10

2.4K 267 34
                                    

Cinta ialah rasa baru dalam dada yang mengaturmu untuk berbuat sesuatu.
🍻
(Misteri Tom Riddle)
.
.

DRACO tengah mengerjakan perkamen 1 meternya di kamar. Ia terhenti tatkala ada keributan di balik pintu kamarnya. Pria itu turun dari ranjang suteranya lalu memutar knop hingga pintu itu memperlihatkan ayah dan ibunya sedang berdebat menerbangkan ranjang sutera hijau yang lain.

"Ada apa nih?" tanya Draco keheranan.

"Kamar bawah untuk Elf, Tom akan sekamar denganmu, Nak," jawab Lucius yang rambutnya kini tengah dikepang.

"Apa? Demi kebangkitan Merlin, Ayah?" Draco histeris.

"Bahkan demi Merlin mati lagi, Nak. Sudahlah. Kau kan anak tunggal. Ayah dan ibu tau kamu sangat kesepian."

Draco menjambak rambutnya sendiri. "Kalau begini aku tidak keberatan untuk kesepian berpuluh-puluh tahun kalau Tom sekamar bersamaku!"

Narcissa mengelus Draco. "Kau kenapa sih? Dulu waktu kau masih kecil, kau sangat sayang pada Tom."

Lucius merangkulkan tangannya ke pinggang Narcissa. "Cerita Draco dan Tom sedang rumit, Ma. Mereka menyukai gadis yang sama."

Draco terkejut setengah dewa. Dan Narcissa mengerjapkan kedua matanya.

"Apa? Siapa? Muggle yang kecil itu?"

"Ayah, diamlah. Kau tak tau apa-apa!" bentak Draco.

Lucius tersenyum, "Iya. Namanya ... namanya ... Ginger ...eh bukan. Aduh ..."

Draco ingin tertawa sekarang. Ayahnya sangat pelupa luar biasa. Tidak apa-apa. Asalkan dia tidak lupa bahwa sudah mempunyai istri dan anak setampan Draco. Juga anak tiri, bernama Tom Riddle.

"Apakah kasurku sudah diletakkan?"

Narcissa dan Lucius lantas menoleh. Tom menenteng keranjang besar berisikan ....

Draco mengaduh dalam hati. Ular nenek-nenek itu dibawanya. Draco berharap mudah-mudahan ular itu mati karena tidak betah di kamarnya.

"Belum, kami masih bingung akan ditaruh mana. Barang-barang Draco amat banyak," respon Narcissa.

"Tak apa, Ibu. Ibu dan ayah segeralah istirahat. Aku dan Draco dapat mengaturnya."

Pasangan Malfoy itu akhirnya meninggalkan mereka di lantai atas. Tom menerbangkan ranjangnya lalu menempati tepat di samping ranjang Draco. Kandang ularnya diletakkan di sisi meja belajar. Hal ini sungguh memuakkan.

Malam itu juga, Draco yang bad mood meninggalkan perkamen. Ia memilih untuk menarik selimut dengan posisi tidur membelakangi Tom. Pria itu masih membaca Daily Prophet sambil memangku Nagini.

Draco tak bisa tidur. Kakak tirinya bercerita panjang lebar dengan desisan-desisan. Begitu Nagini membalas desisan, Tom kadang-kadang tertawa. Sungguh ini membuat Draco setengah gila!

Draco bangkit. "Sebenarnya kau dan ularmu itu ngomong apa sih?"

Tom menoleh. "Apakah kami berisik?"

Amortentia ☑️ | Dramione SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang