10.

4K 381 30
                                    

☁️☁️☁️

.
.
.

Happy Reading...

Gun masih menunggu didalam mobil. Lelaki mungil itu menggigiti jari telunjuknya, kebiasaan baru yang dilakukannya ketika ia merasa gugup atau gelisah. Matanya tidak bisa berhenti memperhatikan sekitar dengan cemas.

'Kenapa p'Tay lama sekali'

CKLEK

BLAM

Gun yang sudah bersiap mengangkat tangannya untuk membuka pintu mobil segera mengurungkan niatnya begitu mendengar suara pintu samping kemudi dibuka dan ditutup. Ia segera membalikkan badannya.
"Kenapa kau lama sekali phi, ak-" ucapan Gun langsung terhenti begitu ia menolehkan wajahnya yang didapatinya bukanlah Tay melainkan Off. Gun memicingkan matanya dan menatap Off dengan tatapan tak sukanya.
"Apa yang sedang kau lakukan disini? dimana p'Tay?" Tanyanya sembari mencari-cari keberadaan Tay yang mungkin berada di luar mobil. Namun nihil, Gun tidak menemukan pemuda itu. Gun kembali menatap Off yang sedari tadi hanya diam.

"Kenapa kau diam saja phi? kutanya dimana p'Tay? kau tidak melakukan sesuatu yang buruk padanya kan?"

Off meremat kemudi dengan sedikit kencang mendengar ucapan Gun. Sebegitu buruknyakah kini dirinya dimata lelaki mungil itu.
"Dia ada urusan dengan temannya, jadi aku yang akan mengantarkanmu pulang." Jawab Off singkat.

Gun tidak langsung percaya dengan ucapan Off. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan segera menghubungi Tay. Tak lama kemudian telepon pun tersambung.

"Halo phi..."

"..."

"Kau dimana?"

"..."

"Begitu... tidak apa-apa phi aku mengerti," Gun berusaha sebisa mungkin menahan kekecewaannya. Entah atas dasar apa dirinya kini merasa kecewa. Gun juga tidak mengerti.

"..."

"Lalu lukamu bagaimana phi?"

"..."

Gun terdiam sesaat mendengarkan penjelasan Tay disebrang sana. Ia menggigit bibir bawahnya sembari melirik Off dari sudut matanya. Namun akhirnya Gun menghela nafasnya. "Baiklah..."

"..."

"Eum, aku akan menghubungimu jika sudah sampai nanti, jangan lupa obati lukamu phi." Setelah sambungan terputus Gun segera memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.

"Sudah percaya." Sarkas Off sambil melirik Gun sedikit kesal. Jujur saja hatinya sedikit panas mendengar pemuda mungil itu begitu mengkhawatirkan sahabatnya. "Bisa kita jalan sekarang?" Tidak ada jawaban. Gun hanya diam sambil menatap keluar jendela, meskipun pemandangan yang terlihat hanyalah deretan mobil yang sedang terparkir.

Off berdecih pelan sebelum akhirnya pemuda itu menghidupkan mobil milik sahabatnya dan membawanya keluar dari area basemant.

.
.
.
.

-At Club Malam-

Oab terus melirikkan matanya kearah Tay yang sedari tadi hanya diam sembari sesekali meminum birnya. Tadi sewaktu dirinya datang menjemput, pemuda itu langsung memasuki mobilnya begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Bahkan sampai mereka berada diclub tempat biasa keduanya nongkrong bersama, Tay tetap diam. Membuat ia merasa bingung plus heran sendiri.

Secret love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang