Bab 12. Rencana Liburan Musim Panas

21 2 0
                                    

Sesuai janji, Double Up hari ini!!^_^

Minna-san, sebelum membaca, tolong bintangnya di tekan ya?

OK! Please enjoy the Story^_^

***

Kennan menatap satu per satu orang yang kini berada di ruang tamunya.

"Jadi, apa yang kalian semua ingin lakukan di rumahku?"

"Memangnya kenapa? Bukannya kami sudah sering ke rumahmu?" tanya John tanpa rasa bersalah.

"Tidak masalah jika kalian, tapi, kenapa mereka juga ikut berada di sini?" Kennan menunjuk ke arah Marilyn dan Jane yang tengah mengobrol bersama Reika.

"Ma-Mau bagaimana lagi! Marilyn yang mengajakku kemari!" sergah Jane cepat. "Lagi pula, jika aku tahu akan diajak kemari, aku tidak akan pernah pergi sejak awal!"

"Sudahlah, kalian berdua." Marilyn berusaha melerai mereka.

"Itu benar! Selain itu, bukannya kita berkumpul kemari karena ingin membahas liburan bersama? Kenapa kalian malah bertengkar?"

"Liburan bersama?" Kennan dan Jane berujar dengan kompak.

"Eh? Kalian belum tahu? Kita semua akan menghabiskan waktu liburan bersama-sama di Pantai."

"Apa maksudmu?!"

"Aku sama sekali tidak pernah mendengar hal semacam itu!"

Kennan dan Jane menyuarakan ketidaksetujuan mereka masing-masing.

"Ah, benar juga, aku belum memberitahukan pada kalian." John memukul kepalanya sendiri dan memperlihatkan ekpresi bodoh.

"SEHARUSNYA KAU BILANG DARI TADI!!" keduanya kembali berseru dengan kompak.

"Sudah kuduga kalian cocok." Ejek John dengan terkekeh geli.

Sementara mereka berbicara, Reika terus mengamati Kennan dengan ekspresi yang sulit ditebak.

"Ada apa, Reika?" tanya Marilyn padanya.

"..." Reika menggeleng pelan.

"...?" Marilyn hanya bisa memiringkan kepalanya bingung menanggapi tingkah Reika yang aneh.

"Sudahlah. Sekarang, karena kalian sudah tahu, akan kujelaskan rencananya." Ujar John tenang tanpa rasa takut sedikit pun menghadapi dua manusia kalap di depannya.

Semua orang pun menunggu penjelasannya. Terkecuali Reika yang tampak sibuk menggambar.

"Mulai besok Minggu, kita semua akan menghabiskan waktu liburan di Pegunungan! Bagaimana? Hebat, 'kan?"

"HEBAT DARIMANANYA?!" Kennan segera memprotes.

"Kennan benar." Eldrick menimpali. "Memangnya kenapa harus besok? Bukannya itu terlalu cepat?"

"Ya, itu benar. Gadis perlu banyak hal yang harus disiapkan tahu." Marilyn turut memprotes.

"..." namun entah mengapa, hanya Jane saja yang menyimpan suaranya. Yah, selain Reika tentu saja.

"Tunggu dulu. Dengarkan dulu penjelasanku!" ujar John berlagak sok keren. "Saat ini kita sedang berada di tengah-tengah musim panas yang menyengat. Karena itulah aku memutuskan untuk mengajak kalian ke gunung untuk berlibur."

"..." semua orang terdiam.

"Bayangkan saja! Sungai yang mengalir jernih, angis sejuk yang berhembus melewati helai-helai rambut kita, serta udara yang bersih. Siapa yang bisa menolak semua nikmat itu?!" John mulai berpidato seperti seorang pro.

"Bukannya kau terlalu berlebihan?" tanya Kennan heran.

"Tapi... kurasa itu adalah ide yang menarik." Perkataan Jane spontan membuat semua orang menoleh.

"Yang benar?!" seru John antusias.

"Yah... karena tadi kau mengungkit-ungkit tentang udara yang bersih, kurasa aku akan mempertimbangkan idemu itu."

"Sungguh? Kau benar-benar seorang malaikat, Jane!"

"Hmph, itu bukan apa-apa." Jane, yang merasa tersanjung pada pujian John pun berujar dengan santai.

"Jadi, dia senang ya?" Kennan berkomentar.

"Kurasa begitu." Eldrick menyahut dengan ekspresi yang sama dengannya.

"Kakak." Reika tiba-tiba saja menarik lengan baju Kennan.

"Ada apa?" Kennan spontan menoleh ke arahnya. Dan langsung mendapati ekspresi yang tidak biasa di wajah Reika.

"Kakak..." Reika memanggilnya sekali lagi. Namun, entah mengapa tatapan matanya tampak berbinar-binar seolah menginginkan sesuatu. Di tangannya, terdapat sebuah lukisan pemandangan alam yang terbuat dari pensil.

"...jangan bilang... kau juga ingin pergi ke sana?"

"Pergi." Ujar Reika mantab.

"Hooo! Kerja bagus Reika!" seru John senang. Namun, Reika segera menanggapinya dengan terkejut.

"Eeeh, Reika juga ingin ikut?" tanya Marilyn setengah tidak percaya. "Kalau begitu, aku juga ikut!"

"..." Kennan dan Eldrick terdiam.

"Bagus! Kalau begitu, sudah diputuskan! Kita akan berangkat besok sore, sebaiknya kalian bersiap-siap malam ini!" seru John sambil mengepalkan tangannya di udara.

Dan hari itu pun berakhir dengan damai tanpa adanya gangguan yang berarti.

***


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang