"Ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan?"
Pertanyaan serius itu berhasil membuat Jungkook termenung sejenak. Pasalnya, ia adalah manusia yang jarang terlihat dalam lingkungan megah ini.
Jikalau ia datang, itu pun pasti hasil bujukan dari Seokjin yang terus memohon akan kehadirannya.
Ia tidak mungkin menjawab kalau dirinya datang ke Blue House karena ia tahu Yiseul akan datang, walaupun memang itu maksud dari kedatangannya.
Jungkook tidak bisa tenang sejak kemarin, terus terbayang-bayang tentang apa yang akan terjadi antara Yiseul dan Seokjin. Apa itu tentang pekerjaan? Apa itu tentang hal pribadi? Ini jelas membuat Jungkook menggila.
Lantas dengan senatural mungkin, Jungkook mencoba menjawab, "Tidak, aku hanya mampir saja kemari. Apa kau keberatan?"
Jarak antara keduanya pecah saat Seokjin merangkul Jungkook untuk mengusir kecanggungan mereka. "Tentu saja tidak, adikku sayang!"
"Justru aku sangat senang kau telah berinisiatif untuk datang kemari tanpa kupinta lagi," ucapnya sembari memanjatkan syukur dalam hatinya.
Walaupun sedikit kurang nyaman, Jungkook mencoba untuk tetap diam tanpa melepas rangkulan Seokjin. "Sepertinya pembicaraan kalian sangat serius, aku merasa bersalah karena sudah menganggu waktu kalian."
Seokjin terdiam sejenak sebelum akhirnya melepaskan tangannya yang melingkar pada leher Jungkook. "Ah, itu bukan apa-apa."
"Aku hanya memintanya untuk mengisi kembali acara nanti seperti biasanya. Dia penyanyi yang hebat, sepertinya aku akan mengontraknya untuk waktu yang cukup lama," jawabnya sesantai mungkin.
Tanpa disaring kembali, tiba-tiba saja mulut Jungkook mengeluarkan pertanyaan spontan. "Apa kau menyukainya, hyung?"
Walaupun Jungkook terlihat serius bertanya, Seokjin tidak bisa menahan diri untuk tertawa keras sampai-sampai ia menampar pelan pundak lelaki di sampingnya.
"Hey, Kim Jungkook. Jika aku tidak menyukainya, aku tidak mungkin menyewanya untuk acara penting. Kau sendiri mengakui kau menyukainya."
Seakan belum yakin sepenuhnya, Jungkook kembali melempar pertanyaan lainnya. "Kau tidak sengaja mengundangnya ke dalam acara karena aku berkata seperti itu, bukan?"
Seketika Seokjin membungkan mulutnya yang terbuka lebar karena kalimat yang diberikan Jungkook. "Wow, benar juga. Kenapa aku tidak berpikir seperti itu sebelumnya?"
"Kalau begitu, kau akan terus datang ke dalam acara nanti, kan?" tawar lelaki itu kemudian.
Agar tidak terlihat terlalu kentara, Jungkook mencoba untuk tidak langsung mengiyakan pernyataannya. "Entahlah. Masih banyak hal lain yang menunggu untuk kukerjakan. Bagiku, acara itu tetap membosankan walau kau telah mengundang penyanyi bahkan sirkus besar sekalipun."
Dengan pasrah, Seokjin menepuk dan menaruh tangannya pada bahu Jungkook. "Ayolah, Jung. Acara itu akan semakin membosankan tanpamu."
"Ngomong-ngomong, memangnya pekerjaan apa yang kau lakukan selama ini hingga kau tampak tak mempunyai waktu luang?" tanyanya penuh rasa penasaran.
Selama ini, Jungkook hanya mengatakan bahwa ia bekerja, namun lelaki itu bahkan tak pernah mengatakan apa pekerjaannya.
"Pekerjaanku?" Jungkook berpikir keras sejenak sebelum menjawab dengan hati-hati, "Bukan pekerjaan mewah, namun yang jelas aku melakukan apa yang kusukai. Sesuatu yang bebas tanpa aturan, kedua hal yang menyenangkan."
Sebelum pembahasannya lebih dalam, Jungkook segera mengalihkan pertanyaannya. "Dia baik-baik saja, kan?"
Kini wajah Seokjin tampak bingung, namun belum lima detik, ia kembali serius sambil menganggukan kepalanya dengan tegas usai akhirnya memahami siapa yang Jungkook maksud "Ah, ya. Untuk saat ini dia baik-baik saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/151326561-288-k490668.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Backwards
FanficJungkook dan Seokjin adalah anak presiden Korea Selatan yang pertama. Meski begitu, kehidupan dua bersaudara itu bertolak belakang. Hanya satu hal yang menghubungkan mereka; wanita penghibur para pejabat, Ahn Yiseul. ❝They said we shouldn't look bac...