Dugghh!
"Aw..."
Jihoon menyentuh kepalanya sendiri saat dirasa sebuah tangan menghalangi pergerakanya."Gemanhe-...Kau akan menyakiti dirimu sendiri"
Daniel.
Ada disana.Kedua tatapan mereka saling terkunci sama lain untuk beberapa saat.
Keputusan Daniel untuk tidak masuk kerja hari ini membawanya bertemu dengan Jihoon.
Daniel sempat memilih diam dengan perasaan bersalahnya pada Jihoon, ia tak seharusnya berbicara dengan kalimat tajam pada Jihoon saat itu.
Dengan sedikit berdehem kikuk pria tinggi itu membawa tubuhnya duduk tepat disamping Jihoon yang terlihat sedikit bergeser.
Sama dengan Daniel, Jihoon bahkan merasakan lidahnya kelu saat dirasa tak ada topik pembicaraan yang dapat ia ucapkan saat Daniel sudah berada disampingnya.
Topik pembicaraan?
Bodoh.
Itu semua hanya siluet hitam untuk menutupi rasa bersalahnya, karena Jihoon baru mengetahui segala kebenaran tentang Chan dan Ibunya hari ini.
Secara tidak langsung mereka berdua saling-...
Merasa bersalah.
Jihoon ingin meminta maaf tapi-....
"Makan"
Apa?
Jihoon menoleh saat Daniel kembali bersuara sejak 15 menit berlalu.
"Ah-..aku sudah makan" Jihoon dan jawaban kakunya.
"Bukan kau, tapi aku-...ingin makan"
Hah?
Jawaban Daniel membuat Jihoon sempat terdiam dengan kedua mata berkedip cepat.
"Jika kau lapar kau bisa makan" Nada jawaban Jihoon terdengar sedikit kesal.
Entahlah, mungkin ini sedikit lucu mengingat kecanggungan mereka belum berakhir namun Jihoon sudah lebih dulu menggerutu dengan wajah menggemaskan.
"Kalau begitu ayo"
"Kemana?"
Daniel sempat tersenyum secara sembunyi saat melihat Jihoon bahkan tak lagi mau menoleh dengan kaki yang ia ayunkan kesal.
"Makan, aku ingin makan bersamamu"
"Dengan-...ku?" Jihoon kembali menoleh dan Daniel tersenyum disana.
Astaga.
Selamatkan Jihoon dari senyum hangat seorang Kang Daniel. Dapat dipastikan pria berpipi bulat itu akan meleleh sebentar lagi.
.
.
.
.
Jihoon belum berakhir memutar atensi nya pada setiap sudut ruangan interior restoran yang ia datangi bersama Daniel.
Makan?
Benar ini hanya acara makan biasa.
Tapi kenapa suasana elegan dan alunan biola disana terdengar seperti acara...
"Kau bisa memesan apapun, aku yang akan membayarnya"
"Tentu saja, kau yang membawaku kesini ingat itu" Jihoon demi menghilangkan rasa kikuk nya membuka buku menu dengan tergesa.
"Kau membukanya dengan-...terbalik"
*Embeeekkkkk!🐑🐏🐑🐏
"Aku tau! Aku sudah terbiasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMILIAR [END]
Fiksi Penggemar{LENGKAP} Kemiripan itu membawa Park Jihoon bertemu dengan dua hal yang ia benci. Cinta dan anak kecil. Tapi pertemuannya dengan Kang Daniel mengharuskan Jihoon memahami tentang keduanya. Haruskah? atau- Bisakah?