12.

4.3K 338 18
                                    

☁☁☁

.
.
.

Happy Reading...

Pagi ini Gun terlihat sedang menyibukkan dirinya didapur untuk membuat sarapan. Pemuda mungil itu tampak bersenandung kecil sembari menyiapkan makanan. Karena dirinya tidak terlalu pandai memasak, jadi Gun hanya membuat menu sederhana yaitu dua porsi sandwich isi dan dua gelas susu hangat.
Setelah selesai menyiapkan sarapan Gun bergegas menuju kamar untuk membangunkan seseorang yang masih terlelap dikamarnya.

Gun membuka pintu kamar dan berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden. Membuat seseorang yang tengah tertidur diranjangnya itu merasa terganggu akan sinar matahari yang mengenai wajahnya.

"Nghh... silau"

Gun mendekati Off yang kini kembali bergelung dibalik selimut sembari memeluk boneka wortel kesayangannya itu. Gun kemudian menggoyangkan tubuh pemuda yang dicintainya itu dengan perlahan.
"Papii, bangun." Namun Off tidak bergeming sama sekali.

"Lima menit lagi Gun..." Gumam Off pelan.

"Aku sudah menyiapkan sarapan, ayo cepat bangun."

Hening

Off masih asik bergelung dengan selimutnya membuat Gun berdecak kesal.
"Bangun atau aku bakar semua boneka kesayanganmu itu." Ancam Gun kemudian.

Off langsung membuka matanya begitu mendengar ancaman dari kekasih mungilnya. Pemuda itu kemudian terkekeh pelan ketika mendapati Gun yang kini sedang menatapnya kesal. Off segera menarik lelaki mungil itu ke dalam pelukannya dan mendapat protesan dari yang bersangkutan.

"Kau ingin membunuh anak kita hm?"

"Ishh anak apa, cepat bangun Papii..."

Off kembali terkekeh melihat rona merah dikedua pipi Gun.
"Berikan aku energi dulu sayang," lirih Off tepat ditelinga Gun dengan suara yang serak khas orang bangun tidur.

Gun merinding merasakan nafas Off ditelinganya. Tapi kemudian pemuda berlesung pipi itu memasang senyum miring. Gun naik keatas tubuh Off dan menatap kekasihnya itu dengan tatapan yang menggoda.

"Apa yang Papii inginkan?" ucap Gun dengan suara yang mendayu sembari memutari dada Off dengan jari telunjuknya. Gerakannya benar-benar dibuat sesensual mungkin.

Off bersmirk ria ketika menyadari bahwa Gun kini tengah menggodanya. Kekasih mungilnya itu memang pandai sekali membuat dirinya tergoda.
Off kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam kaos Gun dan mengusap pinggang lelaki mungil itu perlahan membuat si empunya berjengit geli.

Gun yang tadinya hanya ingin menggoda Off tiba-tiba saja merasakan bahaya sedang mengincarnya. Ia kemudian berusaha bangun dari atas tubuh kekasihnya, namun apa daya Off malah menahan pinggangnya membuat dirinya tidak bisa berkutik lagi. Apa lagi melihat tatapan lapar yang Off berikan padanya.

Off mendekatkan wajahnya ke leher Gun dan menghirup aroma kekasihnya pelan. Aroma yang selalu dirindukannya ketika ia berada jauh dari lelaki mungilnya.

"Papii..."

"Hmm..."

"Lepaskan Gun"

"Tidak akan." Jawab Off sembari mengeratkan pelukannya. Bahkan kalau bisa dirinya tidak ingin melepaskan pelukkan itu barang sejenak.

"Kita akan terlambat"

"Biarkan saja, mereka pasti mengerti,"

"Papii~~" rengek Gun lagi kini mulai kesal.

Secret love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang