Mereka tidak punya hak apapun bukan untuk menahan Jihoon agar tetap disana.
Daniel tidak punyak hak apapun terhadap Jihoon.
Daniel tidak bisa menahan Jihoon lebih lama.
Daniel tidak-...
"I will stay here" Itu suara Jihoon.
Segera setelah itu senyum Chan dan 3 orang dewasa disana mengembang dengan sempurna.
Hyungseob dan Jisung bahkan terlihat melonjak senang dengan Daniel yang masih menatap dengan senyum bahagia.
"Promise?" Anak laki-laki kecil itu menyodorkan jari kelingking kecilnya dihadapan Jihoon.
Jihoon diam.
Semua menunggu.Haruskah ia berjanji?
Haruskah ia memulai sesuatu yang sebenarnya tidak membuatnya nyaman?
Benar.
Kehadiran Chan terutama Daniel sejujurnya membuat Jihoon tidak nyaman.
Hati pria manis itu tidak nyaman tanpa alasan yang jelas. Jadi sudah dapat dipastikan bukan apa jawaban Jihoon-...
"I am promise" Jihoon mengaitkan jari kelingkingnya dengan senyum terbaik.
Astaga.
Apa ini?
Katakan kehadiran Chan dan Daniel memang membuat hati Jihoon tidak nyaman, tapi Jihoon tidak bodoh, menjauh dari Daniel semakin membuatnya tidak nyaman.
Jihoon harus mencari tau alasanya.
Tidak.
Jangan katakan jika ia sudah jatuh dalam pesona Kang Daniel, ini masih terlalu awal.
"Mommy i missing you!" Dengan gerakan cepat anak kecil itu menarik leher Jihoon dan memeluk nya erat.
Jihoon terlihat membiarkan anak itu memeluknya erat, namun terlihat jelas kedua alis pria manis itu menuat.
"Aku akan tetap disini tapi tetap saja aku bukan Mommy mu" Jihoon berseru dan menurunkan Chan dari gendonganya.
"No! You is my Mom!" alih-alih menangis seperti biasa kini anak kecil itu terlihat berbicara dengan kesal.
"Jangan memaksaku, aku pria dan aku bukan Mommy mu" Jihoon menjawab dengan nada mengejek, bahkan kedua tangan pria itu sudah ia letakan pada kedua sisi pinggang yang aneh nya terlihat menggemaskan.
"Mommy adalah istri Daddy, jadi Mommy adalah Mommy ku!" Chan masih berseru dengan nada kesal, kaki anak kecil itu menghentak lantai beberapa kali hingga berakhir dengan posisi meniru Jihoon.
Semua orang disana enggan menyela.
Menjadi pengamat perdebatan menggemaskan Jihoon dan Chan membuat mereka hampir berteriak gemas.
Terutama Daniel yang kini hanya mengulum senyum saat sadar setidaknya Jihoon sudah mau berbicara dengan Chan dan juga bertahan disini, untuk putranya.
"Kembali pada Daddy mu aku harus bekerja" Jihoon menunjuk Daniel yang segera mengerjap cepat.
"No! Daddy tidak hangat seperti Mommy! Aku mau ikut Mommy!" Dengan cepat Chan mendekat dan hendak memeluk kaki Jihoon sebelum pria manis itu menahan kening Chan menggunakan tangan kanan nya.
"Astaga, kenapa mereka sangat menggemaskan?" Jisung bergumam gemas.
"Aku pikir suasana cafe mulai saat ini akan semakin hangat" Hyungseob membalas dengan bergelayut pada sisi kanan lengan Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMILIAR [END]
Fanfic{LENGKAP} Kemiripan itu membawa Park Jihoon bertemu dengan dua hal yang ia benci. Cinta dan anak kecil. Tapi pertemuannya dengan Kang Daniel mengharuskan Jihoon memahami tentang keduanya. Haruskah? atau- Bisakah?