"Berantem gak akan bikin lo jadi jagoan! Cuma laki-laki pengecut yang mikir kalo satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah itu dengan berantem!"
🍀🍀🍀
Siang ini Mellani pulang sekolah lebih cepat dari biasanya, karena hari ini tidak ada jadwal kegiatan OSIS ataupun ekstrakurikuler lainnya.
Seperti biasa gadis itu pulang naik sepeda kesayangannya. Sambil bersenandung ria dan mengayuh pedal sepeda dengan santai, ia menikmati hembusan angin yang menerpa kulitnya.
Namun, di seperempat perjalanan ia melihat banyak siswa sedang tawuran. Matanya terbelalak melihat kejadian itu, dan seketika itu pula pandangannya tertuju pada satu sosok laki-laki yang sudah sangat di kenalnya.
"Yudhaa..." gumam gadis itu pelan dengan rawut wajah cemas.
Mellani memarkirkan sepedanya sedikit lebih jauh dari tempat awal ia berhenti. Kemudian gadis itu bergegas masuk membelah kerumunan para siswa yang sedang tawuran. Dengan sedikit hati-hati dan waspada, gadis itu mencoba menarik Yudha agar keluar dari sana.
Yudha sangat terkejut saat melihat gadis itu tiba-tiba ada di sampingnya. "Lo ngapain di sini Mell ?" Ucapnya sedikit berteriak.
"Gue mau ngajak lo pulang!" Ucap Mellani kesal.
Yudha menatap gadis itu cemas, "di sini bahaya buat lo, Mell." Ucapnya kemudian menarik tangan gadis itu dan membawanya untuk menjauh dari sana.
Kini keduanya saling bertatap wajah, setelah menjauh dari tempat tawuran tadi.
"Ayo pulang," ucap Mellani dengan tatapan datar.
Yudha menggeleng, "lo ngapain ada di sana tadi ? Lo tau kan itu bahaya ?" Ucapnya sedikit meninggi.
Mellani tersenyum miring, "kalo lo tau itu bahaya, lantas kenapa lo ada di sana ?" Ucapnya sambil menatap Yudha.
"Gue di sana untuk menyelesaikan masalah," ucapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Gak ada masalah yang bisa selesai dengan lo berantem kayak gini Yudha!" Ucap Mellani dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.
"Lo gak akan ngerti, karna lo cewek Mell." Ucapnya lalu mengacak rambutnya frustasi.
"Justru karna gue cewek, gue lebih ngerti. Karena akal sehat dan otak gue masih jalan buat di pake mikir gimana caranya nyelesaiin masalah tanpa berantem. Apalagi tawuran kayak gitu, Yudh." Ucap Mellani berapi-api.
Lelaki itu diam di tempatnya.
"Berantem gak akan bikin lo jadi jagoan! Cuma laki-laki pengecut yang mikir kalo satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah itu dengan berantem!" Lanjutnya, lalu berbalik hendak meninggalkan lelaki itu.
Namun, Yudha mencegah langkahnya. "Iya, gue minta maaf. Gue tau, gue salah Mell."
"Baguslah kalo lo sadar," ucapnya kemudian melanjutkan langkahnya. Akan tetapi Yudha kembali menahannya.
"Lo mau kemana ? Balik ke tempat tawuran tadi ? Mau bubarin anak-anak ? Gak bakal bisa Mell, yang ada bahaya buat lo. Lagian sekarang pasti udah ada polisi dan mereka pasti udah bubar." Ucap Yudha sambil menatap gadis itu.
"Gue cuma mau ambil sepeda gue," ucap Mellani datar.
Yudha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian mengekori gadis itu.
***
Keduanya telah sampai di rumah Mellani, Yudha dengan motornya dan Mellani dengan sepedanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of My school
Ficção AdolescenteMenceritakan tentang seorang ketua OSIS disebuah sekolah. Ketua OSIS yang sangat disiplin, patuh terhadap tata tertib, rajin belajar tetapi ia selalu saja menjadi peringkat kedua dikelasnya. Ia sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dalam hidupnya. T...