( BAGIAN 8 ) KOMENTAR

134 40 4
                                    

Risa POV

Drt drt drt..

Baru saja ingin memejamkan mata arena hari sudah mulai larut. Tiba-tiba dering telepon berbunyi dari ponselku.

"Halo Assalamualaikum." Ucap seseorang dari seberang sana.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Balasku.

"Risa, ini aku Dimas, teman kakak mu. Maaf ya aku ganggu malam-malam begini telepon kamu.” Ucapnya.

"Oh kak Dimas, iya gak apa-apa kok. Ada apa kak? Ada perlu dengan bang Farhan?" Tanyaku.

"Iya ini sedikit informasi, tadi atasan Farhan bilang, besok Farhan harus kembali kesini. Ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan. Tadi aku sudah berusaha menghubungi Farhan tapi sepertinya ponselnya sedang tidak aktif makanya aku telepon kamu." Jelasnya padaku.

"Oh begitu kak, iya sudah nanti Risa sampaikan.  Makasih informasinya kak." Ucapku.

"Iya Risa sama-sama,yasudah kakak tutup teleponnya." Ujarnya.

"Iya kak Ass-"
Baru saja aku akan mengucapkan salam terpotong dengan suara kak Dimas.

"Eh tunggu dulu Risa." Ucapnya.

"Iya kak? Ada apa?" Tanyaku.

"Em, selamat malam Risa maaf sudah mengganggu, jangan lupa baca doa ya
Assalamualaikum Risa." Ucapnya sedikit membuatku terkejut.

" Iya kak,Wa’alaikumsalam." Ku tutup ponselku.

Kak Dimas adalah teman bang Farhan sedari kecil, kemanapun bang Farhan pergi pasti disitu ada kak Dimas. Mereka bekerja di perusahaan yang sama, biasanya yang mengurus cuti adalah kak Dimas jadi bang Farhan lebih mudah untuk pulang pergi, meskipun terkadang colongan hehe.

Kak Dimas orang yang sangat baik, ia pun membantu menjaga kami. Rumahnya dekat disini, tetapi sudah lama ia pindah karena orang tuanya telah tiada. Aku ingat waktu aku duduk di Sekolah Dasar, kamu bersekolah di sekolah yang sama. Aku, bang Farhan, dan kak Dimas. Tentunya, mereka satu kelas dan aku adik kelas.

Saat itu, upacara bendera. Aku bertugas sebagai pembawa bendera merah putih, awalnya baik-baik saja sampai bendera sudah berkibar.
Kak Dimas bertugas sebagai pembaca doa, ia berdiri tepat di samping ku. Sedangkan bang Farhan kala itu ia tidak ada di sekolah karena sakit. Saat pembacaan UUD 1945, teriknya matahari masuk kedalam mataku, membuatku menyeringai. Jantungku mulai berdegup dengan kencang, pandanganku mulai buram, dan benar saja aku pingsan.

Dengan sigapnya, kak Dimas membawaku dan menggendongku menuju UKS. Padahal ia sedang bertugas, tetapi ia menghiraukan itu semua. Katanya, aku adalah tanggung jawabnya ketika Farhan tidak ada. Aku sangat beruntung di kelilingi orang-orang baik.

Dan semenjak itu, kami bertiga sangat dekat, dan selalu bertukar kabar ketika jauh.

Jam mulai menunjukkan larut malam, segera ku pejamkan mata, namun hasilnya nihil.
Kemudian mencoba memainkan ponsel, ku buka galeri dan melihat sebuah hasil jepretan tadi.
Ternyata foto yang Rara ambil bagus juga.
Aku beranjak membuka akun Instagram dan memposting foto yang Rara ambil tadi.

Tak selang beberapa menit, notifikasi berbunyi dari ponselku.

Muhammad Ridho Azzan Abdullah Rahmatdhani mengomentari foto anda.

Sontak mataku terbelalak melihat notifikasi di akun sosmed ku itu.

Dia lagi dia lagi.

Aku membuka notifikasi tersebut.

Muhammad Ridho Azzan Abdullah Rahmatdhani.
"Gak bisa maininnya beh:v,wkwk :v" kekehnya meledekku.

Langsung ku balas komentarnya.

Arisa Azzahra Rahmadani
"Ish dasar sok pintar." Membuat ku terkekeh.
Dia kembali membalas komentar ku.

Muhammad Ridho Azzan Abdullah Rahmatdhani
"Emang pintar wlee, gak kayak kamu bisa megang gak bisa mainnya :v"

Ish dia memang menyebalkan.
Tak selang lama, ponselku berbunyi, menandakan pesanmasuk dari sosmed

Hah? Dia mau apa lagi sih? Batinku bingung.

Muhammad Ridho Azzan Abdullah Rahmatdhani
"Assalamualaikum Risa."

Arrisa Azzahra Rahmadhani
"Wa'alaikumsalamada apa?" Balasku.

Muhammad Ridho Azzan Abdullah Rahmatdhani
"Wkwk gak bisa ya :v." Ish dia meledek terus.

Arrisa Azzahra Rahmadhani
"Ih dasar menyebalkan.” Ucapku sedikit kesal.

Lagi-lagi dia berubah menjadi pria aneh, aku tak menghiraukan nya, dan bergegas untuk tidur.

Tak selang berapa lama, notifikasi kembali terdengar. Bukan Azzan lagi, melainkan akun bernama anonim dengan profil kosong dan membuat mataku terbelalak dengan isi komen yang aneh.

“Tunggu saja, aku akan menghampiri mu.”
Sama seperti pesan lalu yang aku dapat, ku kira hanya pesan iseng.
Namun, apa maksudnya? Siapa yang mengerjaiku seperti ini? Atau hanya firasat ku saja? Ah sudahlah.

Author POV
Gadis cantik itu memejamkan matanya, namun di seberang sana di dekat jendela, ada seseorang yang sedari tadi mengintai nya. Berpakaian serba hitam mendapati dirinya sedang mengincar gadis itu, kemudian pergi begitu saja.

To be continued...

_________

Gimana? Makin seru bukan? Yuk yuk komentar dibawah ini yaa! Jangan lupa pencet bintang!🌟

Update 21 Juli 2018

ARCLUNARISSA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang