Chapter 2

174 18 0
                                    

"Kau akan membuang makanannya?" sindir Kyungsoo.

Jisoo melongo mendengar perkataan Kyungsoo. Laki-laki itu langsung berjalan melewati Jisoo untuk ke kamarnya. Baru saja memegang kenop pintu, Jisoo mendekatinya.

"Apa pedulimu oppa, aku membuangnya atau tidak? Bahkan oppa tidak pernah menganggapku ada," ucap Jisoo lalu berjalan dengan cepat ke ruang makan. Kekesalannya sudah mencapai puncak. Bagaimana bisa orang tuanya sangat percaya dengan laki-laki sedingin es kutub. Kyungsoo sangat berbeda dengan orang tuanya dan kakaknya. Bahkan jika dilihat-lihat keluarga Kyungsoo sangat ramah.

Jisoo merasa senang saat mendapati ahjumma Yoon di ruang makan.

"Ahjumma Yoon, ayo makan malam bersama. Aku tidak bisa makan di kamar sendirian," ajak Jisoo dengan ramah dan mengandalkan senyumannya yang manis itu.

"Baiklah nona," jawabnya.

Tidak lama setelah itu, Kyungsoo terlihat berlari menuruni tangga. Ia langsung memakai sepatunya dan hilang di balik pintu. Jisoo bertanya-tanya pada ahjumma Yoon. Apa yang sebenarnya terjadi karena pasti setiap malam Kyungsoo akan buru-buru pergi dan baru pulang saat tengah malam. Akan tetapi, ahjumma kurang tahu apa yang dilakukan tuan muda itu.

Karena penasaran, Jisoo menunggu Kyungsoo. Ia menunggu di sofa depan TV. Sedari tadi Jisoo hanya mengubah-ubah channel TV. Disaat menunggu seperti ini malah tidak ada tayangan Tv yang bagus. Bahkan ahjumma sedari tadi sudah bilang pada Jisoo untuk tidur dan akan menyampaikan pesannya pada Kyungsoo. Mungkin karena rasa penasaran yang tidak bisa dikalahkan itu membuatnya terus menunggu Kyungsoo sampai pulang.

Jam sudah menunjuk angka setengah dua belas. Sebuah suara mesin mobil pun terdengar sampai dalam. Jisoo langsung membuka matanya dan mengucek matanya. Ia segera berdiri di depan pintu. Kyungsoo yang masuk rumahpun terkejut dengan kehadiran Jisoo di hadapannya.

"Sebenarnya apa yang oppa lakukan? Apakah kau ke club malam?" tanya Jisoo yang sudah penasaran setengah mati.

Tidak ada jawaban dari Kyungsoo, ia malah berjalan dengan santai melewati Jisoo. Gadis itu mengikuti Kyungsoo sampai di lantai atas.

"Oppa! Apa kau tidak mendengarku?" tanya Jisoo dengan kesal.

Kyungsoo menghela napasnya dengan kasar dan menjauhkan tangannya dari kenop pintu. Ia memutar badannya menjadi berhadapan dengan Jisoo.

"Seperti yang kau bilang terakhir kali, apa pedulimu?" ucap Kyungsoo lalu masuk ke kamarnya.

Jisoo mengepalkan tangannya, ia merasa bodoh sudah berkata seperti itu. Sudah jelas Kyungsoo adalah suaminya dan sepantasnya peduli. Karena terlalu kesal, ia mengatakan apa yang ia igin katakan tanpa berpikir. Gadis itu mengutuk dirinya di kamar.

~STARLIGHT~

Akhir pekan ini Jisoo sudah ada janji dengan Suho. Sahabat Kyungsoo yang ia kenal. Mereka akan bertemu di restoran milik Suho. Restoran itu sangat mewah, bahkan makannya saja harganya sangat mahal. Kebanyakan yang datang pun adalah orang-orang dengan kasta tinggi. Tidak heran jika ia memang kaya.

Suho datang ke meja Jisoo dengan membawa nampan berisikan menu paling enak di restoran itu. Suho juga duduk di hadapan Jisoo.

"Oppa, terimakasih hidangannya," ucap Jisoo sambil sedkit membungkukkan badannya.

"Gwencanha, gwencanha. Kau itu tamu spesial jadi harus di perlakukan dengan spesial," ucap Suho lalu tersenyum dengan ramah. Jisoo juga membalas senyuman itu sambil bergumam di benaknya, "coba saja yang ada dihadapanku ini adalah Kyungsoo oppa."

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang