"Hukum itu dibuat untuk di ikuti. Jadi, gue gak terima protes ataupun penolakan."
🍀🍀🍀
Hari yang penuh ketenangan bagi Mellani adalah hari dimana anak-anak SMK Bhakti Nusantara tidak ada yang membuat masalah. Seperti hari ini, dirinya bersantai diperpustakaan dengan membaca beberapa buku-buku besar dan tebal. Sepertinya, isi dari buku itu tidak jauh dari materi pelajaran.
Saat jam istirahat pertama, gadis itu menghabiskan waktunya untuk makan dan duduk santai dikantin. Sedangkan istirahat kedua ini, ia lebih memilih untuk menyendiri diperpustakaan. Karena disanalah tempat paling ampuh dan mujarab jika kalian ingin mencari ketenangan.
Namun, acara santai dan tenangnya gagal saat Fahri teman sekelasnya datang mengganggu.
"Mell, Riko sama Yudha berantem dirooftop." Ucap Fahri dengan nafas tersenggal-senggal.
"Kenapa gak lapor pak Dayat ?" Ucap Mellani datar, masih enggan bangkit dari duduknya.
"Udah, tapi pak Dayat nyuruh gue manggil lo." Ujarnya.
Mellani menghela nafas lelah. Lagi-lagi dirinya yang harus membereskan. Kenapa guru yang satu itu selalu saja melimpahkan tugasnya pada Mellani. Jujur, rasanya ingin sekali menolak. Tapi, ia tidak mau namanya menjadi buruk didaftar buku kesiswaan karena menentang seorang guru bernama Dayat Djatmiko Supriadi.
Akhirnya gadis itu bangkit dari duduknya. Kemudian menyimpan buku tebal tadi kembali pada tempatnya. Dengan segera berjalan bersamaan dengan Fahri menuju rooftop sekolah.
Sesampainya disana, gadis itu cukup terkejut dan membulatkan matanya tak percaya. Disana banyak sekali para siswa ataupun siswi mengerubungi Riko dan Yudha yang sedang adu baku tonjok. Namun, ironisnya tidak ada yang memisahkan keduanya. Mereka malah menonton kejadian itu seperti sedang menonton acara sabung ayam saja.
"Minggir!" Ucap Mellani dengan dingin, lalu membelah kerumunan itu. Kemudian ia berhasil melihat dua orang yang mengganggu acara bersantainya tadi.
"Lo berdua berhenti sekarang!" Teriaknya dengan keras, tapi tak didengar oleh kedua lelaki itu.
"Riko! Yudha!" Teriak gadis itu lebih keras. Ia tidak bisa sendirian memisahkan keduanya, bisa-bisa dirinya yang terkena tonjokan sadis Yudha ataupun Riko.
Mellani membuang nafas kasar, menatap kedua lelaki yang sedang bergulat itu dengan penuh kilatan amarah. Kemudian ia berbalik meninggalkan tempat itu. Banyak siswa/i disana menatapnya heran, mengapa gadis itu membiarkan Yudha dan Riko bertengkar begitu saja.
Namun, ternyata mereka semua salah. Mellani kembali kesana dengan membawa seember air ditangannya dengan dibantu Fahri.
"Bubar semuanya! Ini bukan tontonan!" Ucapnya keras dan tegas. Seketika mereka bubar, hanya ada beberapa siswa dan siswi saja yang masih tersisa. Yaitu, anak polsis yang tadi sudah mencoba memisahkan keduanya. Namun, gagal dan malah terkena tonjokan Yudha.
Byuurrrr!
Kemudian seember air tadi sukses mengguyur kedua lelaki yang bergulat tadi. Seketika mereka menghentikan aksinya dan menatap Mellani yang tengah menatap keduanya tajam. Benar, gadis itu menyiram Yudha dan Riko yang tengah berkrlahi dengan air seember yang diambilnya tadi.
"Lo berdua udah gila ya!" Ucapnya keras.
Riko menundukan kepalanya, sedangkan Yudha memalingkan wajah kelain arah.
"Lihat, Reza kena tonjok gara-gara mau misahin lo berdua! Kalian punya otak gak sih ?!" Ucapnya masih dengan amarah.
Tidak ada yang menjawab, keduanya membisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of My school
Novela JuvenilMenceritakan tentang seorang ketua OSIS disebuah sekolah. Ketua OSIS yang sangat disiplin, patuh terhadap tata tertib, rajin belajar tetapi ia selalu saja menjadi peringkat kedua dikelasnya. Ia sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dalam hidupnya. T...