(15) Perasaan Tak Biasa

1K 49 4
                                    

"Terkadang ada hal yang tak bisa di mengerti, entah itu penjelasan atau kejujuran. Semuanya hanya akan terdengar seperti alasan."

🍀🍀🍀

Pagi-pagi sekali Mellani sudah berdiri dipinggir jalan raya, menunggu angkot seperti biasa. Beberapa kali di liriknya jam tangan putih yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah 15 menit berlalu, namun tak ada satupun angkutan umum yang lewat. Sampai akhirnya sebuah mobil mewah berhenti menghampirinya.

Gadis itu mematung dan bingung, di hiraukannya mobil itu. Namun, saat seseorang turun dari mobil itu raut wajahnya berubah.

"Lo daritadi nungguin gue kan ?" Ucap lelaki berseragam putih abu-abu itu sambil membukakan pintu mobil untuk Mellani.

Gadis itu menatap heran lalu bergeleng kepala. Di hiraukannya perkataan lelaki itu.

"Masuk, nanti lo telat." Ucap lelaki itu lagi.

Di liriknya jam yang melingkar dipergelangan tangannya sekilas. Tanpa basa-basi Mellani langsung masuk ke dalam mobil itu. Lelaki itu tersenyum smirk khasnya, lalu duduk dibalik kemudi dan segera melajukannya.

Selama perjalanan tak ada percakapan yang terjadi antara keduanya. Hanya sebuah alunan musik yang berputar berulang-ulang.

Entah apa yang terjadi, entah kenapa dan mengapa. Mellani merasa salah tingkah, gugup dan degupan jantungnya yang berpacu sangat cepat lebih cepat dari rotasi bumi mengelilingi matahari.

"Lo udah sarapan ?" Ucap lelaki itu.

"Udah," jawabnya.

Lelaki itu mengangguk paham.

"Gak biasanya lo berangkat sekolah sepagi ini ?" Ucap Mellani lalu menatap lelaki disebelahnya.

Yudha tersenyum tipis, "sengaja biar bareng lo." Ucapnya jujur.

Mendengar perkataan lelaki itu, entah kenapa perasaan senang membuncah di hati Mellani. Namun, sebisa mungkin gadis itu mengontrol ekspresi wajahnya.

"Kondisi lo gimana ?" Ucap gadis itu tanpa menatap ke arah Yudha.

"Udah lebih baik setelah di jenguk lo," ucap Yudha.

Mellani menatap Yudha, "lo belum jawab kenapa muka lo bisa kayak gini ?"

Yudha tersenyum simpul, "gue berantem."

Mellani menghela nafasnya dalam, "kenapa ?"

Yudha menatap lurus ke depan. "Terkadang ada hal yang tak bisa di mengerti, entah itu penjelasan atau kejujuran. Semuanya hanya akan terdengar seperti alasan."

"Apapun alasannya, berantem itu bukan hal yang baik." Ucap Mellani.

"Mell," ucap Yudha sehingga membuat gadis itu menoleh. Namun, Yudha tak menatapnya kembali.

The Queen of My schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang