7

3.1K 346 76
                                    

Jadilah "patah hati". Karena dia tak pernah pandang bulu untuk menemani.
🍻
(She's got a boy)
.
.

DRACO tengah berkumpul bersama Blaise dan Theo untuk berdiskusi eksperimen ramuan. Mereka duduk di tengah taman Lavender Blooms tepatnya di depan Contburry Hall. Blaise malas sekali untuk kumpul dengan alasan tersebut. Tapi, apa daya, mereka sahabatnya.

"Drake,"

Theo menyentil pundak Draco. Si pemilik pundak menatapnya sekilas lalu fokus lagi pada bahan-bahan eksperimen ramuannya. Untuk urusan seperti ini, Draco memang tidak seperti dirinya yang dilihat orang lain.

"Ada apa?" respon Draco cukup singkat.

"Bukankah itu Granger-mu?"

Bagai terkena rem ajaib, tangan Draco berhenti bergerak. Sungguh demi tongkat Elder digigit Scabber, kali ini Draco menyukai kata-kata Theo 'Granger-mu'.

"Sepertinya dia sedang buru-buru," lanjut Theo.

Theo berhasil mengalihkan fokus Draco saat ini. Pria rambut putih kapas itu menolehkan pandangannya ke arah gadis yang gegabah berjalan menuju aula depan. Benar. Dia sedang sangat buru-buru.

Draco sedikit berdeham untuk merenggangkan ketegangannya. "Mana benzoarnya?"

Blaise merebut kaleng bezoar dari tangan Draco.

"Pacarmu sepertinya berulah," ujar pria kulit gelap itu.

"Maksudmu?"

"Drake, sepertinya kali ini harus kau tinggalkan segala ramuanmu untuk menjadi pahlawan Granger. Lihatlah!" kata Blaise sedikit menggoda.

"Oh God!!" Draco hampir berteriak.

Saat dia menolehkan pandangannya, tepat saat Pansy menampar perempuan-sangat-manis itu.

"Benar. Aku harus datang," Draco melemparkan sendok takar emasnya.

"Yakali, kami harus melihatmu dan mendukung, kau tau?" goda Blaise. Theo tersenyum mengiyakan. Draco menggelengkan kepala sambil tersenyum heran.

Para lelaki Slytherin itu mendatangi dua gadis yang tengah dikelilingi takut-takut oleh anak-anak ITSS. Kedatangan mereka bersamaan dengan kehadiran sahabat Hermione Granger, Harry dan Ron.

Usai tiba di tempat dua gadis itu, Pansy memeluk Draco dengan spontan. Hermione serasa ingin muntah.

"Kau tau, mudblood? Draco is mine! Jangan pernah memukulnya seperti semalam!" teriak Pansy.

Jelas seluruh antero ITSS sedang berbisik-bisik ria. Pastilah berita ini unik. Sebab, kini ada seorang mahasiswa yang berani melawan Draco. Lagi, mahasiswa itu seorang gadis yang mungil.

"Dia tidak melawan," respon Hermione singkat.

"Dia tidak akan menyentuh Darah Lumpur!" bentak Pansy.

Hermione tidak sakit hati, sebaliknya, menyeringai sama angkuhnya dengan seringaian menyebalkan Pansy.

"Tapi ..." Hermione sengaja menggantungkan kalimatnya.

Amortentia ☑️ | Dramione SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang