Syudah 3/4
***
Saking mengantuknya aku sampai tertidur di sepanjang jalan.
Aileen menepuk pipiku pelan.
"Fel, udah sampai ini" ucap Aileen
"hnngg??" aku membuka mataku dan terlihat cahaya remang-remang memasuki pengelihatanku
"ayo turun Fel, atau mau gue gendong?" tanya Aileen saat melihatku masih setengah sadar
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutku.
Tanpa babibu Aileen keluar dari kursi pengemudinya dan bergerak ke pintu samping kursiku.
Aileen membuka pintuku dan menggendongku ala bridal style.
Bang, eneng terkejoed :(
"Aileen, lo ngapain sih, udah turunin gue, gue udah melek nih" rengekku sembari membesarkan mataku yang justru terlihat kekanakan dimata Aileen.
Aileen menurunkanku di kursi meja makan.
Kok kayak De Ja Vu ?
Aku berusaha menconnected otakku.
And setelah 5 menit.
Akhirnya success, aku mengingat semuanya.
Ini tempat dimana aku mengalami patah hati pertama dan mengenal Galen.
Ya, ini di restoran yang dulu untuk membujukku membantu Aileen menembak Mona.
Semua kejadian yang sudah 99% mulai terlupakan kini menjadi 100% teringat kembali :( kampret.
Satu tetesan air mataku sudah jatuh. Diikuti anak-anaknya (?) :v
Bagaimana bisa Aileen mengajakku kemari?
***
Rasanya udah move on 99% trus disapa doi lagi itu menjadi sia-sia. 100% menjadi gagal move on lagi itu kayak nahan boker susah-susah setelah dapet toilet cuma keluar angin doang :(Kamvret yakan? :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔-revisi
Short Story•complete• -ON REVISI- Saat doi bilang, ❝Janji ya, bantuin gue nembak dia❞ -dan saat hubungan hanya sebatas pertemanan memutuskan semua harapan-;friendzone.