(7) Sisi Lembut Sang the Queen!

1.2K 54 3
                                    

"Keluarga itu, ibarat rumah. Tujuan dimana tempat kita pulang. Dimana kehangatan itu ada, kemudian menghasilkan kenyamanan. Namun sebaliknya, bila dingin yang dirasa, kejenuhan itu kan melanda.

🍀🍀🍀

SMK Bhakti Nusantara melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mngajar) selama 5 hari. Maka dari itu siswa ataupun siswinya harus rela pulang jam 3 sore setiap harinya. Di karenakan hari sabtu yang libur. Namun, lain halnya dengan Mellani yang sudah terbiasa pulang jam 5 sore karena kegiatan ekstrakulikuler-nya. Seperti hari ini, gadis itu baru hendak pulang. Setelah selesai menghadiri perkumpulan rutin para anggota PMR. Selain sebagai ketua OSIS, Mellani menjabat sebagai anggota PMR, Polsis, dan Paskibra.

Setelah keluar dari aula dan berpisah dengan teman-teman lainnya. Gadis itu segera menuju tempat dimana sepedanya terparkir. Namun, malangnya rantai sepeda itu copot dari gir-nya. Mellani melirik jam tangannya sekilas, waktu sudah menunjukan pukul 17.10 wib. Ia menghela nafasnya dalam, mencoba sebisa mungkin untuk membenarkan rantai sepedanya yang copot itu.

Hingga suara seseorang menghentikan aksinya.

"Lo bisa minta tolong gue kalo mau," ucap seseorang yang baru saja datang entah darimana asalnya.

Mellani menatap lelaki itu sebentar, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Lelaki itu tersenyum simpul, melihat respon yang diberikan Mellani padanya. Kemudian berjongkok disamping gadis itu, "minggir, biar gue yang benerin." Ucapnya, lalu menggantikan posisi Mellani.

Gadis itu berdiri dan memperhatikan lelaki yang sedang membetulkan rantai sepedanya yang copot itu.

"Selesai," ucap lelaki itu lalu menampilkan sederet gigi putihnya.

Mellani tersenyum miring, "makasih." Ucapnya lalu pergi menuju kran air yang ada dipinggir parkiran dan mencuci tangannya.

Lelaki itu tersenyum tipis lalu mengekori dari belakang.

Setelah selesai mencuci tangan, Mellani kembali menghampiri sepedanya. Berpikir untuk segera pulang, karena waktu sudah sangat sore. Ia tidak ingin ibunya khawatir.

"Cuma makasih doang, Mell ?" Ucap lelaki itu yang kini berdiri disampingnya.

Mellani menatapnya, "terus apa ?"

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "ya apa kek gitu. Teraktir makan kek, atau apa." Ucapnya lalu menyengir kuda.

Mellani tersenyum tipis, "gue rasa uang lo lebih banyak dari gue, Yudh. Jadi, gue gak perlu teraktir lo makan segala."

Yudha tersenyum kecil, "berarti kalo gue yang teraktir lo boleh dong ?" Ucap lelaki tadi yang ternyata memang Yudha.

"Jadi, secara gak langsung lo ngajak gue makan gitu ?" Ucap Mellani to the point lalu tersenyum miring.

Yudha tersenyum kikuk, "kira-kira sih gitu."

"Tapi maaf, Yudh. Gue harus cepet-cepet pulang, ibu pasti khawatir." Ucap Mellani.

"Jadi, kalo lain kali boleh nih ?" Ucap Yudha lalu tersenyum penuh arti.

Mellani menggeleng, "gue gak bilang iya. Tapi, gue juga gak bilang engga." Ucapnya.

Yudha tersenyum smirk khasnya. "Kalo gitu sekarang gue anter lo pulang ya ? Biar lo cepet sampe rumahnya. Udah sore, sepeda lo gapapa tinggal aja disekolah. Pasti Aman kok." Ucapnya.

Mellani nampak menimang-nimang penawaran lelaki itu. Ia melirik jam tangannya sekilas, kini sudah pukul 17.35 wib.

"Gak baik, kalo cewek jam segini pulang sendirian apalagi naik sepeda." Ucap Yudha sambil menunggu jawaban gadis itu.

The Queen of My schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang