25. Who Are You?

3K 478 564
                                    

EYYYY! EYYY! EYYY!!! 💃💃💃

Chapter kali ini basih bertahan 3.270K!!!

Masih ada yang baper karena Chapter sebelumnya dan Sweet Zero Base???

Nawink mau ngucapin banyaaakkk2 terimakasih atas vote dan coment serta dukungan kalian disetiap Story yang Nawink buat ❤❤❤

Bener aja, tanpa kalian setiap Story Nawink mungkin cuma jadi kayak butiran rinso yang kalok kena air berubah jadi buih terus ilang 😆

Sekali lagi tengkyuuuuuuu and i love you so much 😘❤😘❤😘❤

.

.

.

Happy Reading ^^

Suara deru ombak seolah menjadi musik pengiring dimana Jihoon tengah duduk dengan memeluk lututnya sendiri.

"E-eomma, maafkan aku" Air mata itu seolah mengejek dengan terus menetes tanpa permisi. Jihoon mencoba menangis dalam diam.

Pria manis itu bahkan sesekali terlihat mengigit bibir bagian dalam nya untuk meredam tangis hingga-...berdarah.

"Sepertinya semua akan kembali normal dan baik-baik saja saat aku-..pergi" Berbeda dari dari sebelumnya, raut wajah datar Jihoon kini berubah di penuhi dengan sebuah seringaian tipis menyayat dan juga senyum miring.

"Kau tidak seharusnya terlahir-...Park Jihoon" Pemuda itu bermonolog pada dirinya sendiri dan-..

Entah sejak kapan Jihoon dengan sebuah cuter ditangan kanan nya.

"Aku-...adalah seorang monster" Jihoon mulai membawa ujung pisau tajam itu ke arah leher nye sendiri dan-...

TES!

Bukan air mata, kini cairan pekat itu mulai menetes dan membuat pandangan Jihoon kabur kemudian-...

GELAP.

Dan tepat setelah itu-...kedua mata Jihoon terbuka.

Mimpi buruk itu datang lagi.

Jihoon terlihat mulai menegak kan tubuh nya saat menyadari bahwa ia tertidur tepat disamping makam kedua orang tuanya akibat terlalu lelah menangis.

Atensi sembab itu kembali meneteskan lequid bening saat terdengar banyak suara yang terdengar menyalahkan Jihoon atas segalanya.

Itu adalah resiko akibat atensinya yang tanpa sengaja melihat Woojin berjalan secara beriringan dengan Daniel saat dirinya hampir pulang setelah bertemu dengan Minhyun.

Untuk kemudian pria manis itu mengambil inisiatif untuk mengekor dengan jarak tak jauh dari Woojin maupun Daniel.

Disana, dibalik pintu yang tak Daniel tutup rapat setelah membeli dua kaleng soda Jihoon menjadi pendengar secara diam-diam.

Ketika penjelasan itu selesai tepat saat itu juga Jihoon seolah mengalami mati rasa.

Kebenaran atas sikap dingin yang selalu ia terima dari keluarga Park, Ini adalah jawabab teka teki itu.

"A-anyio" Jihoon mulai menutup rapat kedua telinga nya dengan beberapa kali menggeleng pelan.

"Maafkan aku! Arrggh! Eomma, appa maafkan aku!" Jihoon terlihat berteriak keras disana.

Kepalanya seolah dihantam benda keras saat suara-suara menyalahkan itu semakin jelas terdengar.

Ingatan yang telah terkunci selama 11th kini seolah pecah dan membuat memory Jihoon berantakan.

SIMILIAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang