Maaf baru sempet up, mood lagi bad banget kemaren² 😅...
Note:
Kalok pas kalian baca story gue ntar ada yang mengandung sesuatu (apapun itu) yang menyinggung pihak lain, gue minta maaf duluan oke..Happy reading yeorobun 😘😘😘
.
.
.
.
Hyungseob tidak kuat lagi untuk menahan tawanya.
Bahkan pria yang tak kalah manis dari Jihoon itu harus sampai memukul-mukul meja kasir dengan tangannya.
Perutnya seolah kram karena terlalu lama tertawa.
“Sampai kapan kau akan tertawa seperti orang gila?”
Daniel bertanya dengan berdiri tepat didepan meja kasir yang memisahkan nya dengan Hyungseob.
“Kau yang gila hyung”
Hyungseob masih berbicara dengan diselingi tawa renyah.Daniel meletakan americano nya yang sudah hampir dingin di nakas meja.
“Tidak cukup dengan satu tamparan dan sekarang kau mendapatkanya lagi?” Hyungseob kini mulai mengatur napasnya akibat terlalu lama tertawa.
Pria itu sejak tadi sudah mengejek Daniel dengan berbagai macam cara.
Tapi aneh nya Daniel memberikan respon diluar nalar sehat Hyungseob.
Pria bertubuh tinggi itu hanya membalas dengan sebuah senyuman.
Senyum.
Senyum.
Dan-
Senyum.
Katakanlah Daniel memanng sudah gila.
Dia berani-beraninya mencium Jihoon setelah memeluknya beberapa saat lalu.
Jangan salahkan Jihoon jika pria manis itu kembali menampar pipi kiri Daniel.
Daniel sudah mendapatkan dua tamparan hari ini.
Dari orang yang sama.
“Hyung, pipi kiri mu yang ditampar tapi sepertinya otak mu yang mulai rusak”
Hyungseob kembali menatap jengah Daniel saat mengikuti arah pandangan pria itu ternyata berfokus pada satu obyek yang terlihat mengusap meja dengan wajah takut.
Yah-
Park Jihoon.Ck..ck..ck.
Hyungseob berdecak untuk kemudian berseru, “Hyung mereka hanya mirip, jangan samakan Jihoon dengan-...”“Tidak”
Daniel menoleh dengan cepat.
Menampilkan wajah serius dalam hitungan detik.Daniel yang mengerikan. Bagaimana mungkin dia bisa merubah raut wajah dalam hitungan detik seperti itu.
“Aku berani menciumnya karena dia terlihat berbeda dari orang itu”
Hah.
Hyungseob memilih untuk diam mencoba menjadi pendengar yang baik.“Dia jauh lebih-...cantik”
Daniel melanjutkan kalimatnya.Eyyyyyyyyyyyyy
Sebuah senyum hangat jelas terukir disana.
Tanganya ia bawa untuk meraih americano dingin yang ia letakan di nakas meja beberapa menit lalu.
“Minum yang masih hangat”
Hyungseob lebih dulu menggeser dan meletakan secangkir americano baru di hadapan Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMILIAR [END]
Fanfiction{LENGKAP} Kemiripan itu membawa Park Jihoon bertemu dengan dua hal yang ia benci. Cinta dan anak kecil. Tapi pertemuannya dengan Kang Daniel mengharuskan Jihoon memahami tentang keduanya. Haruskah? atau- Bisakah?