4. Kebun Binatang

381 64 40
                                    

"Semoga kebahagiaan ini bukan hanya sementara tapi untuk selama lamanya."

--Bella Pricilla--

<><>•<><>


Kebun binatang?

Ni anak sehat apa kagak?  Ngajakin cewek jalan ke kebun binatang? Enggak ada yang lain gitu? Ke mall kek, ke pantai atau ke mana aja selain ke kebun bintang.

Katanya gak boleh sombong, harus berkunjung ke rumah nenek. Lah, ini orang somplak atau gimana? Emang neneknya tinggal di kebun binatang?

Saat sampai, Devan berbicara sesuatu dengan muka sok serius.

"La, lo tunggu di sini, ya! Gue mau antri dulu," ucap Devan.

"Lo nggak usah ikutan antri, gue nggak tega lo ikut panas-panasan," lanjutnya.

"Eeem ... emangnya kenapa?"

"Nanti lo item, Lala! Kalo lo item siapa yang mau sama lo coba? Jangan kan orang lain, gue aja ogah jalan sama lo kalo item!"

Devan langsung berjalan untuk menjadi bagian antrian tersebut.

"Ini si monyet bener-bener ya, bikin pengen getok dah, nyebelin baget," gerutuku dengan tatapan jengkel melihat punggung Devan menjauh.

"Udah dilambungin terus dihempas ke bawah, bener-bener bikin kesel!"

Lima belas menit berlalu, Devan kembali dengan dua karcis di tangannya.

"Udah ah, jangan ngambek gitu, gue tadi becanda doang," kata Devan sambil mengusap kepala Bella.

Aish, gue paling nggak tahan kalo Papan ngusap kepala gini. Dia itu tau banget cara buat gue berhenti ngambek. Batinku.

Devan menggenggam tanganku dan menariknya masuk. Di kebun binatang tidak terlalu ramai, jadi ya bisa leluasa untuk melihat-lihat hewan di sana. Devan langsung menuju ke tempat salah satu hewan.

"Liat deh, La, itu nenek gue," kata Devan sambil menunjuk ke arah hewan di depannya.

"Ngawur lo, Pan, gajah kok dikatain nenek lo, dia ogah kali punya cucu yang bentuknya kayak lo!" ejekku sambil tertawa.

"La, liat deh, gue itu mirip sama itu gajah," kata Devan dengan menghadapkan mukanya ke arahku.

"Liat nih hidung gue mancung, gue kuat, liat tuh dia juga mancung, kuat. Fix! Beneran dia itu nenek gue, La."

"Serah!" geramku membiarkan imajinasi liarnya keluar.

Setelah puas berkeliling melihat-lihat hewan di sana sambil bercanda ria. Kita memutuskan untuk bergegas pulang karena waktu memang sudah sore.

Hari ini adalah hari kesekian kalinya yang sangat berkesan. Dan itu diciptakan oleh Papan, si monyet gila itu.

Aku sangat bersyukur karena punya temen kayak dia. Semoga kebahagiaan ini bukan hanya sementara tapi untuk selama lamanya.

<><>•<><>

vanndareynaldi

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang