7 - Siapa Itu

340 26 3
                                    

Selesai mengikuti kegiatan PLSSB hari ke-2, Eliza merasa sangat lelah. Dia ingin segera pulang ke rumah, dan merebahkan tubuh di ranjang empuknya. Ia merasa sudah banyak kejadian yang terjadi hari ini.

"Eh, Liz. Ke kantin dulu yuk, laper nih. Seharian ini kita olahraga mulu," ajak Nia.

Eliza pun menyetujuinya. Dia merasa seharian ini mereka memang di sibukkan dengan hampir seluruh kegiatan olahraga. Mulai dari basket, sepak bola hingga bola voli.

Mereka pun menuju ke kantin untuk mengisi perut. Nia dan Eliza segera memesan dua mangkok bakso dan jus mangga.

Saat sedang menunggu pesanan. Mata Nia tersorot pada dua orang yang berada di depannya.

"Itu bukannya Kak Bryan dan Kak Gladis ya," kata Nia.

"Eh.. mana?" jawab Eliza.

Eliza pun melihat arah yang ditunjuk Nia. Kelihatan Bryan dan Gladis yang sedang duduk berdua, sambil berhadapan. Bryan yang duduk membelakangi pandangan Eliza, sedangkan Gladis di depannya sedang meminum jus.

Gladis dengan kebiasaannya yang bersikap dingin kepada setiap orang. Kali ini menunjukkan respon yang berbeda saat bersama Bryan. Eliza menduga kalau memang benar mereka berdua adalah pasangan.

Namun pandangan Eliza menyipit. Dia melihat ada orang lain diantara mereka. Sekejap Eliza tersentak dengan apa yang dia lihat. Dia melihat sosok lain duduk di samping Gladis.

Sosok laki-laki bertampang pucat, dengan menggunakan seragam sekolah yang sama dengan sekolah yang mereka pakai.

Sosok itu terlihat muram, dia hanya memandang Gladis dengan sedih. Dia berusaha menyentuh tangan Gladis namun tak bisa. Sosok itu menatap tajam dengan penuh amarah ke arah Bryan. Dia mengeram marah dengan menggenggam erat kedua tangannya.

Seketika padangan sosok itu berubah arah menatap Eliza. Mata Eliza berbelalak kaget mengetahui dirinya ketahuan sedang memantau gerak gerik hantu itu.

Eliza berusaha menghindari pandangannya, seolah tidak menyadari keberadaan hantu tersebut yang sudah menaruh curiga padanya.

"Liz.. lo kenapa? Kok tenggang gitu," tanya Nia penasaran.

Eliza hanya menatap Nia dengan tatapan tidak biasa. Nia yang melihat Eliza tidak mampu membalas kata-katanya pun mulai mengerti. Dia tahu bahwa Eliza sudah melihat sosok lain ada di sini.

"Lo harus berusaha tetap tenang oke," bisik Nia.

Eliza hanya mengangguk mengerti. Walaupun sudah terbiasa dihampiri hantu dari kecil, tetap saja Eliza tidak bisa membuang rasa takutnya begitu saja saat bertemu hantu.

Bakso pesanan Nia dan Eliza pun sampai di meja mereka bersamaan dengan jus yang dipesan. Eliza pun berusaha tenang dan menyantap makanannya.

Sesekali dia melirik ke arah sosok itu. Namun sekali lagi, sosok itu masih melihat Eliza. Mata mereka bertemu, namun Eliza dengan cepat mengalihkan lagi pandangannya kearah lain.

"Sekarang dia dimana?" tanya Nia.

"Dia duduk di samping kak Gladis," jawab Eliza.

"Cowok apa cewek? Apa dia mau melukai kak Gladis?"

"Cowok. Enggak kok, dia kelihatan sedih pas natap kak Gladis. Tapi, tatapan hantu itu berubah dan penuh amarah pas ngeliat kak Bryan," jelas Eliza.

Nia mengerutkan dahinya. Dia penasaran siapakah hantu yang ada di samping Gladis.

Sosok yang dari tadi merasa curiga terhadap Eliza mulai bangkit berdiri. Dia berjalan menghampiri meja tempat Eliza dan Nia sedang makan.

Eliza kaget melihat sosok itu mulai datang menghampirinya. Ia tetap berusaha tidak memperdulikannya.

IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang