17

8.2K 881 325
                                    

Chapter 17 : Rencana Pertunangan





"Aku disini saja".

Jimin menolak saat Jungkook akan mengajaknya kekamar.

"Wae?".

"Mau menonton drama. Kata Ibu harus banyak menonton drama supaya pacarannya lebih pintar". Jimin berbicara tanpa memandang Jungkook. Matanya sibu mencari-cari remote TV yang entah ada dimana.

"Ini".

"Ah, terimakasih Jungkook". Mengambil remote dari tangan Jungkook dan tepat sekali, muncul aktor tampan yang sudah seminggu ini menemani sore Jimin.

"Uh tampan sekali!". Jimin memekik. Jungkook memincing melihat wajah sang aktor yang menurutnya masih dibawah levelnya.

"Aku lebih tampan". Jungkook tak jadi kekamar. Ia memilih menemani Jimin menonton drama. Sambil memantau Jimin, seberapa berkembangnya dia setelah menonton drama.

35 menit berlalu. Jimin terlihat gelisah. Memukul pahanya sambil sesekali mendesis.

"Ish!".

Jungkook memandang kekasihnya heran. Namun kembali fokus pada layar TV, sepertinya Jungkook mulai suka drama.

"Ish! Jungkook!!".

Jungkook terperanjat kaget saat ia tengah begitu konsentrasi pada kelanjutan adegan dimana sang aktor yang sedang dilema apakah memilih menemui kekasihnya yang tengah menunggu untuk makan malam dirumah atau mengiyakan ajakan sang mantan kekasih untuk makan malam bersama.

"Jimin? Ssstt sedang seru".

"Hah, mantannya lebih cantik sih, jadi wajar saja". Komentar Jungkook setelah sang aktor ternyata memilih mengiyakan ajakan sang mantan kekasih.

"Menyebalkan!!". Jimin menatap Jungkook dengan mata berkaca-kaca dan bibir yang melengkung kebawah. Jungkook panik melihat Jimin seperti itu.

"Sayang kau kenapa? Apa ada yang sakit?". Pipi gembil itu diraih oleh tangan Jungkook.

"Kalau kau jadi dia, kau akan lebih memilih mantan kekasihmu daripada aku?!". Suara Jimin parau akibat menahan tangis yang nyatanya jatuh juga.

"Eh?".

"Jawab aku Jungkook!".

"I-itu. Y-ya-

"TUH KAN!!!!!". Jimin mendorong tubuh Jungkook setelah mendengar sang kekasih mengucap 'iya'.

"Hey, tentu tidak! Mana mungkin aku begitu Jimin!". Jungkook mendekati Jimin namun si mungil terus mendorong Jungkook.

"Kau bohong! Tadi kau bilang wajar kalau dia menemui mantannya kan?!".

"Jelas saja. Mantannya lebih cantik sayang, coba kau perhatikan".

"TUH KAN!!!!!!".

Setelah drama berakhir, Jimin menaiki tangga menuju kamar Jungkook.

Setelah resmi berpacaran kurang lebih satu bulan ini, keduanya sudah biasa menginap.

Jungkook menghembuskan nafas lelah.

"Mantan darimana, dia saja yang pertama untukku". Jungkook bangkit setelah mematikan televisi, menyusul Jimin yang tentu masih merengek. Tak perlu khawatir. Dipeluk dan dicium saja nanti Jimin lupa sendiri. Sampai detik ini masih mudah mengendalikan Jimin.

.

.

.

"Enak. Seperti biasa". Jungkook tersenyum manis menatap sang pacar setelah menelan makanan yang dibawakan Jimin kekampusnya. Jimin tentu senang karena Jungkook selalu menyukai makanan buatannya bahkan tubuh Jungkook belum genap 2 bulan sudah terlihat makin berisi karena Jungkook selalu minta nambah.

Annoying Neighbour [AN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang