14

1.9K 216 38
                                    

Orang yang benar-benar mencintai kita, tidak akan benar-benar pergi
-Sirius Black-
🍻
(Tom Hilang)
.
.

"YA, Draco. HJG. Hermione Jean Granger. Aku adalah horcrux."

Draco masih melongo, punggungnya tetiba nyeri mengikuti perutnya yang lekas mulas.

"Aku horcrux satu-satunya. Persetan dengan daun sirih dan hati. Hanya HJG, Malfoy. Pecahan jiwanya hanya ada di aku," lanjut Hermione. Gadis itu terlalu lelah menangis sekarang.

Draco masih geming ditelan ketidak-mengertian.

"Percuma saja kau merencanakan pemusnahan pada Harry dan teman-temannya. Karena saat kau memusnahkan you-know-who, aku juga musnah. Saat dia disakiti, aku ikut sakit. Atau saat kau sedang membuatnya marah, aku akan ikut marah."

"Tunggu, Granger. Apa alasannya memilihmu sebagai horcrux?"

"Aku tidak tau, Malfoy. Tapi, maukah kau menolongku?"

"TENTU SAJA!"

Hermione setengah menganga sementara Draco mengutuk mulutnya sendiri.

"Eng ... anu ... maksudku, yah, hmm, aku bisa menolong apa?"

Ingin rasanya Hermione tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini ia melihat seorang putra 'Malfoy Berjaya' salah tingkah sampai rautnya semerah cabe keriting di pasar.

"Tolong aku dengan cara tidak menceritakan apapun pada Harry dan kawan-kawan. Ini rahasia kita, Malfoy. Ah, ya, aku lupa. Jangan menyebut namanya lagi. Atau aku sedikit demi sedikit menjadi pembunuh."

Draco masih ingin memanah busur-busur pertanyaan namun Hermione yang kini jengah memilih berdiri, melipat tangannya ke dada, dan memandangi jendela. Rupanya di luar sedang gerimis. Asrama Gryffindor terlihat sedang praktik Pendidikan Quiditch di lapangan.

Draco menikmati pemandangan itu. Ya, seorang gadis manis yang berwibawa, namun sebenarnya ia menyimpan luka parah. Tak banyak memoriam tentang Hermione Jean Granger sejak dulu, namun, jika semua rahasia dan cerita ini dapat membuat memoriam dimulai dari sekarang, mau bagaimana?

"Granger."

Hermione menoleh. "Ya, Malfoy? Kau butuh sesuatu?" tanyanya seraya mendekat.

"Aku akan menolongmu dengan cara apapun. Namun, ada satu syarat."

Hermione mengerjap. "Apa itu?"

Draco tersenyum menggoda, "Panggil aku Draco."

Semburat merah muda sekilas terlihat di kedua pipi Hermione. Gadis itu masih memperhitungkan pikirannya.

"Dra ... co?"

Draco mengangguk, lalu mengambil kedua tangan Hermione.

"Hermione," Draco membuka kata-kata. Sang gadis Gryffindor ini sempat terlonjak, sebab pria Slytherin yang dikenal angkuh itu menyebut nama depannya dengan amat lancar bagai sudah terbiasa menyebutnya.

"Hermione, kamu bukan dirinya. Kamu berbeda dari To ... you-know-who. Tidak ada rasa sakit yang tak bisa disembuhkan. Aku yakin kamu bisa menghadapi dan mengobatinya."

Draco mengusap-usap telapak Hermione, ia tau bahwa gadis di depannya tengah kedinginan oleh rasa takut dan sesal.

"Maafkan aku kalau selama ini aku kasar. Aku sangat sadar bahwa aku menyebalkan. Tapi ... aku ingin menolongmu. Kita berteman, ya?"

Amortentia ☑️ | Dramione SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang