23

1.7K 180 2
                                    

You are the prettiest decision i've made.
🍻
(Amortentia)
.
.

TIGA jam lamanya Draco mengolah bahan-bahan lalat Lacewing, akar benzoar, ashpodel, dan sebagainya ke dalam kuali. Ia ditemani Moaning Myrtle yang sedari tadi sebenarnya hanya mengecup kedua pipi kadang-kadang bibir Draco. Meski begitu, Draco menahan rasa risihnya karena Myrthle tidak benar-benar bersentuhan dengannya. Hanya ada sedikit rasa dingin seperti jika kulit terkena menthol, dan sedikit merinding.

"Myrthle, apakah kau yakin tempat ini aman?" Draco mengusap keringatnya.

"Ahaa ... kau tidak percaya Myrthle Myrthle muaaah," Myrthle mengecup bibir Draco lagi.

Draco menghela napas. "Myrthle, aku serius!"

Ada sorot sedih di kedua mata Myrthle. Bibirnya memberengut lalu ia menangis kencang sekali. Draco memejamkan mata kesal. Tidak manusia, tidak hantu, kalau perempuan susah sekali diajak kompromi.

Satu menit kemudian, Myrthle tertawa girang lalu melompat-lompat di atas kloset. Tuh, kan! Cewek sekali.

"Ah ... tentu saja tidak ada yang masuk ke toilet ini. Mana mungkin ada orang yang mendekat Moaning, Moaning, Myrthle."

Myrthle menggoyangkan pundaknya lalu melompat-lompat di atas kuali ramuan Amortentia. "Terkecuali seorang gadis pindahan UoHo yang dulu disiksa di sini, oho ..."

Kedua mata Draco membelalak. "Hah? Maksudmu, Hermione Granger?"

Myrthle mengangguk berlebihan. "Kau tau namanya."

"Myrthle, kumohon padamu. Jangan katakan siapapun terutama Hermione bahwa aku meracik Amortentia di sini. Oke?"

Myrthle berkedip genit. "Bahkan aku tak ingat nama ramuan itu, hmmm.."

"Bagus. Jaga kelupaanmu itu."

Draco berderap meninggalkan toilet setelah Myrthle berloncatan lagi di atas kloset. Satu bulan dari sekarang, ya. Amortentia akan siap. Selama itu pula, Draco akan mencoba mendekati Hermione dengan berbagai cara.

🍻

"Hei," sapa Draco di bawah pohon Berry yang gundul akibat musim gugur. Hermione yang disapa hanya melirik sepintas lalu kembali memfokuskan diri ke buku Mantera Kocak-nya.

"Aku penasaran bagaimana Astoria datang kepadamu."

Hermione melirik sepintas (lagi) lalu memfokuskan diri ke bukunya (lagi).

Draco menggeser pantatnya agak mendekat ke Hermione yang bersandar di batang pohon Berry. "Aku sangat penasaran kenapa Tom memilih gadis antik seperti Astoria. Dia di kelas sangat amat bodoh. Tapi, sepertinya kakakku tercipta untuk bersama orang seperti Astoria."

Hermione melirik, agak lama, lalu menatap sorot samudera pemuda marga Malfoy itu.

Draco melanjutkan, "Astoria baik, itu akan menyeimbangkan sifat Tom."

"Kau menyindirku?" gertak Hermione.

"Tidak. Aku hanya bercerita tentang Tom dan Astoria."

Amortentia ☑️ | Dramione SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang