17 [Dark Mountain]

1.6K 261 20
                                    


Dark Mountain atau biasa disebut gunung kegelapan. Sebuah tempat yang penuh akan misteri. Berbagai mitos berkembang dari mulut ke mulut tanpa di ketahui kebenaran yang sesungguhnya.

Ada yang bilang disana sarang para monster, ada juga yang bilang kalau disana tempat para penyihir putih bermukim. Karena itu makhluk Middle earth tidak ada yang memasuki nya. Mereka hanya tak ingin mengambil resiko terburuk jika tetap nekat memasuki wilayah terlarang itu.

Dark mountain, tempat yang lembab bahkan cenderung gelap di karena kan pepohonan yang melapisi tempat tersebut sangat lah rimbun hingga kecil kemungkinan sinar matahari bebas menembus nya. Dulu nya Dark mountain adalah tempat berlangsung nya peperangan besar perebutan kekuasaan antara dua kerajaan hingga terjadilah pertumpahan darah besar-besaran disana. Karena itu banyak orang yang bilang tempat itu sedikit angker.

Namun semua mitos itu tak di gubris oleh segerombolan elf dan teman-teman nya itu, mereka tak peduli dan memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan nya menuju kesana. Jarak berpuluh-puluh kilo mereka tempuh demi keselamatan sang pangeran tercinta.

Sedangkan pangeran Shinra sendiri sudah sadar sejak semalam, namun tetap saja wajah nya masih pucat seolah-olah tidak ada darah yang mengalir di tubuh nya, tubuh nya pun juga masih sangat lemas, tenaga nya benar-benar terkuras habis akibat racun itu . Yang bisa dilakukan pangeran Shinra hanya diam dan diam tanpa melakukan apapun. Bergerak sedikit saja Mereka pasti akan menceramahi pangeran, apalagi Aglaia si-mulut pedas.

Pangeran sekarang ini satu kuda dengan kakak kandung nya, pangeran Abgil, dia menyandarkan kepala nya yang terasa pening di dada bidang sang kakak, Jujur saja pangeran merindukan kehangatan serta aroma menenangkan yang hanya bisa ia sesap dari tubuh sang kakak.

"Kenapa kita harus lari kak?, Memang ada masalah apa?."Tanya pangeran Shinra polos dengan mata bambi nya walaupun masih sedikit sayu.

"Kita harus lari agar mereka tidak menangkap mu, " sahut Abgil.

"Kenapa mereka mau menangkap ku?" tanya pangeran Shinra lagi.

"Karena kau pemilik hati kristal, ini lah sebab terjadi nya kau di ungsikan ke rumah para elf itu. Ayah berusaha menyembunyikan keberadaan mu dari kerajaan utara." jawab pangeran Abgil.

Pangeran terdiam cukup lama, ia tidak menyangka kalau ia adalah pemilik hati kristal. Pangeran Shinra tidak bodoh untuk mengetahui apa itu hati kristal di karenakan rumor hati kristal itu sempat berkembang di wilayah Teratora hingga terdengar langsung di telinga pangeran sendiri.

"Kenapa kakak tidak kembali saja ke Tetatora, ayah pasti kewalahan menghadapi musuh disana, aku disini bersama mereka pasti akan aman kak." pangeran Shinra berucap lirih sambil mendongakkan kepala nya sedikit mencoba untuk melihat ekspresi pangeran Abgil.

"Untuk apa kembali kesana, lagi pula peperangan telah usai, Ayah sudah tiada." Sahut pangeran Abgil sendu. Ia mengetahui kabar tersebut dari Medha yang kebetulan mendengar info tersebut dari mata-mata Rivendell yang pulang bertugas.

Pangeran Shinra nampak tertegun. Dia kembali menunduk memandangi kuda yang saat ini ia tunggangi.

"Ayah meninggal, Ini pasti karena aku." pangeran Shinra terisak, dia tau pasti alasan ayahnya mempertahankan perang itu untuk keselamatan nya sebagai pemilik hati kristal.

Abgil menundukkan kepala nya dia mencium rambut adik nya lembut, "ini sudah takdir dik, Ayah meninggal karena ayah ingin kau tetap hidup." ujar pangeran Abgil.

"Kakak pun begitu, kakak akan melindungi mu walau nyawa ku menjadi taruhan nya." ucap pangeran Abgil sambil fokus menunggangi kuda nya.

****

Pasukan elder, Orc, serta pasukan kerajaan utara telah sampai di perbatasan, Jumblah mereka begitu banyak, ribuan tepatnya.
Ada yang memegang pedang, panah, kapak, dan lain nya. Mereka telah mempersiapkan dengan matang untuk berperang dengan Rivendell.

Baju zirah yang melambangkan kegagahan telah terpasang rapi di tubuh para prajurit itu, melekat serta menjadi sebuah pelindung tubuh, baik dari tancapan panah tajam atau pun goresan pedang yang menimbulkan pedih perih.

Mereka bergerak seharian menuju ke Rivendell, Mengejar sang mangsa yang bersembunyi apik disana.

Rela memang, bisa di lihat pengorbanan mereka demi mendapatkan batu kristal, Bahkan ada yang berkorban nyawa sekalipun.

Akhirnya setelah melewati perjalanan yang cukup jauh mereka sampai di Rivendell, sebuah istana besar berdiri kokoh dengan beberapa prajurit yang menyambut mereka seolah-olah telah siap untuk berperang.

"Untuk apa kalian kesini? "Itu suara lantang panglima perang Rivendell yang mencoba menghunuskan pedang tajam berwarna silver itu ke arah kaisar Aro.

"Menjemput tawanan ku tentu nya, Siapa lagi kalau bukan pangeran manis itu, "Sahut kaisar Aro sambil terkekeh pelan, Mencoba sedikit santai menghadapi panglima perang dari Rivendell yang ada di hadapan nya.

"Dia tidak ada disini, kami telah mengusir nya" putri Selena ikut menimpali, Gadis itu datang dari gerbang masuk bersama sang Ayah, Raja Raven yang ada di samping nya.

"Jika kalian tidak percaya, kalian boleh memeriksa nya di dalam "Tungkas Raja Raven.












"AKKHH SIALAN ...!!!!!"

****

Perjalanan Dark Mountain tinggal beberapa kilometer tersisa, Namun mereka harus beristirahat karena rasa lelah yang tak kunjung mereda.

Mereka berhenti dan mengikat kuda-kuda mereka dengan pohon-pohon yang berdiri kokoh disana.

Pangeran Abgil menggendong tubuh adik nya yang masih tergolek lemah. Ia memposisikan tubuh pangeran jeon agar bersandar di batang pohon disana.

"Aku akan mencari makanan dulu, kita belum makan sama sekali, jadi tunggu disini! " Titah Aglaia, Quendi itu mengajak Yoon, teman kurcaci nya untuk menemani nya mencari makanan.

Sementara itu Taria, Xenon, serta Rex tampak tidur telentang beralaskan tanah yang sedikit basah karena sisa hujan kemarin. Mereka terlalu lelah mengingat perjalanan mereka sangat lah jauh.

Adrian tampak memberikan sebuah mantel tebal milik nya agar di pakai oleh pangeran, mengingat dingin nya udara malam akan menambah buruk kondisi pangeran sendiri.

"Tidak kak, aku memakai ini saja, ini pun sudah cukup untuk menghalau udara dingin"Tolak pangeran, Ia hanya tidak ingin merepotkan yang lainnya. Sudah cukup semua orang berkorban untuk nya.

Adrian mendekat, menyuruh pangeran Abgil untuk beristirahat sebentar di tempat Xenon berada.
Sedangkan Adrian mengambil alih posisi di dekat pangeran Shinra, Dia membawa tubuh lemas pangeran agar bersandar di dada bidang nya.
Dia mengelus-elus rambut lembut pangeran, mencoba mengalirkan segenap kasih sayang yang belum sempat tercurahkan, Ada setitik rasa menyesal yang bersarang di hati Elf itu, Rasa menyesal bahwa dulu ia sempat menyakiti hati pangeran.

"Kau tau yang ku takutkan saat ini adalah jika kau meninggalkan ku pangeran, Banyak yang mengincar mu, aku takut mereka menangkap mu dan membuat mu pergi jauh dari ku " Adrian berucap sambil meneteskan air mata.

Pangeran Shinra diam tak bergeming, Dia juga menangis, meratapi nasib nya yang tiba-tiba berubah menjadi lebih buruk di karenakan batu kristal itu di tubuh nya.

Memiliki hal itu sungguh bukan keinginan nya, Batu kristal itu sungguh membawa kehancuran hidup bagi nya, Karena batu itu ia kehilangan ayah serta rumah nyaman nya, istana Teratora.

Mendadak suasana berubah mencekam saat Aglaia dan Yoon yang berlari sekuat tenaga dengan wajah yang ketara panik.



























"CEPAT LARI, PASUKAN KURCACI MENGEJAR KITA!!!!! "

*****


TBC

Maaf kalau chapter kali ini jelek dan ngebosenin.
Semoga kalian suka aja,
Jangan lupa voment ya, karena itu sangat berharga buat ku.

ARD

Crystal HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang