Menunggu Kamu

2.7K 425 28
                                    

karena kita tidak tahu
bagaimana di masa depan

————

Siang ini di bawah teriknya mentari terdapat beberapa siswa yang sedang berlatih untuk pengibaran bendera pada 17 Agustus nanti.

Kai yang di tugaskan untuk melatih para siswa pun kini tengah menata barisan. Dan jangan lupakan wajah garangnya yang membuat para siswa ketakutan.

Siapa yang tidak kenal dengan Kai, anggota Paskibra paling dingin dan terkenal paling galak. Namun sebenarnya dia sangatlah lembut apalagi terhadap perempuan.

Banyak para gadis terpikat olehnya, sayang dia hanya setia kepada satu perempuan —Krystal— kekasihnya selama tiga tahun ini. Gadis itu adalah cinta sekaligus pacar pertama Kai.

Pelatihan pengibaran bendera pun telah usai, kini para siswa di perbolehkan untuk kembali ke rumah. Dan kini Kai tengah berjalan menuju tempat parkir, disana kekasihnya sudah menunggu untuk di antarkan pulang.

Memang begitu setiap harinya, Krystal selalu menunggu Kai yang tengah melatih adik kelasnya untuk pengibaran bendera. Sebenarnya Kai sudah melarang, tapi gadis itu masih ngotot untuk menunggu kekasihnya sampai selesai.

"Bosen nungguin?" tanya Kai.

Gadis itu menggeleng lalu tersenyum tipis, "Capek teriak-teriak?" ujar Krystal sambil menyodorkan air mineral kepada Kai.

Lelaki itu tersenyum sambil mengambil air mineral yang di berikan Krystal.

"Mau langsung pulang apa makan dulu?" gadis itu bertanya.

"Makan dulu deh, laper banget soalnya."

Tepat pukul lima sore mereka meninggalkan parkiran motor, menuju tempat makan langganan mereka selama berpacaran.

Sampai disana Kai bertugas mencarikan tempat duduk dan Krystal bertugas memesan makanan. Sejujurnya mereka sudah lama tidak makan berdua seperti ini setelah mereka memasuki bangku kelas 12.

Kai menatap Krystal sambil tersenyum, "Aku kangen." hal itu langsung di balas jitakan ringan oleh Krystal.

"Norak, setiap hari kita pulang bareng." Kai terkekeh geli melihat kekasihnya yang nampak kesal.

"Tal,"

"Ya?"

"Aku mau ngelanjutin ke Akmil." ujar Kai dengan nada samar.

Gadis itu mendongak menatap kekasihnya, "Terus?"

"Aku takut."

"Kenapa?"

"Banyak dari temanku yang bersekolah disana langsung putus dari pacarnya."

Gadis itu mendengus pelan, "Ya terus?" sebenarnya dia sudah tahu kemana arah pembicaraan Kai.

"Kalau kita berakhir gimana?"

"Ya," gadis itu memberikan jeda pada kalimatnya berusaha menenangkan diri, "Gak papa."

"Tapi aku gak mau kita berakhir."

"Kai, kalau kita berakhir demi cita-cita kamu aku gak papa. Yang penting kamu bisa masuk Akmil." Krystal sebenarnya sudah tahu, hari ini pasti akan terjadi, hari dimana dia dan Kai berakhir.

"Tapi," Krystal dengan cepat menyentuh punggung tangan Kai. Gadis itu tersenyum sambil berkata, "Kai, kalau itu memang keinginan kamu, kejar, sampai dapat. Aku gak papa."

"Terus kita? Berakhir gini aja?" Tanya Kai yang sebenarnya masih berat untuk berpisah dari Krystal.

"Kai, kalau itu buat karir kamu menjadi lebih baik, aku gak papa kok."

Kai terdiam, dia masih ragu, takut, gelisah. Namun Akmil adalah cita-citanya sejak kecil dan dia tidak boleh egois.

"Tal, kamu mau janji bakal nungguin aku sampai jadi TNI, janji bakal nungguin aku melamar kamu di rumah orang tuamu?"

"Kai," gadis itu diam sejenak, menarik napas panjang, "aku gak bisa janji kalau soal itu." Kai mengerutkan keningnya.

"Kenapa?"

"Karena, setiap manusia itu punya rasa jenuh Kai, dan aku juga manusia biasa, terlebih saat kita berjauhan tanpa alat komunikasi sama sekali, mungkin ada waktu dimana kita bosan dan mulai saling mencari pengganti,"

Lelaki itu masih senantiasa menatapnya, "Kai, kalau kita berjodoh pasti ada jalan untuk kita bertemu kembali." ujar Krystal dengan mata berkaca-kaca.

Kai dengan lembut menghapus air mata Krystal yang hampir membasahi pipinya, "Tapi kalau kita gak berjodoh, ingat ya, aku pernah mengisi hatimu selama 3 tahun di bangku SMA."

Krystal maupun Kai sama-sama berat untuk saling melepaskan, namun mereka tidak boleh egois cita-cita adalah hal yang terpenting sekarang.

"Tapi, di hari sebelum aku berangkat ke Akmil, aku masih bolehkan anter-jemput kamu?" Tanya Kai yang mendapat anggukan dari Krystal.

"Kamu jadi masuk kedokteran UI?"

"Jadi."

Kai mengelus surai hitam Krystal dengan lembut, "Jangan lupain aku ya Tal." gadis itu hanya mengangguk tidak mampu membalas dengan perkataan. Hubungan yang mereka mulai tiga tahun yang lalu harus berakhir demi kepentingan masing-masing.

Mungkin Kai dan Krystal tersenyum keesokan harinya, namun tidak ada yang pernah tahu bahwa hati mereka sedang menangis. Dan kini tugas mereka hanya belajar dan menunggu satu sama lain, siapa tahu takdir berpihak kepada mereka.

————

huhuhu ini bikin baper gak sih?

RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang