(4) Perkelahian!

1.4K 64 0
                                    

"Jangan sering menyalahkan oranglain atas apa yang terjadi dengan hidup lo. Tanpa lo sadari, semua itu terjadi karena kesalahan lo sendiri."

🍀🍀🍀

Pagi ini Yudha merasa sangat malas untuk pergi ke sekolah. Tetapi bukankah setiap hari lelaki itu memang malas untuk sekolah ? Ya benar sekali. Namun kali ini tingkat kemalasannya jauh lebih tinggi dari biasanya. Selama ini yang membuatnya semangat untuk pergi ke sekolah adalah Karissa. Mengingat kejadian kemarin saat Karissa memutuskan Yudha hanya karena lelaki itu membatalkan acara jalan bersamanya, membuat Yudha malas untuk sekolah ataupun beraktifitas lainnya. Ia tak mengerti kenapa gadis itu sangat berpengaruh besar dalam hidupnya.

Setelah berpikir cukup lama akhirnya lelaki itu memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.

Sudah sekitar 30 menit, Yudha sudah rapi dan lengkap dengan seragamnya. Lelaki itu segera turun dari kamarnya yang berada dilantai dua setelah meraih kunci motor dan ponselnya yang berada diatas nakas.

Sesampainya dilantai dasar, Yudha segera menuju dapur.

"Selamat pagi Bi," ucap Yudha sambil tersenyum pada pembantunya itu.

"Eh si aden sudah bangun, meni ngagetin bibi wae eh." Ucap bi Iis lalu tertawa pelan.

Yudha terkekeh, "bibi makin cantik aja ih."

Bi Iis tertawa, "si aden mah pinter ngabohong na teh."

Yudha tertawa kecil, "Yudha pamit ke sekolah dulu ya bi." Ucapnya lalu mencium tangan bi Iis.

"Naha emang ini teh jam berapa ?" Bi Iis melihat jam dinding yang ada didapur dengan shock. "Ari si aden ini mah sudah siang atuh buat pergi ke sekolah. Kirain bibi mah aden libur, tadi bibi bangunin teh gak bangun-bangun soalnya."

Yudha kembali terkekeh, "gapapa bi. Telat dikit mah, lagian baru jam 8."

Bi Iis menggelengkan kepalanya, "tapi aden sarapan dulu yah bibi buatin. Aden kan belom sarapan sama sekali atuh, nanti bisa sakit."

"Enggak usah bi, udah siang kalo sarapan dulu makin kesiangan. Aku langsung berangkat aja ya bi, assalamualaikum." Ucap Yudha lalu mengecup pipi kiri Bi Iis dan langsung berlari pergi meninggalkan Bi Iis sambil tersenyum jahil.

"Yaallah aden jahilnya meni tiada tara, dipikir-pikir mah bibi kasihan kalo ngelihat si aden teh. Kenapa si nyonya sama si tuan teh meni sibuk-sibuk pisan nyampe lupa ka si aden." Bi Iis bermonolog sambil memandang kepergian Yudha dengan iba.

Sedari kecil Yudha memang sudah diasuh oleh bi Iis, karena orangtua Yudha sendiri sangat sibuk dengan pekerjaannya. Mereka tidak pernah ada dirumah, sering berpergian ke luar kota bahkan keluar negeri. Kedua orangtuanya sama sekali tidak pernah ada dirumah. Sejak bayi pun Yudha diasuh oleh baby sitter, namun setelah berumur 5 tahun diasuh oleh bi Iis pembantu rumah tangganya. Maka dari itu, Yudha sangat dekat sekali dengan bi Iis. Bahkan lelaki itu menganggap bi Iis seperti orangtuanya sendiri.

Yudha tumbuh tidak seperti remaja lainnya. Terkadang dirinya merasa iri pada Kemal yang selalu dicereweti oleh ibunya ini dan itu. Yudha ingin sekali merasakan kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah ia dapatkan selama ini. Kedua orangtuanya selalu sibuk dan sibuk, terkadang ia merasa bahwa dirinya lahir kedunia ini hanyalah sebuah kesalahan. Sejak Yudha masuk sekolah PAUD hingga SMK sekarang ini, mamahnya tidak pernah mengantar Yudha ke sekolah sekalipun, atau sekedar mengambil raport nya pada saat kenaikan kelas. Selalu saja bi Iis yang mengambil raportnya sebagai perwakilan walinya, atau tante Ria, mamahnya Kemal.

🍀🍀🍀

Yudha menitipkan motornya diwarung bu Indah, yang bersampingan dengan sekolah. Setelahnya ia memanjat pagar belakang sekolah dengan lihai, tanpa takut terjatuh. Sepertinya, lelaki itu sudah terbiasa melakukan hal itu. Ia berjalan santai menuju kelasnya, ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 09.15 wib. Kemudian diputarnya menjadi pukul 06.30 wib, entah apa maksudnya.

The Queen of My schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang