8

7.9K 1.1K 452
                                    




Chapter 8 : Karna Jimin?



(Ps. Tolong baca hingga bawah ya, karena gua butuh banget saran kalian untuk book gua kedepannya)

"Karena melihatnya membuatku teringat akan kebodohanku, dan aku ingin melupakan kenangan buruk itu".

'semuanya hanya kebodohan dan kenangan buruk yang harus dilupakan baginya sedangkan semua itu mulai membekas menjadi sesuatu yang kurindukan'

------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Jaejoong menatap pintu kamar anaknya dengan perasaan khawatir. Siang tadi Jungkook pulang dengan ekspresi wajah berbeda yang Jaejoong belum pernah lihat, jauh dari kata datar sebagaimana biasanya, untuk pertama kali ia melihat Jungkook nampak lemas dan murung. Tidak satupun pertanyaan yang ia lontarkan mendapat respon dari Jungkook. Sang anak berjalan lemas menaiki tangga lalu masuk kedalam kamar, setelah itu ia tak keluar sama sekali. Pintu dikunci dan teriakannya yang memanggil nama Jungkook dihiraukan. Namun ada satu hal yang sempat menyita pandangannya, sebuah kotak yang ada digenggaman Jungkook. Terlihat familiar dan oh, Jungkook membawa aroma yang kurang sedap.

"Ada apa dengannya? Aku jadi khawatir".

Sudah menjelang malam dan sebentar lagi Yunho pulang. Jungkook melewatkan sarapan pagi dan juga siangnya. Berharap Yunho dapat membujuk anaknya.

Ketukan pintu terdengar dari arah luar, tak mungkin Yunho karena ia pasti membawa kunci.

"Seokjinnie?".

"Apa aku mengganggu? Ini, kunci mobil Jungkook. Dia meninggalkan mobilnya didepan rumahku jadi aku mengantarnya sampai didepan". Seokjin menyerahkan kunci mobil itu ketangan Jaejoong.

"Oh tidak sama sekali. Terimakasih ya. Tapi aku bingung, bisakah kita bicara didalam?". Seokjin menganggukkan kepalanya.

----------------

"Apa karena aku tak mau mencuci kotak itu lalu dia marah?".

Jimin pun sama dengan Jungkook, setelah kejadian siang tadi ia hanya berdiam diri dikamar namun ia tak mengurung diri seperti Jungkook, Jimin sesekali memandang jendela yang ada diseberang, namun terasa aneh karena sejak siang tadi yang Jimin tunggu-tunggu tak kunjung muncul.

"Kekanakan sekali, padahal ia bisa mencucinya sendiri".

"Kenapa ia tak muncul juga? bukankah dia tadi pulang?".

Jimin kembali teringat Jungkook yang tersenyum padanya, ia masih tak yakin dengan apa yang sudah dilihatnya, Jimin terus meyakinkan dirinya bahwa ia telah salah lihat.

"Seorang pangeran Es tak mungkin tersenyum, disemua drama juga begitu".

"Jiminie sayang?".

Jimin menoleh kearah pintu dan mendapati ayahnya tersenyum, Jimin langsung menghampiri Namjoon memberinya sebuah pelukan dan mendusel didada sang ayah.

"Jimin rindu Ayah".

Namjoon terkekeh sekaligus merasa bersalah karena ia semakin sibuk dikantor.

"Makanya Ayah pulang cepat, tapi Ibumu kemana? Ayah tak melihatnya".

"Tidak tau, aku sejak siang dikamar". Jimin mendongak, "Ayah.....".

Annoying Neighbour [AN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang