"Saat ini, mungkin dia hanyalah sebuah angin yang terasa hembusannya kemudian berlalu dan tak pernah ku ingat hadirnya. Tetapi aku takkan pernah tau bagaimana akhirnya."
🍀🍀🍀
Siang ini matahri begitu terik menyengat kulit. Mellani yang tengah berjalan menyusuri koridor sendirian, tiba-tiba mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Hal itu membuatnya menghentikan langkah dan berbalik arah menuju sumber suara.
"Maaf, ada apa ya bapak manggil saya ?" Ucap gadis itu dengan sopan kepada gurunya.
"Bisa ke ruangan saya sebentar ?" Ucap Pak Dayat.
Mellani menganggukan kepalanya. Kemudian mereka berdua berjalan menuju ruang BK, dengan formasi Mellani mengekori dari belakang.
Gadis itu sudah tidak aneh dengan hal seperti ini. Guru BK-nya yang satu itu memang sudah sering sekali seperti ini. Melimpahkan tugasnya kepad Mellani, tugas menghukum dan membuat jera anak-anak trouble maker.
Sesampainya diruang BK, Mellani dan Pak Dayat duduk berhadapan.
"Kamu tahu kenapa bapak manggil kamu kesini ?" Ucap Pak Dayat.
Mungkin jika siswa ataupun siswi lain yang berada diposisi gadis itu mereka akan menjawab "ya gak taulah orang bapak belum bilang". Tetapi tidak dengan Mellani, gadis itu hanya menggeleng dengan sopan lalu tersenyum.
"Kamu tau kalau Yudha tidak masuk sekolah sudah 3 hari ini ?" Ucap Pak Dayat.
"Saya tidak tau pak," ucapnya jujur.
Pak Dayat mengangguk-anggukan kepalanya. "Kenapa tidak tau ? Bukannya kamu pacarnya ?"
Gadis itu membelalakkan matanya menatap sang guru, "saya tidak punya pacar pak."
"Jadi yang anak-anak katakan itu semua hanya gosip ?" Ucap Pak Dayat.
Mellani menganggukan kepalanya meski ragu. Iya, ragu. Entah karena apa, hanya gadis itu dan Tuhan yang tahu.
Pak Dayat menghembuskan nafas lega, "syukurlah kamu masih waras dalam memilih pasangan." Ucapnya lalu tertawa kecil.
Mellani hanya membalas dengan senyuman kecil saja.
"Sebenarnya bukan itu yang hendak saya bicarakan, tapi ada hal lain." Ucapnya sambil menatap Mellani, "saya mendapat laporan bahwa sudah 3 hari ini Yudha tidak masuk sekolah dengan tanpa keterangan apapun. Saya minta tolong sama kamu untuk mencari tau alasan kenapa Yudha tidak masuk sekolah."
"Tapi kenapa harus saya pak ?" Ucap gadis itu hendak menolak.
"Cuma kamu yang bisa saya andalkan Mellani, tidak ada siswa ataupun siswi lain yang bisa memecahkan masalah serumit apapun seperti kamu." Ucap Pak Dayat.
Mellani menghembuskan nafas kasar lalu mengangguk pasrah. "Baiklah pak," ucapnya.
Meskipun dalam hati gadis itu mengumpat dengan berbagai macam bahasa.
***
Setelah meninggalkan ruang BK, dengan segera gadis itu menuju kantin belakang. Tempat dimana biasanya Yudha dan kawan-kawan berkumpul ketika istirahat. Mellani menghampiri segerombolan siswa laki-laki yang tak lain adalah teman-teman Yudha.
"Permisi," ucapnya.
Seketika itu pula para penghuni kantin belakang menatap gadis itu bingung. Harap-harap cemas akan mendapat hukuman.
"Ada apa ya Mell ?" Ucap Arvano.
"Udah berapa hari Yudha gak masuk sekolah ?" Ucap gadis itu langsung pada inti dan maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of My school
Fiksi RemajaMenceritakan tentang seorang ketua OSIS disebuah sekolah. Ketua OSIS yang sangat disiplin, patuh terhadap tata tertib, rajin belajar tetapi ia selalu saja menjadi peringkat kedua dikelasnya. Ia sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dalam hidupnya. T...