22

6.6K 646 15
                                    

Chapter 22

Jungkook terbangun tanpa siapapun disisinya. Seingatnya, Jimin masih tidur disampingnya semalam. Namun saat membuka mata, pria manis itu sudah tak ada.

"Apa pernikahan kami hanya mimpi? Apa malam pertama kami juga mimpi?". Itulah ucapan konyol Jungkook dipagi hari yang sudah akan menjelang siang. Namun ia tersadar semua bukanlah mimpi setelah merasakan tubuhnya benar-benar sakit dan lemas. Rasa lengket pada perut dan tubuh bagian bawahnya menguatkan bukti bahwa malam panas yang ia lewati bersama Jimin bukanlah mimpi.

"Ya Tuhan, aku sudah tidak perjaka lagi". Terkekeh setelah mengucapkan hal konyol lagi. Namun tak lama ia kembali terdiam mengingat Jimin tak ada dikamar mereka. Jungkook melakukan peregangan sebentar kemudian mengambil satu celana pendek dari dalam lemari.

"Apa istriku sedang memasak ya?". Ucapnya sambil memakai celananya dengan susah payah. Jungkook masih lemas.

Ia berjalan gontai menuruni anak tangga, berharap menemukan sang istri. Dan benar saja, setelah memasuki dapur ia melihat sosok manis yang kemarin telah resmi menjadi istrinya itu tengah menata makanan untuk dibawa ke meja makan. Jimin dan Jaejoong terlihat sangat kompak jika sudah berada di dapur, bahkan ia akui Jimin lebih menguasai dapur ketimbang sang Ibu.

"Ah!".
Jimin terlonjak kaget saat tubuhnya didekap dari belakang. Ia menoleh kekanan dan mendapati wajah tampan suaminya tengah tersenyum dan pipi gembil itu mendapat kecupan bertubi-tubi dari sipelaku.

"Ekhem!".
Jaejoong menggeleng melihat tingkah Jungkook terlebih anak itu terlihat berantakan dan bau sekali.

"Diam bu, jangan ganggu".
Jungkook merengek sambil tetap memeluk sang istri.

"Ck. Anak kurang ajar".
Jaejoong membasuk tangannya sebelum melepas apron yang ia kenakan, berjalan meninggalkan dapur setelah mencuri kesempatan untuk menjitak kepala anaknya yang semakin hari semakin durhaka itu.

"Dasar Ibu durhaka". Jungkook mengelus kepalanya yang sempat terkena jitakan maut dari sang ibu.

"Mana ada Ibu durhaka, jangan aneh-aneh kookie".

"Hmmm". Jungkook masih betah memeluk Jimin dengan mata terpejam, masih mengantuk rupanya.

"Jungkook, lepas dulu. Aku mau membawa ini ke meja makan. Kita harus segera sarapan".

"Sebentaaarrr, kangen".

"Mandi dulu kau bau sekali".

"Bau? Bau apa hum?". Jungkook dengan jahil menjilat telinga kanan Jimin membuat si empunya memekik geli.

"Bau itu, ah stop! Mandi atau aku pulang?".

"Ck! Iya iya".

"Akh!".

Jungkook berlari setelah meremas bokong padat Jimin, membuat Jimin kesal dipagi hari sangat menyenangkan.

To Be Continued

Annoying Neighbour [AN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang