2. Kiss?

4.1K 545 78
                                    

Hening.

Satu kata yang sangat cocok menggambarkan suasana di salah satu ruangan pada cafe milik Jisung itu.

Hyungseob hanya memilih memutar kedua iris nya dengan malas.

Menatap Daniel yang terlihat menautkan kedua alis dengan lengan yang dilipat di depan dada serta salah satu kaki yang ia silangkan ke sisi kanan.

“Hyung, jangan bersikap seolah kau yang terlihat kesal disini”
Suara Hyungseob memecah keheningan.

Daniel hanya memilih diam sejenak.
Tatapan tajam pria itu menjelaskan segalanya.

“Ayolah hyung, bagaimana Jihoon tidak menamparmu karena kau tiba-tiba saja memeluknya”

Hah.

“Ini bukan tentang dia yang tiba-tiba menamparku-...”

“Itu bukan tiba-tiba Hyung, dia punya alasan -_-“

Baiklah apapun itu, tapi sekali lagi Daniel bersikap seolah ia yang menjadi korban.

Tidak.

Bukan tentang rasa sakit akibat tamparan Jihoon, tapi harga dirinya sedikit terluka karena di tampar oleh pria yang baru saja ia temui.

“Jika aku menjadi Jihoon mungkin aku tidak akan berani menamparmu Hyung”

Hyungseob mencoba membenarkan ikatan apron berwarna coklat muda yang membungkus tubuh kecilnya.

Daniel tersenyum dan mengangguk setuju.

Siapa yang berani menampar seorang Kang Daniel yang-....

“Tapi aku akan langsung menendangmu”

Ck.
Daniel berakhir dengan decakan kesal.

Jika saja Hyungseob bukan keponakan Jisung pria manis itu sudah berakhir dengan pukulan dari Daniel.

“Kau sangat mirip dengan seseorang yang menyebalkan”
Daniel kembali menghela napas.

Kedua tangan pria itu masih sigap dilipat didepan dada.

“Siapa?”
Hyungseob seolah bertanya dengan nada acuh.

“Anyia, hanya residen baru tahun ini”
Daniel menurunkan kaki kanan nya yang sempat ia silangkan.

Heh.
Apa peduli Hyungseob.

“Tapi-...bagaimana bisa wajah mereka benar-benar terlihat sangat mirip?”
Itu masih suara Daniel.

“Kau terlalu banyak menggunakan pronoun kata yang berulang Hyung”
Hyungseob mencela kalimat Daniel yang terlihat bertele-tele saat berbicara.

Hah.

Daniel kembali diam dan menghela napas panjang. Kesabaran nya selalu di uji saat berbicara dengan Hyungseob.

“Tapi aku juga sangat terkejut Hyung, aku bahkan hampir menelan kain pel saat pertama kali melihatnya”

Cih.
Lihat siapa yang berbicara.

“Majas yang kau gunakan dalam berbicara terlalu berlebihan”
Daniel mengambil skor satu sama.

Hyungseob meringsut kesal dan beranjak dengan bibir mengerucut.

“Tapi-...dimana dia?”
Seruan Daniel membuat Hyungseob menghentikan langkahnya.

“Siapa?”

“Pria yang tadi menamparku, pria dengan rambut aneh baby pink nya itu, dimana dia sekarang?” Seruan Daniel yang mulai terdengar merengek kembali membuat Hyungseob jengah.

SIMILIAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang