***Disuruh bantuin nembak aja aku ogah apalagi bantu ngelamar orang lain selain aku dan di depanku itu nggak bakal terjadi :(
Emang Aileen nggak punya hati. Tega banget.
Di hati cuma tinggal petir yang menyambar-nyambar.
Aku ingin melepas genggaman tangan Aileen dan keluar berharap bertemu Galen lagi.
Walau itu nggak mungkin tapi bolehkan aku sedikit berharap? Karena harapanku lebih indah dari kenyataan.
Nihil, kakiku lemas, kaku. Serasa seluruh tubuhku tidak bisa kukendalikan.
Aku memang lemah.
Kalian boleh mengataiku lemah, tapi jangan pernah meremehkan soal fake smile dan keceriaanku yang penuh kepalsuan.
Bahkan mungkin aktingku sudah melebihi artis-artis pemain film hollywood.
"bantuin gue Fel" ucap Aileen
"nggak len" jawabku lirih
"gue cuma bisa minta sama lo Fel, please" pinta Aileen lagi
"UDAH GUE BILANG GUE NGGAK MAU ADI!" bentakku yang membuat seisi restoran memusatkan pandangannya ke arahku
Aileen kaget saat aku mengucap 'Adi' bukanlah nama 'Aileen' yang selalu menjadi keistimewaanku.
Aku memang sudah emosi. Lelah. Kecewa.
Merasa menyesal memberi Aileen sebuah kesempatan untuk dekat denganku lagi.
Padahal dia tidak akan berubah. Tetap sama. Menjadi Aileen yang egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔-revisi
Short Story•complete• -ON REVISI- Saat doi bilang, ❝Janji ya, bantuin gue nembak dia❞ -dan saat hubungan hanya sebatas pertemanan memutuskan semua harapan-;friendzone.