PROLOG

6.7K 324 77
                                    

Tak banyak lalu lalang kendaraan yang melintas pada pukul sepuluh malam seperti sekarang, apalagi jalanan yang keduanya lewati hanyalah jalan kecil. Beberapa lampu berdiri terjejer di sepanjang pinggiran jalan dengan cahaya samar-samar yang hanya mampu menyinari cakupan kecil.

Wanita itu menatap dalam-dalam jemarinya yang berada dalam genggaman lembut sang suami. Tersenyum kecil, ia tak mampu menyembunyikan rasa senang yang membuncah dalam dada. Meski sudah belasan tahun mereka menikah, tetap saja jantungnya berdegup kencang ketika keduanya melakukan hal-hal yang manis.

"Kenapa?" tanya laki-laki itu.

Ia spontan menggeleng. "Nggak."

"Kamu manis banget, deh."

Ia mengaduh tatkala pipinya ditarik. "Sakit."

Laki-laki itu tersenyum. "Kamu kelihatan cantik banget, Sayang." Kalimat itu mendapat respon cubitan dari istrinya. Tersenyum kecil, ia berkata, "Udah tujuh belas tahun nggak sih kita saling kenal?" tanyanya pelan.

Wanita itu mengangguk. "Lama ya ternyata." Ia berkata pelan. Terdiam sejenak, pikirannya terlempar jauh ke belakang, tentang manis-pahit kisah mereka yang telah dilalui. "Tentang orang tua kamu .... "

"Jangan bahas itu." Kalimat itu langsung terlontar.

Wanita itu baru akan membalas ucapan suaminya ketika mendengar suara derum mobil dari arah belakang. Entah mengapa, perasaannya mendadak tidak nyaman. Menoleh, didapatinya sebuah mobil tengah mendekat ke arah mereka.

***

Tarik-ulur terus, ya. Hehe, maaf. Jadi, aku bakal usahain update tiap malam kalo ada waktu. Terus simpan di perpustakaan, ya.

ELFA

IF I HAD MAGIC[1]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang