Kennan's POV
"Tunggu dulu! Apa maksudnya dia adikku?!" aku mau tak mau berteriak setelah mendengar berita mengejutkan yang baru saja kudengar.
"Kennan! Sudah Ibu bilang jangan berteriak di dalam rumah!" seru wanita paruh baya yang ber-notabene ibuku ini. Dan tanpa ragu sedikitpun langsung menjitak kepalaku sekeras-kerasnya.
Oh, ya. Kita lupa berkenalan.
Namaku, Kennan Alexander. Umurku, 18 tahun. Aku adalah seorang siswa biasa yang bersekolah di Skylight High School. Jangan tanya apa pun yang berkaitan dengan ketampanan atau sejenisnya. Karena aku tak akan menjawab hal itu.
Bukan berarti aku jelek, tapi, aku hanya tak suka membicarakan kelebihan-kelebihan yang kumiliki.
"Kau tidak perlu memukulku, 'kan?" ringisku sambil memegangi kepalaku yang baru saja mendapatkan bencana dari kekerasan tangan ibuku.
"Salahmu sendiri berteriak tadi!"
Aku hanya diam dengan ekspresi datar. Sebagai catatan, ibuku adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang yang memiliki keyakinan 'wanita selalu benar.'
"Baik, baik. Aku salah." Ujarku mengalah—percayalah, itu sangat berguna. "Jadi, bisa Ibu jelaskan tentang kejadian ini?"
"Oh, benar juga. Aku lupa." Ucap Ibu santai dan melirik ke arah gadis yang tengah memakan kue dengan santainya.
-Flasback-
"Kakak..." tiba-tiba saja, gadis itu menarik lengan bajuku ketika aku baru saja akan memasuki lift.
"EH?!" aku spontan saja terkejut.
"Kakak..." gadis itu memanggilku sekali lagi.
"Ma-Maaf, tapi sepertinya kau salah orang." Kataku sopan sambil melepaskan tangannya dari lenganku. "Aku bukan Kakakmu."
"Kakak?" tanyanya sambil memiringkan kepalanya. Saat itu ekspresinya... entahlah, bingung?
"Sudah kubilang, aku bukan Kakakmu!" aku mulai kehilangan kesabaran. "Jika kau ingin menaiki lift, sebaiknya naik saja!"
Namun, gadis itu hanya menanggapiku dengan memiringkan kepalanya berlainan arah. Baiklah, dia menakutkan.
Ting.
Pintu lift yang sebelumnya terbuka, kini kembali tertutup. Meninggalkanku sendirian bersama gadis tidak jelas ini.
"EEEEHH?!" teriakku tercekat. Namun, semuanya sudah terlambat.
"Kakak?" gadis itu memanggilku lagi.
"Sudah kubilang, aku bukan Kakakmu! Jadi, berhentilah memanggilku seperti itu. Kumohon..."
Lagi-lagi, gadis itu memiringkan kepalanya sebagai tanggapan.
Ting.
Ah, sepertinya keberuntungan masih berpihak padaku walaupun sedikit. Karena beberapa saat setelah pintu lift itu tertutup, pintu lift di sebelahnya tiba-tiba saja terbuka. Sekarang aku pasti bisa langsung melarikan diri dari makhluk tidak jelas ini.
Atau, itulah yang kupikirkan.
"Ah, di sini kau rupanya!" seorang wanita tiba-tiba saja muncul dari dalam lift dan menghampiri gadis itu.
Gadisi itu masih tetap diam dan membiarkan wanita itu menghampirinya.
"Aduh... sudah kubilang, jangan berkeliaran sendirian." Ujar wanita itu lagi. Tanpa sedikit pun menyadari kehadiranku yang masih melongo tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Soul
Teen FictionKehidupan seorang Kennan Alexander berubah seketika saat ia dimintai tolong untuk mengurusi seorang gadis remaja oleh ibunya. Dan yang lebih parahnya lagi, gadis tersebut bukanlah manusia 'normal' pada umumnya. Akibat masa lalunya, gadis itu mengala...