ahjumma Yoon yang sedari tadi menepuk-nepuk pundak Jisoo.
"Ne?! Haduh, PR matematikaku!" teriak Jisoo yang sudah sepenuhnya sadar.
"Ahjumma, tolong taruh sarapan saya di bekal saja. Saya akan segera siap-siap," ucap Jisoo.
Ia masih punya waktu setengah jam lagi untuk bersiap-siap. Ia membuka buku matematikanya. Wah, ajaib. Seseorang sudah mengerjakan PRnya sampai tuntas. Tulisannya juga rapi. Sudah jelas kalau ini adalah tulisan tangan Kyungsoo.
Tanpa berpikir panjang, Jisoo langsung memasukkan buku-bukunya di tas lalu membersihkan tubuhnya. Ia sudah keluar dengan seragam dan tas yang ia tenteng. Bahkan, dasi belum ia pasang. Ia berlari menuruini tangga dan kejadian tidak mengenakkan terjadi. Jisoo terjatuh dan menimpa Kyungsoo. Untungnya itu anak tangga pertama yang ada di bawah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Fanfiction"Aku terbiasa sendirian, hari-hariku yang kelabu. Tapi aku ingat hari di mana kamu perlahan menghampiriku, mengetuk pintuku," Do Kyungsoo. "Dibalik wajahnya yang dingin ada juga kehangatan yang membuatku nyaman di sampingnya," Kim Jisoo. ENJOY READI...