6 - Kekacauan

348 32 0
                                    

"Hah? Jadi itu kak Alexa?" kata Eliza.

"Iya, itu orangnya. Kayaknya dia lagi ngebully orang deh," jawab Nia.

Eliza dan Nia melihat Alexa bersama gengnya. Mereka adalah Lala dan Reni.

Mereka bertiga terlihat seperti sedang memarahi salah satu peserta PLSSB.

Tampang peserta tersebut ketakutan, mukanya sudah di penuhi air mata. Ia hanya terduduk di lantai dan tidak berani menatap Alexa.

Alexa dengan tampang angkuh, dengan tubuh tinggi ideal, namun raut wajahnya mengisyaratkan kebencian.

"Lo sekarang sujut! Cium sepatu gue sebagai wujud minta maaf lo karena sudah ngotorin baju gue dengan jus lo itu!" bentak Alexa.

"T.. ta tapi kak. Saya benar-benar enggak sengaja. Sa.. saya juga sudah minta maaf ke kakak," jawab peserta tersebut gelagapan karena takut.

Alexa kemudian berjongkok. Secara tiba-tiba dia menjambak rambut peserta itu.

Terlihat raut muka peserta itu meringis kesakitan, mukanya sudah memerah, matanya membengkak akibat menangis.

"Lo berani ngebantah gue? berani?!" ancam Alexa sambil memperkuat jambakannya pada rambut peserta tersebut.

Sebuah tamparan siap melayang menuju peserta tersebut. Namun sekejap, tangan Alexa ditahan.

Oleh Eliza.

Nia hanya melongo tidak percaya apa yang sudah dilakukan oleh sahabatnya itu.

Eliza pun terdiam sejenak. Dia tidak tahu kenapa tiba-tiba ia spontan ingin menghentikan Alexa saat ingin menampar peserta tersebut.

Mata Alexa menatap tajam ke Eliza. Dia menunjukkan raut wajah tidak bersahabat.

Ia menghempaskan tangannya yang di tahan Eliza. Lalu berdiri menghadap tepat didepan muka Eliza.

"Lo siapa? mau ikut campur? Mau jadi pahlawan?" kata Alexa.

"Maaf ya kak. Bukan maksud saya buat ikut campur, tapi apa kakak tidak malu sebagai senior malah membully adik kelasnya sendiri di depan umum? Harusnya sebagai senior, kakak bisa nunjukin perilaku yang pantas!" bantah Eliza.

Alexa tertawa dan tersenyum licik.

"Oh waw! Lo masih tingkat satu aja belagu ya, bangga nyeramahin gue?!"
teriak Alexa.

"Udah, lo kasih pelajaran aja ke bocah baru itu. Xa," ujar Lala salah satu gengnya.

"Betul. Biar tau rasa," sambung Reni.

Tanganya hendak memukul Eliza, namun ada tangan lain yang menahan.

Eliza menoleh di sampingnya, sudah ada Gideon yang menahan tangan Alexa. Di belakang Gideon juga sudah berdiri Leo dan Nico.

"Cukup Alexa! Lo apa-apaan sih," kata Gideon dengan raut muka tidak senang.

Alexa yang melihat Gideon, segera mendekatinya dan memegang erat tangan Gideon yang berotot.

"Deon.. sayang. Lo liat nggak si, mereka tu nggak sopan banget. Wajar dong aku marah," jawab Alexa manja.

Eliza hanya menatap aneh ke Alexa. Raut wajah Alexa yang licik seketika berubah manja saat melihat Gideon.

Dia manggil apa tadi? Sayang? Ni cewek iblis pacaran sama cowok reseh ini? Batin Eliza.

"Nggak usah meggang-meggang gue. Perlakuan lo tadi kelewatan, Xa. Lo mau gue laporin ke BK?" ancam Gideon.

"Bukan salah gue kok, mereka yang salah! Gue kan cuman ngebela diri, ya nggak?" tanya Alexa pada rombongan gengnya.

Lala dan Reni mengangguk bersamaan.

IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang