17

1.8K 197 27
                                    

Keseluruhan umat manusia dapat merasakan sedih, senang, marah, dan kuat. Tenanglah, itu kodrat.
🍻
(Keberadaan Tom)
.
.

IWA no Jami sedang ramai. Masyarakat muggle disana sedang gencar menonton gerhana bulan. Satu hal yang membuat Tom kesulitan beradaptasi adalah penduduk Jepang lebih ramah dan banyak bicara daripada orang-orang Inggris. Di sini, Tom lebih dikenal sebagai pribadi individualis yang memiliki aksen berbahasa Jepang aneh. Tentu saja, Bodoh! Selama ini Tom kan berbicara bahasa Inggris dengan aksen British yang kental.

Ya. Sejak insiden di Malfoy Manor, Tom melarikan diri jauh dari United Kingdom. Dia melanglang menuju Indonesia namun ternyata Tom sangat kehausan ilmu. Negara multikultural itu sangat disayangkan karena tidak memiliki sekolah sihir.

Tom akhirnya mencari informasi dan menemukan sebuah universitas sihir kecil di Jepang--Mahoutokoro Magic Institute. Sebagai orang jenius, tentu mudah bagi Tom menyerap ilmu dan bahasa di kampus barunya. Ia tetap menjadi idola bagi mahasiswa di sana, apalagi ia dijadikan asisten sensei. Perempuan Asia sungguh cantik, hanya saja tidak ada yang menarik perhatian Tom.

Ia teringat keputusannya meninggalkan Hermione. Hubungan asmara yang berakhir tidak membuat efek tertentu pada Tom. Hatinya dingin dan kelabu. Mungkin dia tak akan pernah bisa 'mencintai'. Ingat? Dia telah membunuh Narcissa Malfoy--ibu tirinya.

Tom menghela napas, berjalan diantara Muggle di Jepang Selatan. Kadang ia membenci perubahan perasaannya setiap kali mengingat Narcissa. Iapun ber-apparate di pinggiran Fuji. Menghadap danau yang gulita beserta pohon Sakura rindang yang terlihat pink samar.

Tom memainkan tongkat putih tulangnya.

"Ck, bodoh. Kau lidi yang membunuh banyak orang eh!" rutuknya lebih pada diri sendiri.

Tom meneliti setiap inchi tongkatnya lalu rasa depresi mendorongnya untuk memotong tongkat putih tulang tersebut.

"Eh, jangan jangan!!!"

Kalau saja Tom tidak dalam keadaan seimbang, pastilah ia akan tercebur ke danau saking terkejutnya. Pria itu menoleh lalu mendecak sebal.

"Kau lagi, kau lagi. Sehari saja kau tidak muncul di depan hidungku pastilah surga dunia buatku," omelnya.

Perempuan tinggi dan perawakan bagai model namun bodoh luar biasa itu tak tersinggung, ia malah duduk di samping Tom.

"Kalau tongkatmu tak berguna, mending buat aku saja! Siapa tau aku bisa sejenius kamu."

"Tidak akan bisa. Kau terlalu bodoh."

"Kau ini parah! Kau kan asisten sensei, tidak bisa mengatakan muridmu bodoh!"

Tom hanya diam. Telinganya sudah gatal.

"Tom, aku mengikutimu terus karena hanya kita berdua yang orang Inggris. Sejak ibuku meninggal, aku sendirian di Jepang. Aku agak tersisih karena belum bisa membaca huruf keriting ...."

"Namanya Kanji dan Katakana."

"...dan tidak bisa bahasa Jepang ..."

"Belum."

Gadis mengerjap. "Hah? Apa?"

"Katakan 'tidak' dengan 'belum', Bodoh."

Amortentia ☑️ | Dramione SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang