04.

5.5K 489 19
                                    


☁☁☁

.
.
.

Happy Reading...

Gun menuruni tangga dengan sedikit tergesa. Matanya terlihat berkaca-kaca.
'Tidak tidak, aku tidak boleh menangis lagi' ucapnya dalam hati.

Pemuda mungil itu bahkan tidak mempedulikan keselamatannya ketika berjalan cepat menuruni tangga. Yang diinginkannya saat ini hanyalah segera pulang dan menenangkan fikirannya. Gun bahkan lupa kalau kondisinya saat ini sedang sakit, tapi baginya rasa sakit fisiknya tidaklah seberapa dibanding rasa sakit hatinya saat ini. Ketika akan mencapai anak tangga terakhir, tiba-tiba kepalanya terasa pening dan seketika tubuhnya langsung oleng.

"N'GUUNN/GUUNN!!" Hampir saja dirinya terjatuh jika tidak ada seseorang yang dengan sigap menangkap tubuhnya.

Oab yang kebetulan saat itu sedang lewat dibuat terkejut ketika melihat Gun yang terlihat kehilangan keseimbangan, secara reflex dirinya berteriak dan langsung berlari untuk menghentikan kejadian yang pasti akan membuat pemuda mungil itu memasuki rumah sakit.

Di waktu yang bersamaan, Off yang juga tadi sempat ikut berteriak kini segera berlari menghampiri keduanya dengan kekhawatiran yang tergambar jelas diwajahnya.

Yang terakhir Gun lihat sebelum kegelapan menguasainya adalah wajah Off yang terlihat panik. Setelah itu dirinya langsung tak sadarkan diri.

"Gun!! Gun!!" Oab menepuk-nepuk pipi Gun pelan berusaha menyadarkan pemuda mungil itu.

"Sepertinya dia pingsan phi, suhu badannya juga terasa panas. Aku akan membawanya kerumah sakit." Oab bersiap mengangkat tubuh pemuda dipelukannya. Namun gerakannya langsung terhenti ketika pundaknya ditepuk pelan oleh Off yang sedari tadi hanya diam.

"Tidak usah, biar aku saja yang membawanya ke apartemen miliknya. Setahuku anak ini tidak terlalu menyukai rumah sakit. Lagipula bukankah kau masih ada pekerjaan?" Off berbicara sambil mengambil alih Gun yang berada dipelukkan Oab dan menggendongnya ala bridal style (bener gak tuh tulisannya :v)

"Kau yakin tidak ingin membawanya ke rumah sakit saja phi?" Tanyanya memastikan. Off hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan." Akhirnya Oab pun mengalah dan membiarkan Off membawa Gun pergi dari hadapannya.

☁☁☁

Gun Pov

Aku membuka mataku perlahan. Aku meraba keningku ketika merasakan sesuatu menempel di sana,itu handuk kecil.
Berusaha memfokuskan pandangan, itulah yang kulakukan saat ini. Aku melihat ke sekeliling ruangan yang sepertinya tidak asing.

"Uhh.." Dengan perlahan aku mendudukkan tubuhku yang masih terasa sedikit lemas. Tangan kananku terasa berat, aku menundukkan pandanganku dan melihat tanganku sedang digenggam oleh.

"Kau sudah sadar Gun?" Aku tersentak kaget dan langsung menolehkan wajahku kesamping mendengar suara yang tidak asing. Akibatnya rasa pusing langsung mendera kepalaku.

"Aww..." Aku langsung memegangi kepalaku yang terasa pening.

"Hei pelan-pelan saja, kenapa kau begitu terkejut mendengar suaraku?" Ungkap Papii dengan nada datar. Dia langsung melepaskan genggaman tangannya dengan tanganku lalu mengambil handuk kecil di tanganku dan menaruhnya di baskom yang terletak dimeja samping tempat tidur.

Secret love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang