15. Long Apari

835 50 0
                                    

Hai aku lanjut lagi.. tinggal 3 part lagi nih..

Makasih sama yang mau baca juga vote cerita ini.

Masih ada typo

Happy reading

***

Udara pagi masuk kesela-sela sudut rumah sederhana di perkampungan Long Apari, udara cukup dingin pagi ini, tapi tidak membuat seorang eomma muda masih tertidur diranjangnya, kedua anak kembarnya terlihat menikmati sarapan paginya. Sederhana, mengingat mereka bukan sedang ada di kota, tapi suku pedalaman Kalimantan yang masih menjunjung tinggi adat istiadat dalam berbagai hal, termasuk makanan. Hyunmie, eomma muda itu nampak senang melihat Kyuna dan Hyuna mulai beradaptasi dengan keadaan perkampungan di hulu sungai Mahkam ini.

"Kyuna!! Letakan bukumu dulu, habiskan makananmu. Yaak!! Hyuna berhenti bermain-main dengan PSPmu. Aigo... bisakah kalian makan dengan benar?" Protesan Hyunmie seolah tak ditanggapi keduanya membuat Hyunmie mendesah lemas, dengan sedikit memicingkan matanya, Hyunmie mengambil benda-benda kesayangan kedua anak kembarnya, dan sepertinya sifat appa mereka menurun pada sikembar.

"YAAK!! Eomma kembalikan." Teriak keduanya kompak, membuat Hyunmie harus menutup telinganya, begitupun seorang pembantu rumah tangga yang di kirim kepala suku untuk membantunya. Walaupun tidak mengerti dengan percakapan ketiganya, Mak Hului sering tersenyum sendiri, melihat pertengkaran yang terjadi, awalnya Mak Hului nampak terkejut dengan sifat si kembar, tapi setelah Hyunmie menjelaskan, Mak Hului paham jika inilah cara ketiganya saling akrab.

"Makan, setelah itu baru eomma kembalikan. Palli!!" Ucap Hyunmie tegas, lalu meletakan kedua benda tersebut di atas lemari. Kyuna dan Hyuna nampak merenggut dan mulai memakan sarapan yang disiapkan Hyunmie dan Mak Hului.

"Dokter sebaiknya juga makan, bukankah belakangan Dokter mengeluh sakit?" ucapan Mak Hului membuat senyuman di wajah Hyunmie menghilang, tergantikan dengan senyuman masam.

"Saya baik-baik saja mak. Oh iya, bisa persiapkan perahu di sungai pada bapak Yustinus? Saya dan anak-anak akan berangkat kekota, ada beberapa obat yang harus saya beli. Kebetulan sungai sedang tenang. Saya dengar jalan darat menuju kota tertutup longsorkan?" Mak Hului nampak menghelah nafas, Hyunmie padahal sudah di ingatkan untuk menunggu perbaikan jalan, karena bagaimanapun jalur sungai terlalu berbahaya. Tapi Hyunmie juga tidak ada pilihan lain. Obat-obatan sudah habis.

"Jadi Dokter akan tetap pergi?" tanya Mak Hului sendu dan di balas gumaman kecil Hyunmie. Yeoja paru baya itu nampak menghelah nafas lalu mengangguk kecil dan berlalu keluar rumah, Kyuna dan Hyuna nampak saling bertatapan. Mereka sangat ingin pergi kekota, menelepon halmoni dan haraboejinya di Bandung maupun Korea, selama ini Hyunmie memang tidak pernah mengijinkan si kembar ikut, jika ia pergi kekota. Padahal tidak ada sinyal untuk menelepon.

"Eomma? Kami ikut ne? Jebal... selama ini kami ingin membeli__" belum juga Hyuna selesai merajuk Hyunmie sudah mempotong pembicaraan purtinya itu.

"Araseo. Kalian boleh ikut, eomma tahu kalian ingin jalan-jalankan?" keduanya langsung mengangguk senang, jarang sekali Hyunmie memberi izin. Tanpa menunggu perintah Hyunmie, sikembar berlari kekamar untuk bersiap-siap. Bahkan sepertinya melupakan PSP dan juga buku cerita yang di ambil oleh Hyunmie tadi.

Setelah persiapan selesai, ketiganya mulai berjalan kearah sungai Mahkam. Perahu Long Boat sudah menunggu, perjalanan pergi sebenarnya lebih mudah dari pada pulang, tapi tetap saja, sungai Mahkam bukan sungai yang mudah untuk di taklukan, bapak Yustinus adalah awak Long Boat berpengalaman di kampung ini.

"Dokter silahkan pakai dulu pelampungnya." Ucap Pak Yustinus lembut, Hyunmie nampak mengangguk pelan lalu memakai pelampung yang di siapkan tak lupa si kembarpun ikut menggunakannya. Hyunmie nampak menelan dua butir pil, membuat si kembar nampak mengerutkan keningnya.

IAM NOT ANGEL(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang